18 Mei 2010

BUMI DAN LANGIT MENURUT ULAMA

Disampaikan dalam : Kajian Ilmiyah Malam Jum'ah Medio Juli 2009
Di Perum Arinda II Pondok Aren Tangerang Selatan
Pemateri : Ustadz Abdurrahman Ayyub


1.Bumi Dan Langit Adalah Bulat

Menurut kesepakatan ulama, menjelaskan bahwa bumi yang ditempati manusia ini bentuknya bulat. Peryataan ini dikeluarkan oleh para ulama jauh sebelum dinyatakan oleh para ilmuwan barat.

Imam Ibnu Hazm : “Pasal penjelasan tentang bumi itu bulat.Tidak ada satupun ulama kaum muslimin, semoga Allah meridhai mereka semua, yang mengingkari bahwa bumi itu bulat dan tidak dijumpai bantahan atau satu kalimatpun dari salah seorang dari mereka. Bahkan Al Qur’an dan sunnah telah memperkuat tentang bulatnya bumi” (al Fishal fil Milal wan Nihal 2/97)

Syaikul Islam Ibnu Taimiyah menukil Imam Abul Husain bin Ja’far bin Munadi : “Demikian juga para ulama sepakat bahwasanya bumi dengan segala gerakannya, baik di darat maupun dilaut adalah bulat.” (Majmu Fatawa:25/159)

Al Qur’an : Az Zumar:5 :’.. yukawwirul laylan na haari wa yukawwirun an Haara ‘alal layli” . “... Dia menutup malam atas siang dan menutup siang atas malam.”
Makna at Takwir ayat 5 tersebut diterjemahkan menutup, sedang pada surat at Takwir ayat 1 diartikan digulung yaitu “Idzasy syamsyu kuwwirat”


Sisi pengambilan dalil jelas, takwir berarti berputar, dari kata kuwwirat al ‘immaamatu yang berarti memutar/menggulung ikat kepala. Jika siang dan malam berputar maka sangat jelas bahwa bumi adalah bulat.



Demikian pula dengan langit adalah bulat. Imam Ibnu Katsir berkata : ”Imam Ubnu Ham, Ibnu Munadi dan Ibnu Jauzy telah menukil ijma’ ulama bahwa langit bulat” . (al Bidayah wan Nihayah 1/69)

Syaikul Islam Ibnu Taimiyah : “Telah kami jelaskan bahwa langit itu bulat menurut para ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in, bahkan tidak hanya satu orang ulama yang menyatakan bahwa langit bulat.” (Majmu’ Fatawa 25/195)
Qs Al Anbiyaa’:32 : “Dan kami jadikan langit sebagai atap yang terpelihara.” Yaitu keberadaan langit sebagai atap bumi, sedang bumi itu bulat maka langitpun bulat pula".

2.Langit Terdiri Dari 7 lapis

Menurut Qur’an dan as sunnah langit terdiri dari tujuh lapis serta tidak dapat ditembus kecuali olehapa yang dikehendaki Allah.
“ Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis”. (QS. Al Mulk:3)
“Tidak kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat” (QS. Nuh:15)
“Dan Kami bina diatas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh”. (QS. An Nabaa’:12)

Berkata Anas Bin Malik : “ Kemudian Jibril membawa naik rasulullah ke langit dunia, lalu jibril mengetuk salah satu pintunya.. Yang saya ingat bahwa Nabi Idris di langi tkedua, Harun dilangit keempat, seorang Nabi yang saya tidak hafal namanya di langit kelima, ibrahim dilangit keenam dan Musa di langit ketujuh. Maka Nabi Musa berkata,”Ya Allah, saya tidak menyangka kalau ada yang melebihi tempatku”. Kemudian rasulullah naik hingga tiba di sidratul mutaha. Kemudian rasulullah naik lagi hingga tiba di sdaratul muntaha dan Allah mendekat sehingga rasulullah dengan Allah sedekat anak panah atau malah lebih dekat lagi” (HR Bukhari no. 3570, 7517, Muslim 162-164)

Di langit ke tujuh saat rasulullah shallaluhu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan Musa alaihi salam terdapat surga ‘Illiyyin sebagaimana termaktud dalam tasfir Ibnu Katsir di dalam penjelasan ayat : “Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang berkati itu (tersimpan) dalam ‘Illiyin”. (Qs. Al Muthaffifiin : 18)

Dalam Hadist tentang isra’ mi’raj sangat jelas menerangkan bahwa langit itu ada fisiknya dan berlapis tujuh dan terdapat pintu yang dijaga oleh malaikat. Tidak ada yang bisa keluar atau masuk kecuali ada izin dan setelah dibukakan pintunya. “Dan dibukalah langit maka terdapatlah beberapa pintu “.(Qs. An Nabaa’:19)

Penjelasan mengenai warna biru yang dilihat oleh manusia ketika memandang ke langit dengan mata telanjang adalah langit dunia. Seperti itulah yang dipahami oleh para sahabat ketika memahami nash al Qur’an tentang adanya langit (Lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah 6/593. Miftah Darus Sa’adah oleh Imam Ibnu Qoyyim, Syarah lum’atu i’tiqod oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin).

3.Jarak Antar Langit

Jarak antara langit menurut atsar hadist yang sahih adalah 500 tahun.
“Antara langit dan langit setelahnya ada lima ratus tahun perjalanan dan jarak langit dengan bumi adalah 500 tahun perjalanan, antara langit ke tujuh dengan kursiy adalah 500 tahun perjalanan, antara kusrsiy dengan air adalah 500 tahun perjalanan, dan ‘Arsy yang ada diatas air dan Allah berada di atas ‘Arsy, tidak ada satupun amal perbuatan kalian yang tersamar atasNya.” (HR. Ad darimi dlm ar Radd ‘ala Jahmiyah h.26, Ubnu Khuzaimah dalam at Tauhid h.105, ath Tabrani dalam al Kabir h.8987. al baihaqi dalam Asma’ washifat h.401, dll)

Urutannya : Bumi, langit dunia, langit kedua, langit ketiga, langit ke empat, langit kelima, lanfgit keenam, langit ketujuh, kursiy, air dan ‘arsy tempat Allah Ta’ala bersemayam.

“Ar Rahman bersemayan diatas ‘asry . “ (Qs. Thaha:5)

Dibawah ‘arsy terdapat syurga yang paling tinggi tingkatannya yaitu syurga firdaus sebagaimana sabda rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassalam :
“Apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah syurga firdaus, karena itu adalah syurga yang paling tinggi dan diatasnya adalah ‘Arsy Allah Yang maha Pengasih”. (HR Bukhari no. 2790 dan 7423)

Posting : Rausanulqalbu.blogspot.com
Dinukil ulang oleh : Abu Nada Syifa'>

Tidak ada komentar: