27 Mei 2010

SYARAH KITAB TARBIQUL AWLAD *)

BAB: HADIST MENDIDIK DAN MEMBINA ANAK**)

Muadz bin Jabal menuturkan : “ Aku pernah dibonceng rasulullah diatas seekor keledai. Lalu beliau bersabda kepadaku, ‘Hai Muadz, tahukah kamu apa hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hambaNya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah?’ Aku menjawab,’Allah dan RasulNya lebih mengetahui’. Belaipun bersabda, ‘Hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hambaNya ialah supaya mereka beribadah kepadaNya saja dan tidak berbuat syirik sedikitpun kepadaNya; sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah adalah bahwa Allah tidak menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikitpun kepadaNya.’Aku bertanya,’Ya Rasulullah, tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang?’ Beliau menjawab, Janganlah kamu menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka, sehingga mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri.” (HR Bukhari, Muslim)

Dari hadist diatas dapat diambil pelajaran dalam kaitannya membina dan mendidik anak dalam keluarga muslim, yaitu :
1. Jagalah segala amalan-amalan yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan Allah kepada manusia, sehingga Allah akan menjaga diri kita, juga jagalah hukum-hukum Allah dan hak- hak manusia kepada Allah;
2. Tolonglah Allah maka Allah akan menjaga diri kita, artinya untuk dakwatul tauhid dan mengamalkan akhlakul karimah.
3. Jika meminta tolong, mintalah pertolongan kepada Allah. Antara Al Ibadah wal istianah hanya kepada Allah. Orang yang demikian ini yang sangat dicintai oleh Allah Ta’ala. Berkaitan dengan Al Ibadah wal istianah, Syaikh Maghribi membagi menjadi :
• Sempurna yaitu selain dia sungguh-sungguh dalam ibadah dia juga sungguh-sungguh minta pertolongan kepada Allah Ta’ala;
• Orang yang sungguh-sungguh ibadah tetapi tidak suka minta tolong kepada Allah Ta’ala. Hal ini banyak dilakukan kaum sufi. Orang yang demikian ini ibadahnya kering dan termasuk sombong kepada Allah Ta’ala. Hukuman orang yang melaksanakan ibadah dengan melakukan kesombongan adalah dimasukkan ke neraka dengan hina dina (Qs. Al Ghafir:60). Dan Tuhanmu berfirman : “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang meyombongkan diri dari MenyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.”;
• Orang yang meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala tetapi tidak mau beribadah kepada Allah Ta’ala. Kepada orang yang demikian Allah Ta’ala tetap memberikan rizkiNya, tetapi sifatnya kenikmatan yang menipu. Inilah yang dikenal istidraj. Allah Ta’ala menujukkan sifat rahmanNya ini sebagai mana dalam Qs Hijr : 36 : ”Berkata Iblis: Ya Tuhanku, kalau begitu maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari(manusia) dibangkitkan.”;
• Orang yang tidak beribadah kepada Allah sekaligus tidak mau minta pertolongan kepada Allah Ta’ala
Sesungguhnya suatu umat jika berkumpul untuk memberikan kemanfaatan, tiada akan memberi manfaat kecuali Allah Ta’ala menghendakiNya. Demikian pula sebaliknya jika suatu umat berkumpul untuk memudharatkan suatu kaum, tiada memberikan kemudharatan kecuali Allah Ta’ala menghendaki. Fakta di sekitar kita menunjukkan bahwa banyak manusia yang tidak tahu tujuan hidupnya dan dengan siapa mereka harus mengikuti, sehingga mereka harus mengikuti apa yang harus diikuti orang banyak. Padahal kebanyakan manusia tidak tahu. Al Qur’an (6:113) menjelaskan bahwa : “Kebanyakan manusia mengajak kepada kesesatan karena prasangka (dzon) mereka”. Bukan berdasar ilmu. Tanamkan kepada anak : Jangan ikuti yang banyak diikuti oleh banyak orang tetapi ikuti apa yang disabdakan rasulullah dan diamalkan para sahabat.
4. Bersyukur kepada Allah terhadap qodarullah. Biasakan mengucapkan jazzakumullah khoiron katsiron kepada orang yang telah membantu. Tanamkan keimanan kepada ketentuan Allah Ta’ala tentang baik dan buruknya.
5. Telah diangkat qolam dan telah kering sehingga diwajibkan untuk tawakal dengan mengambil sebab-sebab, yaitu menuntut ilmu dan mempelajari ilmu serta menerapkan ilmu hingga wafat.
6. Mengenal Allah Ta’ala dalam keadaan lapang sehingga Allah Ta’ala akan membantuNya dalam keadaan kesusahan. Hal ini menjelaskan bolehnya seseorang berwasilah berdasar amal shalih yang pernah dilakukan. QS. Al Maedah : 25: “ Berkata Musa: Ya Tuhanku aku tiada menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu.” Demikian juga hadist tentang 3 orang yang terperangkap dalam gua terus berwasilah dengan amalan-amalan saleh yang pernah dilakukannya.Atas kehendak Allah, mereka bisa terlepas dari perngkat tersebut.
Perlu ditekankan bahwa tidak selalu yang melakukan kesalahan terus mendatangkan musibah. Tidak semua musibah itu tiba-tiba datang karena kesalahan kita. Kalau Allah menahan kalian maka tidak ada yang mampu menyambungnya. Tiada manfaatnya bersungguh-sungguh apabila tiada pertolonggan Allah Ta’ala. Jika Allah memberikan sesuatu kepada suatu kaum maka tiada seorangpun yang mampu menahannya.
Sesungguhnya pertolongan Allah Ta’ala bersama kesabaran. Ada manusia yang merasa dianiaya karena tidak terkabulnya do’a. Bisa jadi karena tuntutan do’a tersebut lebih besar. Kesabaran adalah respon pertama, sebagaimana hadist rasulullah yang menegur seorang perempuan menangis dimakam putranya. Wanita itu diperingatkan rasulullah untuk bersabar, tetapi malah menolak karena tidak tahu bahwa itu rasulullah. Setelah dikasih tahu sahabat, lalu wanita ini menghadap rasulullah dan berkata: Ya rasulullah aku bersabar. Maka rasulullah menjawab : sabar adalah yang pertama.

Solusi bersama Kesusahan :
• Sesungguhnya di dalam kesusahan terdapat kenikmatan;
• Setiap 1 kesusahan didampingi 9 kenikmatan
• Jangan berfikir sebaliknya karena akan menimbulkan kufur nikmat.

KANDUNGAN HADIST :
1. Rasulullah menasehati anak-anak masalah yang serius sebagai bukti cinta nabi kepada anak-anak;
2. Rasulullah memerintahkan taat kepada Allah Ta’ala, menjauhkan ma’siyat kepada Allah dan rasul, agar dapat meraih kebahagian dunia dan akhirat;
3. Allah akan menolong manusia selama manusia itu memenuhi hak hak Allah baik dalam keadaan lapang dan ketersediaan waktu. Karena ketersediaan waktu dan keadaan lapang adalah 2 perkara yang menipu manusia.
4. Rasulullah menanamkan ketauhidan dengan meminta tolong kepada Allah Ta’ala saja. Ini kewajiban kedua orang tua kepada anak.
5. Rasulullah menanamkan qodarullah tentang baik-buruknya, tidak menyalahkan orang lain atau lingkungannya.
6. Pembinaan kepada anak yang positif terhadap masa depan bahwa: masa depan adalah berat, menumbuhkan sifat berani dan bercita-cita tinggi, serta yakin bahwa yang menentukan masa depan anak adalah qodarullah. Tekankan bahwa paraemeter kemuliaan seseorang adalah bukan materi melainkan pribadi yang bermanfaat bagi lingkungannnya yaitu ketaqwaan. Jangan membebani anak kepada pembebanan yang bukan Allah bebankan kepada mereka seperti keimanan, ketaqwaan dan kejujuran.

Wallahu ‘alam bissawab.
Disampaikan dalam kajian ilmiah di Masjid Assunnah Bintaro, Medio Mei 2010
Oleh Ustadz Abdurrahman Ayyub,
Di ringkas :Oleh : Abu Nada Syifa

Untuk: rausanulqalbu.blogspot.com

25 Mei 2010

AL WALLA’ WAL BARRA’ *)


KARYA : SYAIKH BIN BAZ

1. Al Walla’ Wal Barra’ adalah Kecintaan orang mu’min kepada orang mu’min lainnya dan membenci (sikap tegas kepada orang kafir) serta pelepasan diri kepada agama orang kafir.
Dalil Al Qur’an dalam Surat Al Fatehah pada kalimat “La Illa ha Ila Llah” adalah bentuk pensikapan yang loyal kepada Allah Ta’ala. Sifat yang demikian ini sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahin yang berlepas diri dari sesembahan bapaknya.”Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaummnya.”Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah, tetapi aku beribadah kepada Dzat yang telah menciptakanku, karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.” (Qs. Az Zukhruf : 26-27)
2. Sikap tegas kepada kaum kufar bukan berarti bersikap tegas dengan cara mendhzalimi secara berlebihan, apalagi mereka tidak memusuhi kepada orang islam, Mereka dibenci karena kekafirannya dan dijadikan mereka sebagai sahabat karib. Mesti hati kita membenci tetapi tidak boleh menyakiti, memudharatkan, terlebih mendhzalimi. “Janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab dengan cara yang kurang baik kecuali yang mendhzalimi kamu.” (QS. Al Ankabuut:46)
3. Orang Islam dengan orang kufar terikat dengan perjanjian-perjanjian. Salah satu adalah visa bagi orang kufar luar negeri yang datang ke Indonesia. Mereka tidak boleh di ganggu, di lecehkan atau di dhzalimi di Indonesia. Jika berdebat dengan mereka dilarang seorang mu’min melecehkan agama mereka. Berdebat dengan akhlak yang mulia dengan mengajak ke jalan Allah, semoga Allah memberikan jalan kepada mereka kepada jalan orang yang benar. Maka tiada halangan bagi mereka untuk berbuat baik agar masuk Islam . “Allah tiada melarang kamu berbuat baik dan berbuat adil kepada orang-orang yang tiada memerangi kamu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Seseungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (QS. Al Muntaha :8). Jadi dalam berhubungan dengan kaum kufar, seorang mu’min harus adil, baik dan jujur. Tidak boleh menipu, mengurangi timbangan, dicuri hartanya, dan dimusuhi fisiknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi Wassalam pernah memerintahkan kepada Asma’ Bin Abu Hakim untuk menyambung silaturahmi kepada ibunya yang masih kafir, dan diperintahkan untuk mendoakan (Hadist Riwayat Bukhari, Muslim)
4. Sikap Barra’ kepada orang kafir bagi seorang muslim, dilarang secara berlebihan lembutnya sehingga tanpa disadari mengikuti gerakan mereka (tasyabuh) seperti mengikuti acara pada hari besar mereka, acara tahun baru masehi, gaya hidup (seperti ulang tahun kelahiran). Kesemuanya itu didasari dalil toleransi, saling menghormati, hingga ucapan semua agama baik. Allah berfirman : “Akan dijadikan hina dan kerdil siapa yang menyerupai suatu kaum, maka akan digiring menuju neraka dan dimasukkan ke dalam neraka bersama kaum yang diserupai”. Bentuk penyerupaan (tasyabuh) meliputi : a) mengikuti acara mereka (natalan,paskah, kuningan, dll), b) Menyerupai dengan agama sendiri : Ada tahun baru masehi, maka ada tahun baru islam, ada lagu-lagu gereja ada lagu-lagu nasyid.
Ibnu Hajar Asqolani dalam Kitab fathul Barii menjelaskan bahwa seorang mu’mim disamakan dengan kaum kafir adalah dimatikan, dibangkitkan, digiring menuju neraka dan dimasukkan kedalam neraka bersama-sama dengan orang yang ditasyabuhi. Bagi orang mu’min karena ada nialai tauhidnya maka akan diangkat ke syurga, sedang orang yang kafir karena tidak ada tauhidnya maka akan kekal di neraka.
Berkaitan dengan hari raya ini, cukup menarik untuk mengambil pelajaran tentang turunnya Surat Al Maidah ayat 3. Seorang Yahudi menghadap Umar Ibnu Khattab sambil berkata :”Seandainya aku tahu turunnya ayat tersebut maka akan aku jadikan hari itu sebagai hari raya Yahudi.” Umar Ibnu Khattab menjawab : ” Aku lebih paham kapan dan bagaimana ayat ini turun.” Dan Umarpun tidak menjadikan hari trunnya ayat tersebut sebagai hari raya. Umar tidak mau tasyabuh terhadap Yahudi.
Dalam hadist yang sahih baik yang tercantum dalam Bukhari atau Muslim menunjukkan bahwa hari raya umat Islam hanya ada 3 waktu yaitu : Hari Jum’at, Hari Raya Iedul Fithri, Harai Raya Iedul Adha. Jadi sangat aneh bagi muslim di Indonesia yang menisbatkan diri pada pengikut Mazhad Imam Syafi’i yang mengatakan bahwa Hari Kelahiran Rasulullah yang dikenal dengan Maulid termasuk hari raya umat Islam. Padahal tiada satupun dalam kitab-kitab Imam Syafi’i yang membolehkan adanya peringatan Maulid.
Salah satu bentuk kesempurnaan ketauhidan seorang muslim adalah kejelasan walla’ wa barra’. Pemahaman dan pengamalan ini harus ditanamamkan semenjak dini pada anak, istri, suami dalam keluarga. Fakta telah menunjukkan bahwa pemahaman walla’ dan barra’ ini telah salah di dunia pendidikan kita, termasuk yang berlabel sekolah islam. Suatu renungan bagi orang tua : pernahkah kita tanyakan kepada anak kita berapa jumlah hari raya umat Islam? Jawabannya hampir semuanya banyak. Ada maulid nabi, tahun baru islam, isra’ mi’roj, nuzulul qur’an, nifsu sya’ban. Padah Hadist sdhahih Cuma ada 3. Masihkah kita membiarkan kejahilan pemahaman tersebut kepada anak kita?
Hasil dari pendidikan di negeri ini adalah generasi plinplan yang tidak punya kejelasan sikap walla’ wal barra’.
Imam ada 73 cabang, paling tinggi adalah mengucapkan kalimat “laa illa ha illa llah.” Paling rendah menghilangkan penghalang di jalan. Nah ini merupakan hadist yang sahih. Tetapi perlu menjadi perenungan yang serius bagi seorang muslim, mengapa suatu kegiatan yang tasyabuh kepada kaum kafir harus melanggar sunnah rasul yang mulia ini, sebagaimana acara peringatan-peringatan yang tiada dituntunkan rasulullah dan sahabat, pernikahan dengan dangdutan dll, harus dilaksanakan dengan menutup jalan sehingga mengurangi akses untuk jalan seseorang.
Malu adalah bagian dari Imam. (HR Bukhari-Muslim). Rasa malu kini telah hilang disebagian kaum muslim. Fakta menunjukkan bagaimana banyak diantara sesama muslim sendiri yang begitu mesra- jauh lebih mesra dibanding istrinya sendiri- dan berihthilat bukan dengan mahromnya. “Jika hilang rasa malumu, berbuatlah sesuka hatimu.” (HR Muslim)
Demikian juga dengan syubhat pemikiran bahwa mengapa kita berjuang tidak dengan siyasah dan jihad. Jawabannya : cabang imam yang paling rendah saja belum dipahami, mengapa harus berjuang yang terlalu tinggi. Jihad adalah perjuangan yang agung dan perlu strategi yang tinggi. Pengalaman shabat dulu dapat jadi ibrah. Bagimana peperangan antara sahabat Ali dengan Muawiyah, Ali dengan ‘Aisyah, dimana mereka itu ahlul hadistpun terkena fitnah. Nah, bagaimana dengan kita yang kurang paham akan hadist mengatasnamakan yang demikian? Siyasah adalah masalah yang besar dan perlu pemahaman yang mendalam.

*)Disampaikan dalam kajian ilmiyah tematik oleh Ustadz Abdurrahman Ayyub, Di Mushola Al Muhlisin Perum Arinda II Pondok Aren, 19-05-2010

Diringkas : Abu Nada Syifa’ untuk : Rausanulqalbu.blogspot.com

20 Mei 2010

10 Perkara Pembatal Keislaman

Karya : Syaikul Islam Muhammad At Tamimi

1. PROLOG
Dalam Qs. Al An’am :125 : Dijelaskan bahwa nikmat agama islam hanya diperoleh bagi siapapun yang dikehendaki oleh Alla Ta’ala. Tidak semua orang yang hidup dimuka bumi diberikan hidayah oleh Allah untuk menerima agama islam.
Bagi sebagian orang yang tidak menerima hidayah Allah yang berupa petunjuk agama islam di dada mereka serasa sempit untuk menerima petunjuk mulia tersebut. Bagi kita yang terlahir dari orang tua yang telah muslim harus disyukuri nikmat hidayah tersebut. “Tiada seorang yang lahir kecuali dalam keadaan fitrah. Kelak orangtuanya yang mewarnainya menjadi yahudi, nasrani dan majusi”.(HR Muslim)
Suatu pertanyaan kenapa tidak disebut yang mewarnai adalah islam, jawabannya adalah fitrah yang tercantum dalam hadist tersebut adakah agama islam.
Jadi nikmat terbesar seorang manusia adalah dimilikinya akal yang sehat dan fitrah yang lurus. Sebab kedua perkara ini yang akan menjadi jalan pembuka dalam meraih hidayah yang mulia dari Allah Ta’ala.
Contoh sahabat yang mewakili representasi masalah ini adalah perjalanan hidup sahabat Salman Al farisi dimana awalnya dia terlahir dari orang tuan majusi, kemudia dia berpindah memeluk agama nasrani dang dengan memanfaatkan aqal yang sehat dan fitrah yang lurus masuk islam dan menjadi salah satu sahabat yang sangat dekat dengan rasulullah.
Mukmin yanglahir dari orangtua yang sudah muslim, tetapi dalam perjalanannya menyimpang dari agam islam menunjukkan bahwa tidak ada jaminan mampu untuk tetap istiqomah. Nah bagi siapapun yang bisa istiqomah maka hal itu harus disyukuri. QS. Az Zumar 22 : “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk menerima agama islam….”
Islam (menurut Muhammad At Tamimi) adalah berserah diri kepada Allah dengan tauhid, patuh dan tunduk kepadaNya dengan mengerjalkan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya.
Berserah diri kepada Allah dengan tauhid : yang meyakini secara benar-benar memurnikan ibadah hanya kepada Allah serta jangan menyimpangkannya. (misal : quburiyun, paranormal). Hati orang yang beriman sangat kuat tatkala tergantung kepad allah daripada jimat. Jimat tidak akan memberikan kebahagiaan abadi tetapi malah sangat lemah.
Tunduk dan patuh dalam ketaatan yaitu seorang muslim harus menjalankan ketaatan-ketaatan yang diperintahkan Allah.
Berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya.Seorang mukmin harus memiliki sikap bara’ dari pelaku bid’ah. Seorang muslim ibarat ikan di lautan, meski bergaul dengan para pelaku bid’ah tetapi akidah harus bersih dari bid’ah.
Menurut ulama, jihad terbesar saat ini adalah talabul ‘ilmi yang benar yakni talabul ilmi terhadap ilmu yang bersumber dari al qur’an dan sunnah menurut pemahaman salafush shalih.
Ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim antara orang awan dengan pelajar berbeda. Orang awan adalah muslim yang tidak mengkhususkan waktunya untuk belajar agama, sedang pelajar adalah yang mengkhususkan waktunya untuk menuntut ilmu agama sehingga perlu lebih detail mempelajari agama.
Ilmu yang wajib dipelajari oleh orang awan adalah :
• Aqidah Islam : karena apa yang terpatri dalam hati akan sangat susah untuk tergoyahkan. Sebagaimana pemahaman terhadap kedudukan Allah di arsy tidak akan dipahami sebagaimana dalil sahih yang ada. Bukan pemahan Allah ada dimana-mana.
• Ibadah keseharian: termasuk shalat, wudhu, puasa, dll. Wajib diketahui tatacaranya sebagaimana yang dipraktekkan rasulullah. Ibadah harus ikhlash dan itibba’ rasul (cocok sesuai contoh rasul). Tiap ibadah tidak boleh taqlid buta tetapi harus berdasar ilmu atau hujjah. Sehingga talabul ilmu menjadi penting karena talabul ilmi adalah membuang kebodohan pada diri dan keluarga, karena kita terlahir tanpa tahu apa-apa tetapi telah mendapat pemahaman yang keliru bertahun-tahun. Ini yang harus dibersihkan dengan talabul ilmi.
• Ilmu islam yang berhubungan dengan profesi masing-masing. Misalnya seorang pedagang, harus paham hukum berdagang, riba, mengurangi takaran, dll. Karena kesalahan yang ada saat ini adalah melakukan keslahan dulu baru bertanya. Padahal yang benar adalah talabul ‘ilmi dulu baru beramal dan berbuat.


2. PEMBATAL KEISLAMAN
a. Syirik Kepada Allah,
Firman Allah :


Allah tidak akan mengampuni dosa syirik seorang hamba apabila hingga meninggal belum terlambat taubatan nasuha, karena Allah mengampuni segala dosa. Syarat taubat nasuha adalah : menyesal, melepaskan/meninggalkannya (yaitu betul-betul meninggalkan jika berbuat dosa, atau kembali kepada berbuat kebaikan), bertekad untuk tidak kembali.
Syirik adalah mensekutukan Allah dalam peribadatan, menyediakan tandingan-tandingan dalam peribadahan
Syirik akbar :penyembah qubur (quburiyun), meminta-minta pada jimat-jimat dan meyakini bisa menolak bala, sihir, percaya pada dukun dan peramal, meramal nasib yang tidak dibenarkan agama dan akal sehat.
Pelaku syirik akbar : akan hancur semua pahala yang diamalkan selama ini, terancam keluar dari islam, dan terancam kekal selamanya di neraka.
Syirik asqor : riya’ (ingin dilihat dan dipuji orang lain), subhah (ingin didengar dan dipuji orang lain),
Pelaku syirik asqor : amalan yang disertainya akan hancur, pelaku tidak terancam keluar dari islam, dan tidak terancam kekal selamanya di neraka.
Termasuk didalam syrik adalah menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburanyang dikeramatkan atau untuk jin dan lain-lain.
2. Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara.
Ia berdoa kepada mereka, meminta syafaat kepada merekadan bertawakkal kepada mereka. Orang seperti ini kafir secara ijma’. Kejadian ini pernah terjadi pada zaman Rosulullah SAW yaitu yang telah dilakukan oleh kaum kair Quraisy. Salah jika menganggap kaum Quraisy sepenuhnya berTuhan kepada Latta, ‘Uzza, Manat, serta Huban. Mereka hanyalah Ghoroniq buatan kaum mereka sendiri dengan dalih para ghoroniq inilah yang akan menyampaikan do’a-do’a serta permohonan mereka kepada Allah. Tuhan mereka hanyalah pemberi syafaat kepada mereka. Tampaknya hal ini juga banyak terjadi di kalangan masyarakat di negeri kita saat ini yaitu generasi-generasi jahiliyah modern.
Barangsiapa menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara dimana dia berdoa, meminta dan bertawakal kepada mereka maka dia telah kafir secara ijma’. Dalil q.s Az Zumar : 3 ”Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah berkata:”Kami tidk beribadah kepada mereka melainkan agar mereka mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.”
3. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang musyrik dan orang yang masih ragu terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka, dia itu kafir.
Barangsiapa tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu tentang kekafiran mereka atau membenarkan mahzhab mereke, maka dia telah kafir. Dalil qs. Az Zukhruf : 26-27 :”Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaummnya.”Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah, tetapi aku beribadah kepada Dzat yang telah menciptakanku, karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.”
4. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi Muhammad SAW lebih sempurna dari petunjuk beliau.
Seperti orang-orang yang mengutamakan hukum thaghut di atas hukum Rosulullah SAW, mengutamakan hukum atau perundang-undangan manusia di atas hukum Islam, maka dia kafir. Dalil QS. Asy-Syura:21: ”Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah.”
QS. Al An’am: 121: ”Dan jika kalian mentaati mereka, sesungguhnya kalian tentulah menjadi orang-orang yang musyrik”
QS. At Taubah: 31: ”Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain Allah dan mereka juga menjadikan rabb Al masih putra maryam, padahal mereka tidak diperintah melainkan agar beribadah kepada sesembahan yang satu. Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”

5. Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rosulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam sekalipun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir
Barangsiapa membenci sesuatu yang dibawa Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam walaupun dia mengamalkannya maka dia telah kafir. Dali QS. Muhammad : 9 : ”Yang demikian karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah lalu Allah menghapuskan amalan-amalan mereka”.
6. Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rosul SAW atau pahala maupun siksanya, maka ia kafir.
Barangsiapa mengejek (memperolok-olok) sesuatu agama Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam atau mengejek pahala Allah atau siksaNya maka dia telah kafir
Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah :



7. Sihir
Diantaranya sharf dan ‘athf (barangkali adalah amalan yang membuat suami benci kepada istrinya atau membuat wanita cinta kepadanya/pelet). Barangsiapa melakukan atau meridhoinya, maka ia kafir.
Firman Allah :





8. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat Islam.
Firman Allah :


9. Menyatakan Bolehnya Keluar dari syariat
Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syari’at Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam seperti halnya Nabi Khidir boleh keluar dari syariat Nabi Musa maka ia kafir. Sebagaimana diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi yang berlebihan / melampaui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu derajat atau tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam.


10. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya.
Firman Allah :


Syaikh Muhammad at Tamimi berkata, “tidak ada beda dalam hal yang membatalkan syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius (bersungguh-sungguh) maupun yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka setiap muslim wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon perlindungan kepada Allah SAW dari hal yang bisa mendatangkan murka Allah dan siksaNya yang pedih.”
Jadi pertahankanlah keislaman kalian wahai saudaraku sekalipun nyawa terpisah dari jasad.
Selamat berjuang wahai saudaraku, semoga Allah SWT melindungi . . .

Referensi : Kitab Tauhid Karya: Syaikul Islam Muhammad At Tamimi

posting : abu nada syifa (rausanulqalbu.blogspot.com)

19 Mei 2010

Sunnahnya Mengakhirkan Shalat Isya

Sunnahnya Mengakhirkan Shalat Isya

Dari Aisyah -radhiallahu anha- dia berkata:
أَعْتَمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ حَتَّى ذَهَبَ عَامَّةُ اللَّيْلِ وَحَتَّى نَامَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى فَقَالَ إِنَّهُ لَوَقْتُهَا لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي
“Suatu malam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendirikan shalat ‘atamah (isya`) sampai berlalu sebagian besar malam dan penghuni masjid pun ketiduran, setelah itu beliau datang dan shalat. Beliau bersabda: “Sungguh ini adalah waktu shalat isya’ yang tepat, sekiranya aku tidak memberatkan umatku.” (HR. Muslim no. 638)
Dari Jabir bin Samurah -radhiallahu anhu- dia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤَخِّرُ صَلَاةَ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mengakhirkan shalat isya.” (HR. Muslim no. 643)
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
أَعْتَمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْعِشَاءِ حَتَّى نَادَاهُ عُمَرُ: الصَّلاَةُ، نَامَ النِّسَاءُ وَالصِّبْيَانُ. فَخَرَجَ فَقَالَ: مَا يَنْتَظِرُهَا أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ غَيْرُكُمْ. قَالَ: وَلاَ يُصَلَّى يَوْمَئِذٍ إِلاَّ بِالْمَدِيْنَةِ، وَكاَنُوْا يُصَلُّوْنَ فِيْمَا بَيْنَ أَنْ يَغِيْبَ الشَّفَقُ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ الْأَوَّلِ
“Rasulullah mengakhirkan shalat isya hingga malam sangat gelap sampai akhirnya Umar menyeru beliau, “Shalat. Para wanita dan anak-anak telah tertidur.” Beliau akhirnya keluar seraya bersabda, “Tidak ada seorang pun dari penduduk bumi yang menanti shalat ini kecuali kalian.” Rawi berkata, “Tidak dikerjakan shalat isya dengan cara berjamaah pada waktu itu kecuali di Madinah. Nabi beserta para sahabatnya menunaikan shalat isya tersebut pada waktu antara tenggelamnya syafaq sampai sepertiga malam yang awal.” (HR. Al-Bukhari no. 569 dan Muslim no. 1441)
Dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu anhu dia berkata:
أَبْقَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلاَةِ الْعَتَمَةِ، فَأَخَّرَ حَتَّى ظَنَّ الظَّانُّ أَنَّهُ لَيْسَ بِخَارِجٍ، وَالْقَائِلُ مِنَّا يَقُوْلُ: صَلَّى. فَإِنَّا لَكَذَلِكَ حَتَّى خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوْا لَهُ كَماَ قَالُوْا. فَقَالَ لَهُمْ: أَعْتِمُوْا بِهَذِهِ الصَّلاَةِ، فَإِنَّكُمْ قَدْ فَضَّلْتُمْ بِهَا عَلَى سَائِرِ الْأُمَمِ وَلَمْ تُصَلِّهَا أُمَّةٌ قَبْلَكُمْ
“Kami menanti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shalat isya (‘atamah), ternyata beliau mengakhirkannya hingga seseorang menyangka beliau tidak akan keluar (dari rumahnya). Seseorang di antara kami berkata, “Beliau telah shalat.” Maka kami terus dalam keadaan demikian hingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar, lalu para sahabat pun menyampaikan kepada beliau apa yang mereka ucapkan. Beliau bersabda kepada mereka, “Kerjakanlah shalat isya ini di waktu malam yang sangat gelap (akhir malam) karena sungguh kalian telah diberi keutamaan dengan shalat ini di atas seluruh umat. Dan tidak ada satu umat sebelum kalian yang mengerjakannya.” (HR. Abu Dawud no. 421 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud)

Penjelasan ringkas:
Hukum asal dari shalat-shalat lima waktu adalah dikerjakan di awal waktunya masing-masing. Kecuali shalat isya, karena adany dalil-dalil yang tegas menunjukkan disunnahkannya untuk mengerjakan shalat isya di  tidaklah mengharuskanrakhir malam. Walaupun demikian, Rasulullah  umatnya untuk terus mengerjakannya di akhir waktu disebabkan adanya kesulitan. Dalam pelaksanaan shalat isya berjamaah di masjid, beliau melihat jumlah orang-orang yang berkumpul di masjid untuk shalat, sedikit atau banyak. Sehingga terkadang beliau menyegerakan shalat isya dan terkadang mengakhirkannya. Bila beliau melihat para makmum telah berkumpul di awal waktu maka beliau mengerjakannya dengan segera. Namun bila belum berkumpul beliau pun mengakhirkannya.
Hal ini ditunjukkan dalam hadits Jabir radhiyallahu ‘anhuma, ia mengabarkan:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الظُّهْرَ بِالْهَاجِرَةِ وَالْعَصْرَ وَالشَّمْسُ نَقِيَّةٌ وَالْمَغْرِبَ إِذَا وَجَبَتْ وَالْعِشَاءَ أَحْيَانًا يُؤَخِّرُهَا وَأَحْيَانًا يُعَجِّلُ، كَانَ إِذَا رَآهُمْ قَدِ اجْتَمَعُوْا عَجَّلَ وَإِذَا رَآهُمْ أَبْطَأُوْا أَخَّرَ …
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat zhuhur di waktu yang sangat panas di tengah hari, shalat ashar dalam keadaan matahari masih putih bersih, shalat maghrib saat matahari telah tenggelam dan shalat isya terkadang beliau mengakhirkannya, terkadang pula menyegerakannya. Apabila beliau melihat mereka (para sahabatnya/jamaah isya) telah berkumpul (di masjid) beliau pun menyegerakan pelaksanaan shalat isya, namun bila beliau melihat mereka terlambat berkumpulnya, beliau pun mengakhirkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 565 dan Muslim no. 1458)

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu berkata, “Yang afdhal/utama bagi para wanita yang shalat di rumah-rumah mereka adalah mengakhirkan pelaksanaan shalat isya, jika memang hal itu mudah dilakukan.” (Asy-Syarhul Mumti’ 2/116)

Bila ada yang bertanya, “Manakah yang lebih utama, mengakhirkan shalat isya sendirian atau melaksanakannya secara berjamaah walaupun di awal waktu?” Jawabannya, kata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu, adalah shalat bersama jamaah lebih utama. Karena hukum berjamaah ini wajib (bagi lelaki), sementara mengakhirkan shalat isya hukumnya mustahab. Jadi tidak mungkin mengutamakan yang mustahab daripada yang wajib. (Asy-Syarhul Mumti’ 2/116, 117)

[Penjelasan ringkas ini kami nukil dari: http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=1349]

 

sumber :Al atsariyyah.com

Resposting: rausanulqalbu.blogspot.com



18 Mei 2010

BUMI DAN LANGIT MENURUT ULAMA

Disampaikan dalam : Kajian Ilmiyah Malam Jum'ah Medio Juli 2009
Di Perum Arinda II Pondok Aren Tangerang Selatan
Pemateri : Ustadz Abdurrahman Ayyub


1.Bumi Dan Langit Adalah Bulat

Menurut kesepakatan ulama, menjelaskan bahwa bumi yang ditempati manusia ini bentuknya bulat. Peryataan ini dikeluarkan oleh para ulama jauh sebelum dinyatakan oleh para ilmuwan barat.

Imam Ibnu Hazm : “Pasal penjelasan tentang bumi itu bulat.Tidak ada satupun ulama kaum muslimin, semoga Allah meridhai mereka semua, yang mengingkari bahwa bumi itu bulat dan tidak dijumpai bantahan atau satu kalimatpun dari salah seorang dari mereka. Bahkan Al Qur’an dan sunnah telah memperkuat tentang bulatnya bumi” (al Fishal fil Milal wan Nihal 2/97)

Syaikul Islam Ibnu Taimiyah menukil Imam Abul Husain bin Ja’far bin Munadi : “Demikian juga para ulama sepakat bahwasanya bumi dengan segala gerakannya, baik di darat maupun dilaut adalah bulat.” (Majmu Fatawa:25/159)

Al Qur’an : Az Zumar:5 :’.. yukawwirul laylan na haari wa yukawwirun an Haara ‘alal layli” . “... Dia menutup malam atas siang dan menutup siang atas malam.”
Makna at Takwir ayat 5 tersebut diterjemahkan menutup, sedang pada surat at Takwir ayat 1 diartikan digulung yaitu “Idzasy syamsyu kuwwirat”


Sisi pengambilan dalil jelas, takwir berarti berputar, dari kata kuwwirat al ‘immaamatu yang berarti memutar/menggulung ikat kepala. Jika siang dan malam berputar maka sangat jelas bahwa bumi adalah bulat.



Demikian pula dengan langit adalah bulat. Imam Ibnu Katsir berkata : ”Imam Ubnu Ham, Ibnu Munadi dan Ibnu Jauzy telah menukil ijma’ ulama bahwa langit bulat” . (al Bidayah wan Nihayah 1/69)

Syaikul Islam Ibnu Taimiyah : “Telah kami jelaskan bahwa langit itu bulat menurut para ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in, bahkan tidak hanya satu orang ulama yang menyatakan bahwa langit bulat.” (Majmu’ Fatawa 25/195)
Qs Al Anbiyaa’:32 : “Dan kami jadikan langit sebagai atap yang terpelihara.” Yaitu keberadaan langit sebagai atap bumi, sedang bumi itu bulat maka langitpun bulat pula".

2.Langit Terdiri Dari 7 lapis

Menurut Qur’an dan as sunnah langit terdiri dari tujuh lapis serta tidak dapat ditembus kecuali olehapa yang dikehendaki Allah.
“ Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis”. (QS. Al Mulk:3)
“Tidak kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat” (QS. Nuh:15)
“Dan Kami bina diatas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh”. (QS. An Nabaa’:12)

Berkata Anas Bin Malik : “ Kemudian Jibril membawa naik rasulullah ke langit dunia, lalu jibril mengetuk salah satu pintunya.. Yang saya ingat bahwa Nabi Idris di langi tkedua, Harun dilangit keempat, seorang Nabi yang saya tidak hafal namanya di langit kelima, ibrahim dilangit keenam dan Musa di langit ketujuh. Maka Nabi Musa berkata,”Ya Allah, saya tidak menyangka kalau ada yang melebihi tempatku”. Kemudian rasulullah naik hingga tiba di sidratul mutaha. Kemudian rasulullah naik lagi hingga tiba di sdaratul muntaha dan Allah mendekat sehingga rasulullah dengan Allah sedekat anak panah atau malah lebih dekat lagi” (HR Bukhari no. 3570, 7517, Muslim 162-164)

Di langit ke tujuh saat rasulullah shallaluhu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan Musa alaihi salam terdapat surga ‘Illiyyin sebagaimana termaktud dalam tasfir Ibnu Katsir di dalam penjelasan ayat : “Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang berkati itu (tersimpan) dalam ‘Illiyin”. (Qs. Al Muthaffifiin : 18)

Dalam Hadist tentang isra’ mi’raj sangat jelas menerangkan bahwa langit itu ada fisiknya dan berlapis tujuh dan terdapat pintu yang dijaga oleh malaikat. Tidak ada yang bisa keluar atau masuk kecuali ada izin dan setelah dibukakan pintunya. “Dan dibukalah langit maka terdapatlah beberapa pintu “.(Qs. An Nabaa’:19)

Penjelasan mengenai warna biru yang dilihat oleh manusia ketika memandang ke langit dengan mata telanjang adalah langit dunia. Seperti itulah yang dipahami oleh para sahabat ketika memahami nash al Qur’an tentang adanya langit (Lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah 6/593. Miftah Darus Sa’adah oleh Imam Ibnu Qoyyim, Syarah lum’atu i’tiqod oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin).

3.Jarak Antar Langit

Jarak antara langit menurut atsar hadist yang sahih adalah 500 tahun.
“Antara langit dan langit setelahnya ada lima ratus tahun perjalanan dan jarak langit dengan bumi adalah 500 tahun perjalanan, antara langit ke tujuh dengan kursiy adalah 500 tahun perjalanan, antara kusrsiy dengan air adalah 500 tahun perjalanan, dan ‘Arsy yang ada diatas air dan Allah berada di atas ‘Arsy, tidak ada satupun amal perbuatan kalian yang tersamar atasNya.” (HR. Ad darimi dlm ar Radd ‘ala Jahmiyah h.26, Ubnu Khuzaimah dalam at Tauhid h.105, ath Tabrani dalam al Kabir h.8987. al baihaqi dalam Asma’ washifat h.401, dll)

Urutannya : Bumi, langit dunia, langit kedua, langit ketiga, langit ke empat, langit kelima, lanfgit keenam, langit ketujuh, kursiy, air dan ‘arsy tempat Allah Ta’ala bersemayam.

“Ar Rahman bersemayan diatas ‘asry . “ (Qs. Thaha:5)

Dibawah ‘arsy terdapat syurga yang paling tinggi tingkatannya yaitu syurga firdaus sebagaimana sabda rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassalam :
“Apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah syurga firdaus, karena itu adalah syurga yang paling tinggi dan diatasnya adalah ‘Arsy Allah Yang maha Pengasih”. (HR Bukhari no. 2790 dan 7423)

Posting : Rausanulqalbu.blogspot.com
Dinukil ulang oleh : Abu Nada Syifa'>

10 Mei 2010

SELUK BELUK SURGA (JANNAH)

SELUK BELUK SURGA (JANNAH)

Disampaikan Oleh Ustadz . Abdurrahman Ayyub
Dalam Kajian Ilmiyah Malam Jum’at di Perumahan Arinda II
Pondok Aren Tangerang Selatan, Juli 2008

PENGANTAR

Surga dan neraka adalah 2 makhluk Allah ‘ .Sebagai seorang muslim harus mengimani dan meyakii bahwa surge dan neraka ada dan tidak akan pernah binasa. Tiap insane yang beriman ingin menikmati indahnya surga dan takut terjerumus dalam neraka.

KEBERADAAN SURGA

Jannah atau surga (bahasa) berarti taman. Secara makna syariat : sebuah tempat tinggal yang disediakan Allah ta’ala bagi orang-orang yang membela agamaNya yaitu orang yang bertaqwa.

Dalam syurga terdapat : a)kenikmatan yang tiada tara, b)kenikmatan yang belum pernah dilihat mata, belum didengar telinga dan belum terbetik dalam hatu manusia.

Dalil QS Sajadah :17. “Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.”

Surga sekarang sudah ada.

Dalilnya sangat banyak diantaranya : QS Ali Imran : 133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, QS. An Najmu :13-15 :
Dan Sesungguhnya Muhammad Telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430]. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, [1430] Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang Telah dikunjungi nabi ketika Mi'raj.

“Sungguh aku telah menyaksikan dari tempatku inisegala sesuatu yang dijanjikan untuk kalian. Sampai-sampai aku dapat melihat dirili hendak memetik dedaunan yang ada disurga. Tatkala kalianmelihatku maka akupun maju” (HR.Muslim)

“Seandainya engka melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan lebih banyak menangis daripada tertawa… aku melihat surge dan neraka.” (HR.Muslim)

(Lebih rinci : silahkan lihat : Kitab Al Kabair karya Imam Dzahabi, Al Is’aad fii Syarhi Lum’atil I’tiqaad karya Abu Musa Abdurazzaq bin Musa Ath Thubni Al Jazaa’iri, hal 64-65)

Suatu catatan amat penting untuk dicamkan oleh seorang muslim ….. Ada suatu pandangan yang sangat aneh yang diamalkan oleh sebagian muslim saat ini yang biasa kita dengar di masjid atau mushola yang membacakan semacam shalawat tetapi bukan dari rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan sahabat. Penggalan pujian itu diantaranya berbunyai .. Ya Allah dosaku ini bertumpuk bagia pasir di pantai.. Maka tiada pantas bagiku untuk Engkau masukkan di surgaMu… Namun demikian aku sangat takut terhadap nerakaMU….. Syair ini sangat bertetangan dengan ajaran rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebab rasulullah ajaran rasulullah adalah meminta surga dan dijauhkan dari neraka yang sangat pedih azabnya.

PINTU SURGA

Dalil : QS. Az Zumar : 73. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya Telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya".

Proses dibukanya Pintu Surga.

Kita mereka berada didekatnya, pintu syurga tertutup. Mereka meminta kepada Allah ‘Ta’ala untuk membukanya. Mereka meminta syafaa’at kepada Allah via rasul Ulul Azmi. Selanjutnya rasul terebut menolak dan menyuruh meminta kepada rasul terakhir. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: Syafaat adalah hak saya. Kemudian rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pergi ke bawah Arsy kemudian bersujud kepada Allah. Allah membiarakan bersujud dalam waktu tertentu dan kemudian mengizinkan mengangkat kepalanya dan mengajukan permohonan. Lalu meminta syafaat kepada Allah untuk membukakan pintu syurgaNya dan Allah memberikan syafaat dan memberikan izin untuk membuka pintu syurga sebagai bukti keagungan surge,derajat rasulNya dan pemuliaan Allah Ta’ala kepadanya

Keberadaan Pintu Surga Setelah Dibuka

Setelah penghuni syurga memasuki pintu syurga, maka pintu akan tetap terbuka. Ini isyarata bahwa penghuni surge bebas mondar-mandir dalam syurga sesuai kehendak hatinya. Memberi isyarat juga bahwa malaikat masuk setiap saat dengan memberikan rizki dan hadiah serta berbagai kenikmatan dari Allah kepada penghuni syurga. Hal ini mengisyaratkan juga bahwa syurga adalah tempat yang sangat aman sehingga mereka didalamnya tidak perlu menutup pintu rumahnya sebagaimana saat mereka hidup di dunia yang harus menutup pintu rumahnya.
Jenis Pintu syurga
Dari abu Hazm dari Sahl bin Sa’ad , Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : “Di syurga terdapat delapan pintu, ada yang namanya Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang yang berpuasa”. (Mutafaqun ‘alaihi)

Dari Zuhri dari Hamid bin Abdurrahman dari Abu Hurairah , Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
“Barangsiapa berinfaq dengan sepasang unta atau kuda atau lainnya di jalan Allah maka dia dipanggil dari pintu-pintu surga. Wahai hamba allah pintu itu lebih baik. Barangsiapa rajin shalat maka dia dipanggil dari pintu-pintu sholat. Barangsiapa berjihad maka dia dipanggil dari pintu-pintu jihad. Barangsiapa rajin bersodaqoh maka dia dipanggil dari pintu-pintu sodaqoh. Dan Barangsiapa berpuasa maka dia dipanggil dari pintu royyan. Abu bakar berkata : “Wahai rasulullah apakah setiap orang akan dipanggil pintu-pintu tersebut?Adakah orang yang akan dipanggil oleh semua pintu tersebut? Rasulullah menjawab : Ya, dan aku berharap engkau termasuk dari mereka.” (Mutafaqun ‘alaih)

Dari Umar bin Khattab , Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : “Siapa diantara kalian berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya lalu membaca : Asyhadu an la ilaha illallahu wahdahula syarikala lahu wa asyhadu anna muhammadarusullullah, melainkan dibukanya baginya pintu syurga dan ia masuk dari mana saja ia suka. (HR Muslim)

Dari Utbah bin Abdullah As Salami , Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
“Jika seorang muslim mempunyai 3 anak yang belum baligh kemudian meninggal dunia, maka mereka menjumpainyai dipintu-pintu syurga yang delapan dan bebas ia masuk dari pintu mana saja yang dsukainya”. (HR Ibnu Majjah, Abdullah bin Ahmad dari Numair)

(Lebih rinci : silahkan lihat : Kitab Hadil Arwaah Ila biladil Afraah karya Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah)

SIFAT ORANG YANG MENGHUNI SURGA

“Barangsiapa beramal shalih laki-laki atau wanita dan dia mu’min, mereka akan masuk surga dan akan diberikan rizki didalamnya tanpa di hisab.”‘ (QS. Ghafir:40)

“ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", Kemudian mereka tetap istiqamah[1388] Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka Itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang Telah mereka kerjakan”. (QS al Ahqaaf : 13-14)

“Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, Maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun,”(Qs Al maryam :60)

“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Fushilat:31-32)

“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya".(QS. Az Zukhruf:71)

Wanita, jika ia termasuk ahlul jannah dan belum pernah nikah atau sauminya menjadi ahli naar, maka ketika ia masuk jannah, disanapun terdapat kaum laki-laki yang belum pernah menikah di dunia. Mereka akan mendapatkan pasangan dengan bidadari dan juga pasangan dengan wanita gadis dari dunia jika mereka mau.

Wanita yang belum pernah memiliki suami atau punya suami di dunia namun tidak ikut masuk jannah bersamanya, maka jika ia ingin berpasangan, ia akan memperoleh apa saja yang ia inginkansesuai keumuman ayat diatas.

Pemateri belum pernah memperoleh nash yang secara khusus mempersoalkan maslah ini. Hanya Allah yan mengetahui.

(Lebih rinci : silahkan lihat : Fatawa Anil Iman wa Arkaniha karya Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, Soal Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka at-Tibyan)



KEBERADAAN NERAKA (NAAR)

“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir” (QS. Ali Imran:131)

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (QS. Ali Imran:133)

Dalam Kitab sahih Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa saat gerhana matahari rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bangkit untuk shalat dan diperlihatkan jannah dan neraka.

Beliau menyaksikan jannah sehingga ingin meraih satu tanda darinya, selanjutnya ternyata beliau tidak melakukannya. Selanjutnya beliau melihat naar yang didalamnya erdapat ‘amru bin Luhay Al-Kaza’I menjulurkan ususnya keluar dari perutnya. Ia menjulurkan kedalam api neraka. Karena dialah orang yang mula-mula memasukan kemusyrikan kedalam tubuh bangsa arab. Dengan demikian dia memperoleh bagian dari azab yang menimpa orang-orang yang dating setelahnya (yang mengkiuti tindak kemusyrikan).

Beliau menyaksikan juga seorang wanita sedang diazab gara-gara kucing yang diikatnya hingga mati, tidak diberi makan dan tidak dilepaskan untuk mencari makan sendiri. Ini menunjukkan Jannah dan Naar telah ada.

(Lebih rinci : silahkan lihat : Fatawa Anil Iman wa Arkaniha karya Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, Soal Jawab Masalah Iman dan Tauhid, hal 50-52 Pustaka at-Tibyan)

MELIHAT WAJAH ALLAH MERUPAKAN KENIKMATAN TERTINGGI PENGHUNI JANNAH

Menurut ahlul sunnah wal jamaah melihat wajah Allah di akhirat nanti adalah kebenarannya dan barang siapa mengingkarinya berarti kafir. Orang mu’min akan melihat wajah Allah pada hari akhir nanti ketika mereka berada di jannah sebagaimana dikehendaki oleh Allah. Sebagai landasannya :

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka Melihat.”(QS Al Qiyamaah : 22-23)

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinan. mereka Itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya”(QS. Yunus:26).

“Orang-orang beriman akan melihat Rabb mereka pada hari kiamat dan didalam jannah.” (HR. Muslim)
Di dunia, tiada orang yang dapat melihat Allah. Dalil :

“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan dialah yang Maha halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al An’am :103)

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang Telah kami tentukan dan Tuhan Telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar Aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi Lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu[565], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, Aku bertaubat kepada Engkau dan Aku orang yang pertama-tama beriman".. (QS : Al A’raaf : 143)

[565] para Mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia

Melihat Allah merupakan kenikmatan tertinggi penghuni jannah. Sedangkan dunia bukan tempat kenikmatan, tetapi tempat bersusah payah, bersedih dan tempat pemberian beban (taklif) atau tempat usaha. Jadi Allah tiada dapat dilihat di dunia, tetapi di akhirat nanti bagi orang beriman akan melihatNya.

Orang kafir, diakhiratpun tetap tidak akan dapat melihat Allah, karena mereka dihalangi untuk melihatNya. Dalilnya:

“ Sekali-kali tidak[1563], Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka.” (QS. Al Muthaffiffin:15)

(Lebih rinci : silahkan lihat : Fatawa Anil Iman wa Arkaniha karya Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, Soal Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka at-Tibyan)

KENIKMATAN YANG DIPEROLEH PENGHUNI JANNAH

“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Fushilat: 31-32)

“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". (QS. Az-Zukhruf:71)

“Ya rabb kami, masukkanlah mereka ke dalam jannah Adnyang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang shalih diantara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, Engkaulah yang maha Perkasa lahi Maha Bijaksana “. (QS Ghafir:8)

Merupakan hal yang dimaklumi bahwa yang diingikan oleh hati manusia akan dapat diperoleh oleh ahlul jannah baik laki-laki maupun perempuan. Kaum wanita dipasangkan oleh Allah dengan suaminya yang dahulu hidupnya di dunia, sebagaimana termatub dalam ayat diatas.
(Lebih rinci : silahkan lihat : Fatawa Anil Iman wa Arkaniha karya Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, Soal Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka at-Tibyan) KEADAAN JANNAH DAN PENGHUNINYA “Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, Dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),Dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, Dan permadani-permadani yang terhampar” .(QS. Al Ghassyiyah : 12-16)
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,Kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua syurga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan.” (QS. Ar Rahman:46-52)
Wanita-wanita Penghuni Jannah
“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.” (QS Ar Rahman:72) “Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS Ar Rahman:56-58)
Wanita-wanita yang disediakan bagi Penghuni Jannah
“Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk jannahtak ubahnya seperti bulan pada bulan purnama, kemudian orang setelah itu laksana bintang paling terang cahayanya dilangit. Mereka tiada kencing, tiada buang hajat, tiada meluah, tiada beringus. Sisir-sisir mereka terbuat dari emas dan aroma mereka seperti minyak kasturi. Istri-istri mereka adalah bidadari. Bentuk mereka sama seperti bapak-bapak mereka yaitu Adam yang tingginya 60 hasta.” (Sahih Al Jami’ 2015).
“Kemah di jannah adalah mutiara yangtingginya 60 mil. Di setiap sudut ada istri bagi orang mu’min dan mereka tiada dapat dilihat oleh orang lain.” (Sahih Al Jami’ 3357).
Allah menamai mereka dengan al-huur(bidadari), jamaknya hauraa.
Secara khusus Al Qurthubi dalam kitab al Ahkam (17/122) menjelaskan :” Bidadari itu bagian putih matanya sangat putih, bagian hitamnya sangat hitam, maka kita mengimani hal itu dengan keimanan yang mutlak yang tidak ditembus keraguan ataupun kesangsian dan hal ini tertancap dalam inti aqidah muslim”
Kenikmatan yang di dunia diharamkan tetapi di jannah dihalalkan
Suatu pertanyaan bahwa islam telah memotivasi dan member kanar gembira dengan sesuatu di jannah padahal didunia diharamkan. (missal : hubunganlaki-laki dan perempuan diluar nikah). Hal yang perlu digarisbawahi Allah mengharamkan sesuatu sekehendakNya didunia kepada penghuninya. Dia pemilik dan pencipta segala sesuatu, maka tidak boleh seorangpun memprotes terhadap hokum Allah dengan ra’yu dan pemahamannya yang terbalik, maka kepunyaan Allahlah hokum dan urusan sebelum dan sesudahnya.
Masalah pengharaman zina, minum khamr, sutera bagi laki-laki, ini merupakan kehendak Allah dalam member balasan diakhirat bagi orang yang mentaati, bersabar dan memerangi hawa nafsu di dunia. Dalil QS. Ar-Rahmaan : 60 “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).”
Sebab-sebab pengharaman tersebut adalah :
Tidak penting bagi manusia untuk mengetahui semua sebab pegharaman, karena beberapa sebab terkadang tidak dapat diketahui. Terpenting sikap tunduk berpegang pada nash sekalipun kita tidak tahu sebabnya. Karena sikap tunduk merupakan tuntutan islam yang dibangun atas ketaatan yang sempurna kepada Allah Ta’ala.
Kadang-kadang Nampak bagi kita berbagai sebab pengharaman seperti : kerusakan akibat zina yaitu : tidak jelasnya garis keturunan, tersebarnya penyakit kelamin. Hal ini berbeda dengan hubungan laki-laki dengan bidadari di jannah. Wanita pelacur didunia adalah wanita yang kehilangan harga diri, sedikit iman dan rasa malu, tidak terikat hubungan syar’i. Adapun bidadari di jannah, dikhususkan untuk suami-suami mereka orang-orang yang diberi balasan oleh Allah dan diberi bidadari karena kesabarannya menahan diri dari yang haram ketika di dunia. Sebagaimana dalam beberapa ayat Al Qur’an : Bidadari terpelihara di dalam kemah-kemah, Mereka tidak pernah disentuh oleh seorang manusiapun sebelum mereka ataupun oleh jin.
Sesungguhnya Allah yang mensyariatkan bagi laki-laki di dunia agar tidak mempunyai lebih dari 4 istri dalam 1 waktu. Dialah pula yang memberikan nikmat penghuni jannah dengan bidadari yang diinginkan. Tidak ada petentangan karena kedua tempat itu berbeda sesuai kehendak Allah, dan di akhirat jauh lebih baik, lebih utama , lebih kekal dari pada dunia. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah: "Inginkah Aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali Imran : 14-15)
Sesungguhnya pengharaman itu kadang-kadang merupakan ujian bagi hamba Allah, apakah mereka mangamalkan perintah atau menjauhi larangan atau tidak peduli. Sesungguhnya hukum-hukum yang berlaku disunia tidaklah seperti hukum akhirat. Khamr didunia dapat menyebabkan hilang akal, sedang khamr di akhirat tidak bikin hilang akal. Tidak bikin pening, tidak membuat kembung perut. Demikian pula bidadari di akhirat tidak membuat terkoyaknya kehormatan, tidak jelasnya keturunan, tidak menyebar penyakit kelamin. Mereka suci, tidak mati, tidak akan tua “.Sesungguhnya kami menciptakan mereka (Bidadari-bidadari) dengan langsung[1451]. Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Waqiyyah : 35-37) JANNAH YANG DIHUNI KAUM MUKMIN Jannah yang akan dihuni kaum mukmin adalah yang ada di langit bukan taman yang indah yang ada di bumi . Ini pendapat jumhur ulama. Dalil : Dari Huzaifah : rasulullah bersabda : …….Wahai bapak kami, mohonlah agar syurga segera dibukakan untuk kami… (HR Muslim)
Dari Abu Hurairah : rasulullah bersabda : Wahai Adam engkaulah orang yang Allah ciptakan langsung oleh tanganNya….dan Allah juga yang telah memberikan kesempatan untuk tinggal disyurgaNya….. (HR Muslim)
Ada pendapat sebagian ulama bahwa syurga yang disiapkan untuk nabi Adam dan istrinya adalah syurga khusus. Ada yang dilangit ada yang di bumi. (Lebih rinci : silahkan lihat: Al bidayahwa an Nihayah karya Ibnu Katsir, Al Qurtubi dalam tafsirnya 1/302)

Disarikan ulang : Abu nada sifa

Untuk: Rausanulqalbu.blogspot.com

05 Mei 2010

PENGURUSAN JENAZAH NENURUT SUNNAH RASULULLAH MUHAMMAD SAW *)

