16 Juni 2010

HATI, PENYAKIT DAN OBATNYA*)

1 MACAM-MACAM HATI :

a. Hati Yang Sehat : Selamat dari syahwat yang menselisihi perintah dan larangan Allah Ta’ala. Hati ini akan : selalu beriman kepada Allah dan hari akhir, hati yang bersaksi tiada tuhan yang berhak diibdahi kecuali Allah ta’ala, hati yang bersih dari syirik, hati yang selamat dari bid’ah dan teang diatas sunnah, hatinya orang mukmin.

b. Hati Yang Mati : hati yang tiada lagi kehidupan padanya. Hati ini akan : tidak mengenal Allah, berada diatas syahwat dan kelezatannnya, mengerjakan perkara yang dilarang Allah. Yang bergaul dengan pemilik hati ini adalah suatu penyakit, mendekatinya racun, dan duduk bersamanya adalah kebinasaan.


c. Hati Yang Sakit : hati yang padanya ada kehidupan sekaligus terdapat penyakit, kadang sadar dalam ketaatan kadang lalai. Hati yang demikian adalah hidup tetapi cacat. Hati yang demikian yang berbahaya karena saat meninggal dalam keadaan suul khatimah.

2 PINTU MASUK SYAITAN KE DALAM HATI :

a. Marah : karena hilangny akal;
b. Mengikuti hawa nafsu;
c. Hasad/dengki/iri hati;
d. Tamak
e. Berlebihan dalam makan;
f. Terburu-buru dan kurang teliti dalam segala perkara;
g. Bakhil/Kikir/Pelit;
h. Takut Miskin;
i. Fanatik pada mahzab tertentu, dendam dan memandang remeh pada sekutunya;
j. Suuzhan pada orang lain.

3 FITNAH HATI

a. Fitnah Syahwat : fitnah kepada keduniawian (harta, tahta, wanita, pujian, sanjungan) . Ini membuat rusak niat dan tujuan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala

b. Fitnah Syubhat : fitnah mengenai pemahaman, keyakinan, aliran, pemikiran yang menyimpang. Ini membuat rusak ilmu dan keyakinan dalam beribadah kepada Allah.

c. Hati yang terkena kedua fitnah itu : tidak dapat membedakan mana yanh ma’ruf mana yang munkar, menjadikan hawa nafsu sebagai sumber hukum lebih tinggi daripada aran rasulullah.

4 TANDA-TANDA HATI YANG SEHAT :

a. Senantiasa mengutamakan hal-hal yang bermanfaat;
b. Mengutamakan akhirat daripada dunia;
c. Bertaubat kepada Allah Ta’ala dan menggantungkan hidupnya hanya kepadaNya;
d. Selalu ingat kepada Allah ta’ala dan tidak bosan beribadah kepadaNya;
e. Bersedih bila terluput wirid. Jauh lebih berat daripada kehilangan harta benda;
f. Merasa rindu beribadah kepada Allah Ta’ala dan mengharap kepada Allah Ta’ala agar amalannya diterima;
g. Hilang kesedihan dan kesibukan dunia ketika mengerjakan shalat;
h. Satu tujuan, yaitu karena Allah Ta’ala;
i. Sangat bakhil dengan waktu agar tidak terlewat sia-sia;
j. Perhatiannya tertuju pada membersihkan amal, bahkan lebih pentingdaripada mengerjakan amal tersebut.

5 TANDA-TANDA HATI YANG SAKIT :

a. Tidak mengenal Allah, tidak mencintai, tidak merindukan perjumpaan dengan Allah, tidak mau kembali ke jalanNya, lebih suka mengikuti hawa nafsu ;
b. Tidak merasakan sakitnya hati dengan sebab luka-luka maksiyat yang dialkukan;
c. Tidak merasa sakit atau tersiksa dengan kebodohannya akan kebenaran, berbeda dengan hati yang sehat akan merasa sakit dan tersiksa dengan datangnya syubhat pada dirinya;
d. Hati yang sakit meninggalkan manakan yang bermanfaat dan memilih racun yang berbahaya;
e. Hati yang sakit cinta pada dunia, senang tinggal didunia, tidak merasa asing di dunia serta tidak merasa rindu pada akhirat;
f. Mencintai perbuatan maksiyat, mendapat kelezatan saat melakukan kemaksiyatan, merasa tenang setelah melakukannya,tidak menyukai ketaatan, dzikir kepada Allah Ta ‘ala dan amalan salih;
g. Membenci kebenaran dan hatinya merasa sempit dengannya, sangat mudah menyerap syubhat dan mudah terpengaruh olehnya;
h. Tidak mengetahu yang ma’ruf, tiada mengingkari kemungkaran, tiada terpengaruh nasehat, takut kepada selain Allah Ta’ala;
i. Tiada suka tempat yang baik dan merasa sempit dengannya, tetapi merasa rindu kepada tempat yang buruk;
j. Tidak menyukai kepada orang yang memiliki keshalihan, keutamaan, dakwah, melainkan lebih cinta pada orang orang yang melakukan kemaksyatan (syirik ,bid’ah, tahayul, khurafat)

6 SEBAB-SEBAB HATI MENJADI SAKIT:

a. Syirik dan nifaq;
b. Bid’ah;
c. Dosa dan ma’siyat;
d. Cinta dunia;
e. 4 Racun hati : berlebihan dalam bicara, berlebihan dalam makan, berlebihandalam memandang dan berlebihan dalam bergaul.

7 OBAT PENYAKIT HATI :

a. Menegakkan tauhid dan menjauhkan kesyirikan;
b. Menuntut ilmu syar’I dan mengamalkan, menerima kebenaran dan mengamalkannya;
c. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiyat,
d. Berdzikir dan istighfar,
e. Membaca Al Qur’an setiap hari;
f. Selalu bertaubat kepada Allah Ta’ala;
g. Berbuat baik kepada orang lain;
h. Membuang berbagai kotoran hati;
i. Menyibukkan diri dengan segala yang bermanfaat;
j. Zuhud terhadap dunia;
k. Banyak berdoa kepada Allah Ta’ala.

*)Diringkas dari Kitab Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam Tazkiyatun Nufus,
Karya: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, terbitan : Pustaka At Taqwa, 2010

Diringkas oleh : Abu Nada Yasyifa’
Untuk : Rausanulqalbu.blogspot.com


80 NODA PERUSAK AQIDAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI *)

KARYA : SYAIKH WAHID ‘ABDUSSALAM BAALI

1. Istighashah (Minta Tolong) kepada orang yang telah mati;
2. Meminta Bala Batuan kepada selain Allah Ta’ala;
3. Menyembelih untuk jin;
4. Nadzar untuk selain Allah Ta’ala;
5. Meminta Syafaa’at dariselain Allat Ta’ala;
6. Thawaf di selain Ka’bah;
7. Mengelus-elus kuburan;
8. Keyakinan orang awan apabila seseorang terbunuh di suatu tempat, maka akan keluar hantu yang menakuti manusia;
9. Keyakinan kepada kesialan pada hari (misal hari selasa atau jum’at);
10. Keyakinan tentang daging dan ikan;
11. Keyakinan tentang besi;
12. Keyakinan tentang palstik;
13. Keyakinan tentang sepatu;
14. Keyakinan bahwa nama Nabi dapat menjaga anak-anak;
15. Keyakinan tentang kayu;
16. Takut pada orang mati;
17. Keyakinan tentang kulit dapat membawa rezeki;
18. Mempercayai dukun dan paranormal;
19. Keyakinan tentang batu;
20. Keyakinan tentang plasenta dan ari-ari;
21. Keyakinan tentang tulang;
22. Keyakinan tentang lilin;
23. Keyakinan bahwa setan dapat menumbuhkan tanaman;
24. Keyakinan tentang darah;
25. Keyakinan tentang matahari;
26. Keyakinan bahwa jika wadah pecah akan membawa keburukan;
27. Keyakinan tentang serpiha-serpihan;
28. Keyakinan tentang zodiac (ramalan bintang);
29. Menganggap sial banyak ketawa;
30. Menganggap sial saat mendengar gagak, burung hantu, rajawali;
31. Menganggap sial jika masuk rumah dan listrik mati;
32. Mengadakan perjalanan kepada selain masjid Nabawi, Haram dan Magdis;
33. Ruku’ kepada selain Allah ta’ala;
34. Memulai salam kepada ahli Kitab;
35. Mencaci maki para sahabat rasulullah;
36. Mengkafirkan seorang muslim tanpa alasan;
37. Mengambi Yahudi dan nasrani sebagai pelindung dan penolong;
38. Peryaan musim semi;
39. Peringatan hari ibu;
40. Perayaan hari ketujuh setelah kelahiran;
41. Mencium uang;
42. Mencium roti setelah memungut dari tanah;
43. Peringatan hari ulang tahun;
44. Mencium tangan;