A. Mukkadimmah**)
Bismillahirrahmanirrahim.
Sungguh merupakan suatu keprihatinan bagi seorang mukmin pada saat ini, terutama hari-hari ini, tatkala melihat saudara muslim lainnya tanpa sadar atau bahkan sadar sepenuh hati ikut terbawa suasana kematian Machael Jackson. Di Media Oke.com yang sempat kami lirik. Terkabar sekitar 750.000 orang kecewa atas meninggalnya sang penyanyi raja pop tersebut. Sudut-sudut kota diberbagai dunia orang ramai-ramai berkumpul sambil menari-nari dan menyanyi-nyanyi dengan musik yang didendangkan oleh si Jacko. Campur dengan suasana sedih dengan banjir air mata. Bahkan Penyanyi Madonna, menurut situs yang sama menangis maraung-raumg dan tiada henti berjam-jam. Orang ramai-ramai bawa alat musik dan radio tape di pundaknya berkumpul di rumahnya Jakco Family menunggu jenazahnya dibawa pulang dari rumah sakit tempat Jacko diotopsi. Bahkan masih menurut situs tersebut, makamnya akan di buat monumen dan dijadikan “tetenger” legenda musik dunia sekelas Elvis Presley dan Beattles. Dan pada kenyataannya, banyak umat muslim kita baik yang tua maupun yang muda ikut dengan suasana itu.
Disinilah persoalan menjadi muncul. Disamping berbagai pertanyaan juga rasa khawatir. Bolehkah umat muslim ikut-ikutan bersedih atas meninggalnya orang non muslim secara berlebih-lebihan seperti mereka? Apakah diantara muslim tersebut tahu atau tidak tahu atau malah terbawa cara non muslim merayakan kematian dengan menyanyi, meratap hingga menangis meraung-raung, membuat monumen dimakam sebagai legenda, hingga jenazah harus ditunda-tunda untuk dimakamkan dan dimakamkan bukan ditempat dia meninggal. Penulis khawatir bahwa tanpa disadari sebagian muslim yang ikut-ikutan dalam perayaan kematian si Jacko ini tidak paham atau tidak mau pahamkan diri bagaimana tentang pegurusun Janazah yang di ajarkan rasulullah Muhammad SAW, sehingga terbawa pada pengurusan jenazah secara non muslim yang cenderung membawa kemaksiatan, kesesatan hingga kesyirikan. Penulis sangat gelisah melihat tabiat dan perilaku sebagian muslim ini terbawa pada kelompok yang disebut nia’ah (meratapi kematian) yang hukumnya dosa/haram, kuburiyun (pemuja kubur) yang sangat di larang oleh rasulullah SAW, hingga kemusyrikan (mengkultuskan secara berlebihan kepada seseorang sehingga membuat tandingan kepada Allah SWT) yang meminjam terminologi Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al Fauzan dapat membatalkan syahadat seorang muslim? Nah anda pasti terkejut ternyata syahadat seorang muslim bisa batal laksana sholat atau puasa khan?
Akhirnya, melalui sepenggal tulisan ini, penulis berharap diri kita selaku muslim mulai kepemahaman dan pengamalan tentang tatacara pengurusan jenazah yang diajarkan rasulullah SAW, dan kita tolak tatacara yang dilakukan orang-orang kafir. Mari kita renungi sabda Rasulullah SAW bahwa “ Setiap amalan yang tidak menurut apa yang aku contohkan pasti tertolak”. Pada Hadist lain : “Sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan. Setiap yang diada-adakan adalah sesat. Dan Setiap sesat adalah neraka tempatmya”. ( HR. Muslim,dan HR. Bukhari). Kita selaku muslim dapat terbayang bagimana sedih dan menyesal selamanya yang tidak akan dapat kita perbaiki lagi seandainya kita sendiri atau anak kita, suami atau istri, ortu kita meninggal diperlakukan dengan cara tidak menurut ajaran rasulullah SAW, sehingga mendapat azab Allah SWT. Kita tidak bisa membayangkan betapa sedihnya yang tiada terlupa orang kesayangan kita untuk menikmati alam barzakh yang seharusnya mendapat “luasnya tempat pembaringan”, “cahaya yang menemani di alam fana “ tetapi justru siksaan yang maha dashyat hingga hari kiamat datang yang di dapat karena ulah kita yang kurang mau memahami dan mencontoh bagaimana Rasulullah SAW mengurusi janazah, tapi malah ikut-ikutan cara yahudi dan nasrani. Wallahu a’lam bissawab.
1) PADA SAAT SAKIT
Beberapa hal yang wajib dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Orang yang sakit wajib menerima qadha (ketentuan) yang datang dari Allah SWT, bersabar dan berbaik sangka kepada Allah SWT;
2) Si sakit harus punya perasaan takut serta harapan, takut akan siksaan Allah karena dosanya yang diperbuat dan berharap akan rahmad dan ampunanNya;
3) Meski Sakit begitu berat dilarang berangan-angan kematian, jika terpaksa doanya “Ya Allah hidupkanlah aku jikalau kehidupan lebih baik, matikanlah aku jika kematian lebih baik bagiku”
4) Jika mempunyai kewjiban yang menyangkut hak oran lain, secepatnya diselesaikan, Jika kurang sanggup hendaklah mewasiatkan untuk menyelesaikan;
5) Ia harus bersegera wasiat.
B. MENJELANG KEMATIAN
Beberapa hal yang wajib dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Mentalqin dengan ucapan “ Laa Ilaha Illal-llah”
2) Mendo’akan
3) Mengucapkan perkataan yang baik
4) Seorang muslim boleh menghadiri kematian non muslim dan menganjurkan agar yang bersangkutan masuk islam.
C. KETIKA MENINGGAL DUNIA
Beberapa hal yang wajib dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Memejamkan mata si mayat;
2) Mendo’akan;
3) Menutupnya dengan kain untuk semua tubuhnya, khusus yang sedang ihram untuk wajah dan kepala tetap dibuka;
4) Bersegera menyelenggarakan jenazah dan dilarang menunda-nunda;
5) Mengubur ditempat ia meninggal, jangan memindah ke tempat lain kecuali darurat. Karena memindahkan ke tempat lain menyalahi perintah memprcepat pelaksanaan jenazah;
6) Bersegera menyelesaiakan utang semuanya dengan harta mayit sendiri, meski sampai habis hartanya.
D. YANG BOLEH DILAKUKAN PARA KERABAT DAN ORANG LAIN
Beberapa hal yang wajib dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Membuka wajah mayat, mencium, menangis tanpa ratapan (nia’ah) selama kurang 3 hari;
2) Saat mendengar kematian : bersabar dan ridha kepada ketentuan Allah SWT, berstirjaa’ ( Inna Lillahi wa Innaa Ilaihi Raaji’un);
3) Tidak menyalahi kesabaran (spt :wanita tidak berhias sama sekali kurang 3 hari karena ayahnya meninggal dan 40 hari karena suaminya meninggal, selebihnya dilarang);
4) Jika yang meninggal bukan suaminya lebih afdal tidak meninggalkan perhiasan demi menyenangkan suaminya;
E. HAL- HAL YANG DILARANG
Beberapa hal yang DILARANG dilakukan menurut Rasulullah SAW adalah sebagai berikut :
1) Meratap yaitu menangis berlebihan, berteriak, memukul wajah, merobek kantong pakaian, dll;
2) Mengacak-acak rambut;
3) Pria memanjangkan jenggotnya beberapa hari sebagai tanda duka, setelah duka selesai dipotong;
4) Mengumunkan kematian lewat menara atau tempat lain, karena mengumumkan dengan cara tersebut terlarang secara syariat. YANG DI BOLEHKAN ADALAH : BOLEH MENYAMPAIKAN BERITA KEMATIAN TANPA MENEMPUH CARA-CARA YANG DIAMALKAN JAHILIYAH DULU. BAGI YANG MENYAMPAIKAN BERITA KEMATIAN DIBOLEHKAN MEMINTA KEPADA ORANG LAIN SUPAYA MENDO’AKAN SI MAYYIT, KARENA HAL ITU ADA LANDASAN DALAM SUNNAH.
F. TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH
Berdasar penjelasan Rasulullah SAW, beliau menyebut tanda tanda husnul khatimah. Dan apabila seseorang mengalami salah satu diantara tanda tersebut maka itu merupakan kabar gembira. Tanda-tanda tersebut adalah :
1. Mengucapkan syahadat saat meninggal;
2. mati dengan berkeringat di dahi;
3. mati pada hari jum’at atau malam jum’at
4. mati syahid di medan jihad,
5. mati karena penyakit thaa’uun’
6. mati terkena penyakit perut,
7. mati tenggelam,
8. mati terkena reruntuhan,
9. wanita hamil mati karena janin,
10. mati terkena penyakit paru,
11. mati membela agama atau membela diri,
12. mati mempertahakan hartanya yang dirampok,
13. nati dala keterikatan dengan jalan Allah,
14. Mati dalam suatu amalan saleh
15. mati terbakar.
G. PUJIAN PADA MAYYIT
1. Pujian baik terhadap penyakit dari sekelompok orang muslim yang benar, minimal tetangganya yang arif, shalih dan berilmu dapat menjadi penyebabnya mayyit masuk syurga;
2. Sebaliknya meninggalnya mayat bertetpatan dengan gerhana matahari atau bulan bukan firasat apapun. Jika beranggap demikian termasuk khuraffat jahiliyah yang bathil yang dilarang Islam.
H. MEMANDIKAN MAYYIT
Beberapa langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Memandikan dalam jumlah 3 kali atau lebih, sesuai yang dibutuhkan atau memandikan dengan jumlah ganjil;
2. mencampur sebagian dengan sidr (daun bidara) atau yang bisa menggantikan fungsinya yaitu sabun;
3. Mencampur mandi terakhir dengan wangi-wangian seperti kapur barus atau kamper lebih afdhal (kecuali orang yang mati saat ihram tidak boleh diberi wewangian);
4. Ikatan rambut dibuka dan dicuci dengan baik;
5. menyisir rambut;
6. mengikat jadi 3 bagian untuk rambut wanita, dan membentangkan ke belakangnya;
7. Memulai bagian kanan dan anggota wudhunya;
8. laki-laki dimandikan laki-laki atau sebaliknya (Terkecuali suami istri, karena ada dalil sunnahnya);
9. Memandikan dengan potongan kain dalam keadaan terbuka dengan kain diatas tubunya setelah membuka seluruh pakaiannya,
10. yang memandikan mayyit adalah orang yang lebih mengetahui cara penyelenggaraan jenazah sesuai SUNNAH NABI SAW, terlebih lagi saudara terdekatnya;
11. Yang memandikan mayyit akan mendapat pahala yang besar jika memenuhi dua syarat : Menutupi kekurangan yang ada pada mayyit dan tidak cerita ke orang lain serta Ikhlash karena Allah SWT;
12. Dianjurkan yang memandikan jenazah supaya mandi;
13. Tidak disyariatkan memandikan orang yang mati syahid meski dalam keadaan junub.
I. MENGAFANI MAYYIT
Beberapa langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Kain kaffan diambil dari harta si mayyit meski hingga hartanya habis;
2. Seharusnya kain kaffan menutupi semua anggota tubuhnya;
3. Seandainya tidak cukup untuk semua tubuh, diutamakan menutupi kepalanya hingga sebagian tubuh, yang masih terbuka tutup pakai daun-daunan yang wangi;
4. Jika kain kafan kurang, dan jumlah mayyit banyak boleh mengkafani secara massal, dengan cara membagi-bagi dengan jumlah tertentu dan diutamakan mendahulukan orang mengetahui atau hafal Al Qur’an ke arah kiblat;
5. Tidak boleh membuka pakaian orang yang mati syahid;
6. Dianjurkan mengkafani orang yang mati syahid dengan selembar kain atau lebih diatas pakaiannya;
7. yang meninggal dalam keadaam ihram, dikafani dengan pakaian ihramnya;
8. Kain kafan dianjurkan : warna putih, tiga lembar, satu diantaranya bergaris, memberikan wangi-wangian 3 x.
9. Tidak boleh berfoya-foya dalam pemakaian kafan dan tidak boleh lebih dari 3 lembar, karena menyalahi tuntunan rasulullah SAW dan buang-buang harta.
10. DALAM MENGKAFANI ANTARA MAYYIT PRIA DAN WANITA ADALAH SAMA, KARENA TIDAK ADA DALIL YANG MENJELASKAN PERBEDAAN ITU
J. MEMBAWA JENAZAH
1. Wajib membawa jenazah dan mengatarnya, karena itu adalah hak muslim terhadap muslim lainnya,
2. Mengikuti jenazah : mengikuti keluarga hingga di shalati atau mengikuti dari keluarga hingga selesai penguburannya, inilah yang lebih utama.
3. Mengikuti jenazah hanya boleh bagi laki-laki. Wanita dilarang karena itu perintah nabi Muhammad SAW;
4. Tidak boleh membawa jenazah dengan cara menangis, membawa wewangian, hingga berbagai bentuk dzikir;
5. Harus cepat-cepat tetapi tidak berlari;
6. Boleh berjalan didepan atau dibelakangnya (lebih afdhal), boleh juga sebelah kanan atau kirinya, kecuali yang berkendaraan lebih afdal di belakangnya;
7. Tidak makruh dan boleh berkendaraan pulang setelah menguburnya;
8. Membawa jenazah di atas kereta khusus atau mobil ambulance, kemudian orang mengatarnya memakai mobil juga, maka hal ini tidak disyariatkan, karena ini kebiasaan orang kafir, serta menghilangkan nilai-nilai yang dikandung dalam pengantaran jenazah yaitu mengingat akhirat, lebih-lebih itu menjadi penyebab terkuat berkurangnya pengatar jenazah dan hilangnya kesempatan orang-orang yang ingin mendapatkan pahala ( kecuali dalam keadaan darurat boleh pakai mobil);
9. Berdiri menghormati mayyit hukumnya mansukh, sehingga tidak boleh dilakukan;
10. Dianjurkan yang membawa jenazah supaya berwudhu;
K. SHALAT JENAZAH
1. Sifat halat jenazah fardhu kifayah;
2. Yang tidak wajib hukumnya tapi boleh dilakukan :a. Anak belum baligh, b. Orang mati syahid
3. Disyariatkan mensholati : a. Meninggal karena dibunuh saat pelaksanaan hudud hukum Allah, b. Orang yang berbuat dosa dan melakukan hal yang haram. Orang ahlul ilmi dan ahlul diin tidak menshalati supaya menjadi pelajaran bagi orang seperti itu; c. Orang yang berhutang tapi tidak bisa menutupi hutangmya, maka orang seperti ini dishalati; d. orang yang mati sebelum dishalati (sebagian orang sudah sebagian lain belum) maka beliau boleh menshalati di kuburnya; e. Orang yang matis di suatu tempat tapi tiada yang menshalati disana, maka kelompok muslim menshalatinya dengan shalat ghaib;
4. Diharamkan menshalati, memohon ampunan dan rahmad untuk orang kafir dan munafik;
5. Berjama’ah dalam shalat jenazah hukumnya wajib sebagaimana shalat fardhu. Jika shalat jenazah satu persatu maka kewajiban shalat jenazah sudah terpenuhi, tetapi mereka kena dosa karena meninggalkan berjama’aah. Allahu ‘alam.
6. Jika yang shalat dengan imam hanya satu orang, maka orang tersebut tidak berdiri pas disamping iman sejajar seperti halnya shalat lain, tapi di belakang imam ( Dari sini kita tahu kesalahan banyak orang termasuk yang kyai, atau dai, atau cendekiawan muslim yaitu dalam shalat-shalat biasa lainnya, jika hanya berdua maka yang makmum mundur sedikit dari posisi yang sejajar imam);
7. Pemimpin umat atau wakilnya lebih berhak jadi imam shalat, jika tidak ada diuatamakan yang lebih baik bacaan atau hafalan Qur’annya;
8. Jika kebetulan banyak sekali jenazah yang terdiri dari laki-laki, anak-anak dan wanita, maka dishalati sekali saja. Laki – laki meski anak-anak diletakkan dekat iman, sedangkan wanita di arahkan ke kibat;
9. Boleh juga dishalati satu persatu karena memang itulah hukum asalnya;
10. Lebih afdhal jika shalat jenazah di luar masjid, boleh juga di dalam masjid karena pernah diamalkan rasulullah SAW;
11. Tidak boleh shalat jenazah di antara perkuburan;
12. Imam berdiri di posisi kepala mayat untu laki-laki dan posisi pertengahan untuk wanita;
13. Bertakbir 4 kali (yang diutamakan) atau 5 – 9 kali. Dalam pengamalannya lebih utama diragamkan;
14. Disyariatkan mengangkat kedua tangan pada takbir pertama saja;
15. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri lalu menempelkan di dada;
16. Setelah takbir pertama membaca al fatehah dan satu surah,
17. Bacaan shalat jenazah adalah sir;
18. Selanjutnya takbir ke2 dan baca shalawat kepada nabi Muhammad SAW;
19. Lalu bertakbir dan doa untuk si mayyit; (yang dari nabi :” Allahumma an’ abduka wabna amatika ahyaaja illa rahmatika wa anta ghaniyyi an ‘adzbihi in kana muhsinian farid fii hasanaatihi’)
20. Berdoa antara takbir teakhir dengan salam disyariatkan;
21. Salam dua kali atau sekali;
22. Menurut sunnah, salam shalat jenazah bersifat sir;
23. Tidak boleh shalat jenazah dalam waktu terlarang kecuali darurat. (saat terbit matahari, matahari pas dipertengahan dan tatkala terbenam matahari)
L. MENGUBUR MAYYIT
1. Wajib hukumnya mengubur mayyit meski kafir sekalipun;
2. Tidak boleh mengubur jenazah seorang muslim dengan seorang kafir atau sebaliknya;
3. Menurut sunnah Rasulullah SAW, mengubur ditempat penguburan, kecuali orang yang mati syahid mereka gugur tidak dipindahkan ketempat penguburan. ( Hal ini memuat bantahan terhadap sebagian orang yang mewasiatkan supaya dikubur di masjid atau makam khusus dan tempat lain yang di larang Allah SWT);
4. Tidak boleh mengubur pada waktu terlarang; atau pada waktu lama meski enggukan lampu dan turun ke dalam liang lahat utk memudahkan pelaksanaan, kecuali darurat;
5. Wajib memperdalam lubang kubur, memperluas dan memperbaiki;
6. Penataan kubur tempat mayat ada 2 : a. lahad (melubangi liang kubur ke arah kiblat; b Syaq : melubangi ke bawah dipertengahan liang kubur.
7. Dalam kondisi darurat boleh menguburkan dua atau lebih mayat dalam lubang kubur, dengan mengutamakan orang lebih paham qur’an dan sunnah ;
8. yang menurunkan mayat adalah laki laki (meski mayat itu perempuan);
9. Wali mayyit lebih berhak menurunkan;
10. Boleh suami mengejakan penguburan sendiri istrinya;
11. Dipersyaratkan bagi yang menguburkan mayyit wanita, yang semalam tidak berhubungan suami istri;
12. Menurut Sunnah Rasulullah SAW : memasukkan mayat dari arah belakang liang kubur;
13. Meletakkan mayat diatas sebelah kannannya, wajah menghadap kiblat, kepala dan kedua kaki melentang kekanan dan ke kiri
14. Orang meletakkan mayat di kubur membaca “ bismillahi wa’allaa sunnati rasuulillahi shallallahu ‘ alaihi wassallama” atau bismillahi wa ‘alaa millati rasulullahi shalallahu ‘alaihi wassalama’’;
15. Seetalah menimbun kubur di Sunnahkan :
1) Meninggikan kubur sekitar sejengkal diatas permukaan tanah, tidak diratakan , supaya dapat dikenal, dipelihara dan tidak dihinakan;
2) Meninggikan hanya sebatas sejengkal;
3) Memberi tanda dengan batu atau sejenis supaya di kenal;
4) BERDIRI DI KUBUR SAMBIL MENDO’AKAN DAN MEMERINTAHKAN YANG HADIR UNTUK MENDOAKAN DAN MEMOHONKAN AMPUNAN ( INI AJARAN RASULULLAH SAW, SEDANG TALQIN YANG BIASA KITA DENGAR TIDAK ADA DALILNYA),
5) Boleh duduk saat pemakaman dengan maksud memberi peringatan orang yang hadir akan kematian dan alam setelah kematian (HR Al Barra bin ‘Aazib),
6) Menggali kubur sebelum mati sebagai persiapan mati tidak dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Karena hanya Allah yang tahu akan datangya kematian, serta rasulullah dan sahabat tidak pernah mengamalkannya.
M. TAKZIYAH
1. Disyariatkan bertakziyah dengan menganjurkan supaya bersabar, mengaharap pahala Allah SWT, dan mendo’akan si mayyit;
2. Bertakziyah dengan menyenangkan mereka, meringankan kesediahan, dan membuat mereka ridha dan sabar;
3. Takziyah tidak dibatasi 3 hari, kapanpun sempat saat itu dilakukan;
1) HARUS DIHINDARI MESKI TELAH TURUN TERMURUN BERLAKU DI ADAT KITA :
2) BERKUMPUL UNTUK BERTAKZIYAH PADA TEMPAT KHUSUS (RUMAH, MASJID, KUBURAN);
3) KELUARGA MAYIT SENGAJA MENYIAPKAN MAKANAN UNTUK ORANG YANG TAKZIYAH (SEPERTI HARI KETIGA, KE TUJUH, SERATUS, SERIBU, INI TIDAK ADA FALILNYA)
4. YANG ADA DALAM SUNNAH NABI MUHAMMAD SAW : para kerabat mayyit dan tetangganya yang membuatkan makanan untuk keluarga mayyit.
5. Disukai mengusap kepala anak yatim, memuliakan serta berlemah lembut kepadanya.
N. YANG BERMANFAAT BAGI MAYYIT
1) Doa orang muslim untuknya;
2) Wali mayyit mengdqadla/menutupi puasa nadzar si mayyit;
3) Utang mayyit dibayar walinya atau orang lain;
4) Amalan shaleh dari anak shaleh dari sang mayyit;
5) Semua peninggalan baik si mayyit, begitu pula amal jariyah.
O. ZIARAH KUBUR
1) Disyariatkan berziarah kubur untuk mengambil pelajaran dan mengingat akhirat dan tidak melakukan kesyirikan, dengan cara beroa kepa mayyit, berlebihan memuji mayyit;
2) Wanita dan pria sma-sama boleh berziarah kubur dengan syarat menghindari ikhtilath, meratap, tabarruj (meperlihatkan aurat), serta semua jenis kemungkaran yang memenuhi kuburan pada zaman ini;
3) Wanita dilarang berziarah kubur seandainya bisa menyebabkan berbagai kemungkaran tersebut,
4) Boleh berziarah kubur orang yang mati untuk sekedar mengambil pelajaran;
5) Tujuan ziarah kubur :
a) Manfaat bagi yang berziarah :mengingat mati, mengenang orang yang sudah mati,bahwa tempat kemabli mereka hanya dua kemungkinan kalau bukan syurga pasti neraka. Ini berlaku untuksemua orang;
b) Memberi manfaat bagi mayyit dan berbuat baik pada mereka dengan cara memberi salam, mendoalkan dan memintakan ampunan kepada Allah SWT. Ini berlaku khusus untuk muslim. (Tidak disyaraiatkan membaca Al fatehah, Yassin, dan surah lain atau takbir, tahlil dll. Tapi yang disyariahkan adalah yang dicontohkan nabi Muhammad SAW)
6) Boleh mengangkat tangan saat berdoa untuk mayyit saat ziarah kubur, dilakukan tidak menghadap kubur tetapi menghadap kiblat,
7) Jika ziarah ke kubur orang kafir tidak boleh memberi salam,tidak mendoakan, bahkan memberikan kabar siksa neraka;
8) Tidak berjalan diantara kuburan muslim dengan alas kaki;
9) Tidak disyariatkan menaruh wewangian dan kembang, tidak boleh menancapkan pelepah kurma pada kuburan karena merupakan kekhususan bagi asulullah SAW),
10) Saat di kubur di HARAMKAN:
a) Menyembelih;
b) Meninggikan kuburan melebihi yang dijelaskan diatas;
c) Mencat kuburan;
d) Membangun diatasnya;
e) Duduk diatasnya;
f) Shalat menghadap kubur;
g) Shalat dikubur meski tidak menghadap kubur;
h) Membangun masjid di kubur’
i) Menyalakan lampu diatasnya’
j) Menghancurkan tulang mayat orang muslim (Adapun mayyit orang kafir diperbolehkan, karena tiada nilai kehormatan untuknya)
k) Menggali kuburan orang muslim kecuali ada sebab yang dibolehkan untuk syariat;
l) Boleh menggali kubur orang-orang kafir,karena tidak ada nilai kehormatan baginya.
m)
P. BEBERAPA KESALAHAN YANG BERTETANGAN DENGAN SYARIAT
Banyak orang awam, terlebih yang membesar-besarkan syaikh, kyai, ulama, sunan, wali, dll, banyak melakukan kesalahan yang bertentangan dengan syariat tertuama dalam pengurusan jenazah. Mereka menyangka bersumber dari Islam, padahal tidak dan bertentangan dengan petunujuk rasulullah SAW, karena memang tiada dalil, karena adat istiadat, atau kebiasaan orang kafir.
Kesalahan itu antara lain :
1) Membaca Surah Yassin untuk orang yang sekaratul maut;
2) Menghadapkan orang sekaratul maut ke kiblat;
3) Memasukkan kapas di pantat, tenggorokan dan hidung mayyit,
4) Keluarga mayyit tidak makan sampai selesai penguburan;
5) Memanjangkan jenggot sebagai rasa duka setelah itu mencukurnya;
6) Mengumunkan berita kematian lewat menara;
7) Mereka membaca saat seorang memberitakan kematian : Al Fatihah ‘ala ruh...
8) Yang memandikan mayyit membaca bacaan tertentu saat membasuh anggota tubuh mayyit;
9) Megeraskan dzikir saat memandikan atau saat mengantar jenazah;
10) Menghias jenazah;
11) Meletakkan selendang diatas keranda;
12) Keyakinan bahwa mayyit yang ringan dosanya sedikit, atau sebaliknya
13) Pelan-pelan dalam membawa jenazah;
14) Mengangkat suara saat menghadiri jenazah atau bercanda dengan orang lain;
15) Memuji-muji jenazah saat menghadiri jenazah di mesjid sebelum dan sesudah dishalati, sebelum pemakaman;
16) Kebiasaan membawa jenazah dengan mobil dan mengantarkan dengan mobil;
17) Shalat Ghaib, padahal sudah tahu bahwa ditempa meninggalnya sudah dishalati;
18) Imam posisi lurus ditengah mayat laki-laki atau posisi lurusdengan dada mayat perempuan;
19) Setelah shalat jenazah, ada yang bertanya dengan suara keras :”Bagaimana kesaksian kalian terhadap simayyit ini?”Lalu hadirin menjawab :” Dia adalah orang shaleh”;
20) Sengaja memasukkan mayyit dari arah liang kubur;
21) Menyebar pasir bibawah si mayyit tanpa ada alasan yang jelas,
22) Memercikkan bantal untuk mayyit atau jenis lain dibawah kepalanya dalam liang kubur;
23) Memakaikan air kembang ke mayyit dalam kubur;
24) Talqin dengan kata-kata : “wahai fulan...” jika datang kepadamu dua malaikat ..... dst;
25) Takziyah dikuburan dengan berbaris-baris,
26) Berkumpul disuatu tempat untuk takziyah;
27) Membatasi Takziyah dengan 3 hari;
28) Bertakziyah dengan perkataan “ Semoga Allah memperbanyak pahalamu” sebagai persangkaan itu ada sunnahnya, padahal tidak ada dalam sunnah nabi SAW.
29) Penyiapan hidangan makanan dari keluarga si mayyit;di beberapa hari tertentu;
30) Membuat makanan tertentu atau membelinya pada hari ketujuh;
31) Keluar pagi-pagi menuju mayyit yang telah dikubur kemarin, bersama kerabat keluarga dan temannya;
32) Merayakan pujian untuk mayyit pada malam ke 40, setahun setelah meninggal (Abdur Razzaq Naufal dalam kitabnya “Al Hayaat Al Ukhraa hal 156 berkata : Sesungguhnya peringatan ke40 ini berasal dari adat raja-raja fir’aun, sebab mereka sibuk dengan pengawetan mayat, persiapan penguburan selama 40 hari dan mereka menjadikan perayaan pemakaman);
33) Menggali kubur sebelum wafat sebagai tanda kesiapan mati;
34) Mengkhususkan ziarah kubur pada Idul Fitri;
35) Mengkhususkan ziarah kubur pada hari Senin dan Kamis;
36) Membaca Al fatehah dan Yasinan di kuburan;
37) Mengirim salam kepada para nabi melalui mayyit yang diziarahi kubur;
38) Menghadiahkan pahala ibadah seperti shalat dan bacaan Al qur’an kepada orang muslim yang sudah mati;
39) Menghadiahkan pahala amalan kepada nabi SAW;
40) Memberikan gaji kepada orang yang membacakan Al Qur’an dan menghadiahkannya untuk si Mayyit;
41) Pendapat mereka: Bahwa doa disekitar kubur para nabi dan orang salih mustajab;
42) Mengiasai kubur;
43) Bergantung dikubur nabi dan menciumnya;
44) Bertawaf dikubur para nabi dan orang shalih(Sebagaimana dilakukan orang-orang jahil di negeri muslim seperti mesir,)
45) Meminta pertolongan pada mayyit atau meminta doanya;
46) Mempertinggi dan membangun kuburan;
47) Menulis nama mayyit di masjid, atau membangun masjid diatas kubur;
48) Sengaja berpergian jauh untuk berziarah ke kubur nabi;
49) Mengirmkan tulisan yang berisi permohonan hajat kepada Rasulullah SAW saat berziarah ke makamnya;
50) Anggapan mereka : “Tiada beda antara semasa hidup dan sesudah mati nabi SAW dalam menyaksikan umatnya, serta mengetahui keadaan dan urusan mereka”.