45. Merayakan hari raya yang dilakukan oleh pelaku bid’ah;
46. Bersumpah kepada selain Allah;
47. Sumpah dengan amanah;
48. Kepercayaan bahwa ada orang yang dapat menahan rahmat Allah Ta’ala;
49. Menentang qadha dan qadar;
50. Perkataa” Rezeki hubal adalah untuk orang gila”;
51. Keyakinan kepada akar kayu manis;
52. Keyakinan tentang musang;
53. Keyakinan tentang gagak dan tekukur;
54. Keyakinan tentang Kura-kura;
55. Keyakinan tentang Bunglon;
56. Keyakinan tentang Gunting;
57. Keyakinan tentang Cermin;
58. Keyakinan tentang Menyapu rumah;
59. Perkataan sebagian orang : “Memangnya kami membaca Surat ‘Abasa?”;
60. Perkataan sebagian orang : “Semoga sisa usia si Mayyit ditambahkan pada hidupmu?”;
61. Perkataan sebagian orang : “Rabb kami telah mengingatkan?”;
62. Perkataan sebagian orang : “Wahai Rabbku, wahai as-Saatir (yang menutupi)?”;
63. Keyakinan bahwa rasulullah adalah makhluk pertama yang diciptakan Allah Ta’ala;
64. Perkataan “ Wahai Cahaya Arsy Allah “ (yang ditujukan kepada rasulullah);
65. Ucapan “Rabbunnaa maujud” (Rabb kami diadakan);
66. Ucapan “ Rabb kami ada dimana-mana”;
67. Ucapan :” Ya Rabb , aku tidak meminta disimpangkan dari qadha’ Mu melainkan aku memohon kelembutanMu
68. Ucapan “ ana ‘abdul ma’muur (aku adalah hamba yang diperintah).”
69. Mengutamakan petunjuk kaum kafir daripada kaum muslimin;
70. Keyakinan bahwa menyapu rumah pada malam hari mengakibatkan pada kefakiran;
71. Jimat pada kedua pengantin;
72. Tidak suka dikaruniai anak perempuan;
73. Perkataan “Sapi Allah berada di pohon BarzimNya”;
74. Perkatan “permisi tuan” kepada jin, hantu dan setan;
75. Menamai anak dengan “ Abdul Maujud”;
76. Menamai anak dengan “ Abdul Al”;
77. Menamai anak dengan “ Abdus Sattar”;
78. Menamai anak dengan “ Abdul Maujud”;
79. Menamai anak dengan “ Abdun Nabi”;
80. Menamai anak dengan “ Abdur Rasul”.
*) Judul asli : “Al Kalimaatun Naafi’ah fil Akhthaa-is- Syaa-iy’ah 88 Khatha-an fi Aqiidah” yang ditranselerasi ke dalam Bahasa Indonesia menjadi : “Noda-Noda Perusak ‘Aqidah Dalam Kehidupan Sehari-hari” yang diterbitkan oleh Pustaka Ibnu ‘Umar, Oktober 2009.
Untuk memahami materi ini secara lebih detail beserta dalil-dalil sahihnya silahkan lihat pada buku aslinya. Atau Insya Allah akan diposting secara bertahap dalam blog: rausanulqalbu.blogspot.com.
Namun demikian dalam penulisan yang ada diblog tersebut tidak seperti dalam buku aslinya -yang kemungkinan besar- akan ditambahkan dengan berbagai keterangan yang berkaitan dengan content yang sedang dibahas. Hal ini dikarenakan buku ini menjadi bahan referensi kajian ilmiyah bedah buku yang rutin disampaikan oleh Ustadz Armam Amri ,Hafidzullah, pada Minggu pertama tiap bulannya di Masjid As Sunnah, Jalan Mandar Bintaro. Dengan demikian, tulisan di blog sangat dimungkinkan materinya bersifat berseri setiap bulannya sehingga pada akhirnya dalam sekian waktu akan mencapai seluruh materi buku aslinya.
Diringkas oleh : Abu Nada Yasyifa’
Untuk: rausanulqalbu.blogspot.com.