*) Tulisan ini merupakan ringkasan materi tatacara pengurusan jenazah yang diikuti oleh penulis bulan APRIL 2009. Dan diambil dari KITAB “AHKAAMUL JANAAIZ WA BID’IHAA” KARYA
MUHAMMAD NASHARUDDIN AL – ABANI RAHIMAHULLAH. Untuk memahami dalil dalilnya dan memahami lebih jauh silahkan akhwan dan akhwat baca buku tersebut .
** )Mukadimmah murni tulisan penulis. Bukan tulisan Syaikh MUHAMMAD NASHARUDDIN AL – ABANI RAHIMAHULLAH
Bintaro, 27 Juni 2009
Posting : Rausanulqalbu.blogspot.com

04 Mei 2010

NODA-NODA PERUSAK AQIDAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

NODA-NODA PERUSAK AQIDAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

(KARYA : WAHID ABDUSSALAM BAILI)
DISAMPAIKAN DALAM BEDAH BUKU MASJID ASSUNNAH BINTARO,
2 MEI 2010
PEMBEDAH : USTADZ ARMAN AMRI,LC

ISTIGHOSAH

Dalil : Qs. An Anfal 29 :29. Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, kami akan memberikan kepadamu Furqaan[607]. dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar.

[607] artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang Haq dan yang batil, dapat juga diartikan disini sebagai pertolongan.

Istighosah adalah hak individu minta pertolongan kepada Allah saat terdesak. atau terjepit. Jadi tidak pernah ada tuntunan dan dalil yang sahih mengenai istoghosah secara bersama-sama(jamaah). Yang ada adalah istighosah adalah sendiri-sendiri, tanpa dipimpin sebagaimana rasullullah dan sahabat melakukan istighosah sendiri-sendiri meski saat itu perang Badar dipimpin oleh rasulullah.

Istighosah kepada orang yang telah mati adalah sikap ghuluw (berlebihan) kepada orang shalih yang mati yang sangat dilarang oleh rasulullah. Hal ini dikarenakan sikap ghuluw kepada orang salih yang mati akan menyebabkan seseorang akan meninggalkan agama (lihat bab xviii kitab tauhid karya syaikh abdul wahhab a tamimi). Lebih lanjut dijelaskan bahwa umat nabi nuh pada awalnya membuat 5 patung untuk menghormati 5 orang salih, namun berimplikasi kesyirikan pada generasi beikutnya. (Lihat Qur’an Surat Nuh : 1 –terakhir).

Kitab ghuluw juga terlihat pada ahli kitab yaitu nasrani dan yahudi, sehingga Allah memperingatkan agar tidak melakukan hal demikian,sebagaimana tercantum dalam Qs An Nisa’ : 171. Wahai ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu[383], dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya[384] yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya[385]. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari Ucapan itu). (itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara.
[383] Maksudnya: janganlah kamu mengatakan nabi Isa a.s. itu Allah, sebagai yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani.
[384] Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak yaitu nabi Isa a.s.
[385] disebut tiupan dari Allah Karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.

Peringatan ini berlaku juga untuk kaum muslimin.

Ghuluw adalah melampui batas dalam memuji atau menghinakan.
Misal : Nasrani berlebihan dalam memuja Isa putra Maryam sebagai Tuhan, sedang yahudi menghinakan berlebihan Isa putra maryam dengan anak hasil zina.
Sikap ghuluw ini ada juga dalam umat islam yaitu kelompok sufi atau tasawuf yang berlebihan terhadap rasulullah dengan membuat syair-syair shalawat yang syirik. Demikian juga kelompok syiah rafidhah yang ghuluw dengan menghinakan rasulullah, istri-istri rasul, sahabat.

Terhadap orang yang meninggal ada sebagian muslim yang ghuluw dengan memanjatkan doa melalui perantara orang yang meninggal. Padahal doa seorang muslim langsung kepada Allah.
Dalil : Qs. Al Anfaal : 9 -10 :

9. (ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut".

10. Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Mengapa rasulullah menyatakan larangan yang sangat keras dengan mengatakan “jangan berlebihan dalam memuji rasulullah sebagaimana nasrani memuji berlebihan kepada Isa Putra Maryam sebagai tuhan?” Hal ini karena :
a. Rasulullah tahu bahwa dahulu telah terjadi pengkultusan terhadap Isa putra maryam sebagai Tuhan;
b. Kekhawatiran rasulullah terhadap umat ini akan berlaku yang demikian.


SYUBHAT TERHADAP KUBURAN ORANG SHALIH

1. Menziarahi orang salih yang meninggal dengan cara yang menyimpang yaitu :
• Meminta berkah. Dengan dalih orang salih sebagai wasilah (perantara) akibat kedudukannya yang dianggap tinggi, sehingga beribadahpun tidak bias langsung kepada Allah tanpa perantara orang yang meninggal ini. Sangat jahil mengambil qiyas hubungan manusia dengan Allah ibarat hubungan manusia dengan manusia sehingga memerlukan perantara.
• Orang shalih yang mati tidak mati di dalam kuburannya. Hadist rasulullah : kalau dulu aku melarang ziarah, maka sekarang ziarahilah. Larangan ziarah kubur ini dikarenakan seorang hati yang lemah imamnya berziarah kubur dihadapan orang salih yang meninggal maka tidak menutup tumbuhnya hati orang lemah imam ini terpesona, terpaut, jatuh cinta terhadap kuburan orang salih sehingga berdampak pada ibadahnya tak ahdhol jika tidak mengingat orang salih ini, kemudian mengkultuskan, selanjutnya bersujud dan lambat laun meminta berkah kepada kuburannya. Hadist diatas menjelaskan bahwa yang suruh diziarahi kubur bukan makam keramat tetapi orang tua, orang tercinta dan para sahabat kita.
• Berziarah ke makam wali, kyai, sunan secara sengaja sangat bertentangan dengan Hadist nabi : “Janganlah kamu sekalian mengadakan perjalan ibadah kecuali ke dalam 3 masjid”. Jadi perjalan yang benar seorang muslim ke medinah adalah berkunjung ke masjid nabawi shalat 2 rakaat, kemudian berkunjung ke makam rasulullah dengan mengucapkan salam untuk rasulullah dan dua sahabat, dan baca shaawat terus pergi. Tidak berkumpul lama-lama di makam tersebut apalagi sambil berdoa yang meminta keberkahan. “Janganlah jadikan kuburanku sebagai tempat ied(berkumpul). Hadist sahihah Bukhari –Muslim.

2. Tidak Boleh berlebihan dalam melampui atau menghinakan.
Sebagimana hadist rasulullah : “Janganlah shalat menghadap kuburan” dan “Janganlah duduk diatas kuburan” termasuk menginjak-injak, dan buang air di pemakaman.

“Binasalah 3x orang yang berlebihan dalam agama”. (Al Hadist). Hati-hatilah terhadap sikap berlebihan, karena orang dahulu telah binasa karena berlebihan (HR An Nasai, Ahmad)

3. Mengubur Mayat Orang salih di masjid. Dalih mereka Masjid rasulullah dimakamkan di masjid Madinah.

Ini merupakan syuibhat terbesar . Karena hadist rasulullah yang temaktub dalam silsilah hadist sahih imam Bukhari atau Muslim menyatakan : “ Semoga Allah melaknat orang nasrani karena menjadikan kuburan orang salih untuk tempat ibadah. Aku larang kalian mengikuti perbuatan orang-orang itu.”

Pada awalnya makam rasulullah tidak berada di masjid, tetapi di rumah istrinya Aisyah. Sebagaimana sabda rasulullah : “ Setiap rasul dimakamkan ditempat dia meninggal.” Konsekuensinya makam rasulullah tidak boleh dipindah kepemakaman umum

Istri nabi dan sahabat sangat khawatir seandainya makam rasulullah dipindahkan ke pemakaman umu maka orang beramai-ramai berbuat kesyirikan terhadap makam tersebut. Fakta menunjukkan bahwa pada saat ini yang makam rasulullah telah dirubah dan dijaga ketat oleh penjaga namum banyak umat islam yang jahil mencuri-curi kesempatan dengan memasukkan selembar surta melalu lubang makam yang isinya minta berkah dapat jodoh, rezeki yang banyak dll.

Mengenai Perluasan Masjid Nabawi. Pada jamam Kalifah Umar bin Khatab penambahan dilakukan kearah qiblat bukan kerah makam rasulullah. Nanum pada tahun ke 94 M : penguasa masa itu melakukan perluasan Masjid nabawi kea rah makam rasulullah. Namun demikian, seorang ulama bernama Imam Musyaid memperingatkan perluasan itu tetapi tidak didengar oleh penguasa tersebut sehingga kuburan rasulullah masuk kedalam masjid Nabawi.

Selanjutnya, Makam rasulullah dilapisi 3 tembok sehingga orang yang shalat dibelakang kuburan rasulullah bukannya menghadap kubur melainkan menghadap kiblat.

Mengenai hadist : Janganlah rumahmu dijadikan kuburan, karena setan akan lari dari rumah yang dibacakan surat baqorroh. Ini Allah lebih tahu. Allah berkehendak rasul meninggal di rumah Aisyah. Dan Dalil ini adalah pengkhususan untuk rasulullah dan tidak berlaku untuk orang lain termasuk kyai atau wali sekalipun.

4. Meminta bantuan Kepada Selain Allah (seperti Wali, Kyai)
Dalil : Qs Al Isro’ :20. “Kepada masing-masing golongan baik golongan Ini maupun golongan itu[849] kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi.”
[849] yang dimaksud baik golongan Ini maupun golongan itu ialah mereka yang tersebut dalam ayat 18 dan 19 di atas.

Artinya : Seandainya minta bantuan yang sangat berat yang manusia tidak dapat mengatasi kecuali Allah maka tidak boleh mengesampingkan Allah. Sebaliknya, jika masalah yang kecil dan manusia dapat menyelesaikan maka minta bantuan kepada manusia lain diperbolehkan.

- Bersambung –

Di ringkas : Totok Waryanta

Posting : Rausanulqalbu.blogspot.com.