04 November 2010

MENGIKUTI JEJAK 3 GENERASI TERBAIK *)

Oleh Ustad Abu Yahya Badrussalam

I. Dalil yang Mewajibkan untuk mengikuti 3 generasi terbaik :

1. Siapa yang beriman sesuai sahabat maka dia yang selamat. Syarat untuk mendapat hidayah agar dapat mengikuti sahabat rasulullah tidak lain dengan mengikuti keimanan para sahabat. (Qs Ali Imran)
2. Barangsiapa menselisihi rasul setelah ada petunjuk dan tidak mengikuti kaum muslimin akan dihisap di padang mashyar dan dimasukkan ke neraka (QS An Nisa). Dengan demikian, sangat jelas bahwa barangsiapa yang beragama tidak seperti cara beragamanya (manhaj) para sahabat maka akan menyimpang ke dalam kesesatan
3. Sebaik-baik generasi adalah generasiku, setelahnya, dan setelahnya (HR Muslim). Maksudnya 3 generasi terbaik adalah : sahabat dan sahabiyah yang hidup bersama rasul, tabi’in dan tabiut tabi’in. Pengertian sebaik-baik generasi adalah : sejak zaman nabi adam hingga akhir zaman. Mereka adalah generasi yang paling baik agamanya, aqidahnya, ibadahnya, pemahamannya maupun muamalah dan akhlaknya.
4. Bintang amanah untukku, aku amanah untuk sahabatku, sahabatku amanah untuk umatku (Hadist). Fungsi bintang adalah sebagai penghias langit, pelempar setan yang mencuri kabar dari langit, dan penunjuk arah. (Al Hadist) dalam konteks ini sahabat adalah yang sangat bagus dalam manhaj keberagamaan, penjaga akidah yang menegakkan tauhid dan sunnah dan pemberantas atau selalu berperang menumpas syirik dan bid’ah, serta sebagai penunjuk arah yang sahih bagaimana cara beragama yang selamat hingga akhir zaman.
5. Bertaqwalah kepada Allah. Jangan jadikan sahabatku sebagai cercaan, cintailah dia. Jangan mencaci maki mereka.Jika kalian berinfaq emas sebesar gunung uhud maka kalian tidak akan menyamai mereka yang berifaq ½ mud.

II. Pendapat Ulama khibar tentang wajibnya mengikuti manhaj sahabat dalam beragama :

1. Imam Malik : permasalahan dunia tidaklah akan tuntas dan beres kecuali telah dicontohkan penyelesaiannya oleh generasi salaf (3 generasi terbaik);
2. Imam Abu Hanifah : jika dating dari rasul apa yang ada di mata dan telinga, jika setelah generasi berikutnya di rijal.
3. Imam Ahmad bin Hambal : rasulullah menyebutkan banyak keutamaan sahabat, mendo’akan dan mereka telah pada derajat sidiqin sehingga diberi amanah untuk menyampaikan kepada umat berikutnya. Mereka tahu dan paham bagimana wahyu turun dan praktek langsung dari rasulullah. Atsar sahabat lebih utama, diantaranya sunnah-sunnah yang dipegang erat dan kuat oleh para sahabat.
4. Imam Syafi’i : Mereka berada diatas kita dalam setiap amal, aqal dan warra’, sehingga pendapat mereka harus diterima disbanding pendapat kita sendiri. ada penyimpangan al qur’an atau sunnah maka akan muncul atsar para sahabat. Jika ada 2 sahabat yanh berpendapat, maka akan diikuti salah satu yang sesuai qur’an dan sunnah. Sehingga kita harus mengikuti salah satunya. Sangat dilarang kita membuat dalil baru berdasar ra’yu pribadi kita.
5. Syaikul slam Ibnu Taimiyah : Tiada ulama yang sma keimanannya dengan para sahabat.
6. Imam Al barbari dalam “Fiqh Sunnah” : sunnah adalah islam, Islam adalah sunnah.Ini tidak akan tegak kecuali dengan lainnya. Diantaera yang termasuk sunnah adalah al jama’ah, yaitu yang aku dan sahabatku berjalan diatasnya. Barangsiapa yang tidak mengikuti pasti tersesat dan bid’ah.


III. METODE BERGAMA (MANHAJ) PARA SAHABAT
1. Lebih mendahulukan Al Qur’an dan As Sunnah daripada pendapat manusia ;
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya[1407] dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
[1407] maksudnya orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan RasulNya.(QS AL HUjurrat :1)
a. Ibnu Katsir : jangan berkata mendahului Allah dan rasul, tetapi mengikutinya yaitu dibelakang.
b. Imam Abu Hanifah : Tidak halal seorang mengikuti pendapatku, jika tidak mengetahu darimana aku mengambil pendapat itu.
c. Imam Malik : setiap pendapat dapat diterima atau ditolak kecuali pendapatnya rasulullah
d. Imam Syafi’i: Kaum muslim sepakat apabila telah sampai kepada mereka sunnah rasul tidak boleh ditinggalkan karena mengikuti ulama. Jika ditemukan pendapatku yang menyimpang hadist nabi maka tinggalkanlah.
2. Menghormati para ulama, mengambil pendapat yang sesuai Al Qur’an dan Sunnah.
a. Mensucikan ulama tetapi tanpa taqlid buta
b. Selalu membaca dan mengikuti tulisan dalan kitab yang ditulis ulama
c. Mengikuti ulama yang bermanhaj sesuai sahabat.
d. Berhujjah dengan Ijma’ (kesepakatan ulama)
e. Tunduk kepada kebenaran al qur’an dan as sunnah daripada pendapat ra’yu
f. Fanatiknya kepada al qur’an dan sunnah, bukan kepada ulamanya, kyainya, ajengannya atau ustadznya.
“ Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta Dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. (QS Arrum :31)

*) Disampaikan dalam kajian rutin bulanan di Masjid Al Mujahidin, Pondok Pucung II, Tangsel

Posting by : rausanulqalbu.blogspot.com

03 November 2010

14 KIAT MENJADI HAMBA ALLAH PALING BAHAGIA DUNIA AKHIRAT *)

Bahagia adalah kemampuan untuk mengatasi segala rintangan dan kesulitan yang akan membuahkan kegembiraan dan ketenangan hati baik rintangan dalam menjalankan ad Dien Islam, mengendalikan waktu, kekayaan harta, keamanan; kesehatan, istri, anak dan teman.
Kegembiraan memerlukan rasa aman, Harta membutuhkan sedekah, Kedudukan memerlukan dukungan, Kemuliaan sangat membutuhkan kerendahan hati
Siapa hamba Allah yang paling Bahagia , yaitu orang yang panjang umur dan baik amalannya, banyak hartanya dan banyak sedekahnya, bertambah ilmunya, bertambah pula ketaqwaannya.
Awal kebahagiaan adalah ketika seorang mendapatkan apa yang Allah firmankan dalam Al Qur’an (An Nur-26): ”wanita-wanita yabg baik diperuntukkan bagi laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik diperuntukkan bagi wanita-wanita yang baik pula.”
Akhir dari kebahagiaan : ketika seseorang mendapatkan kedudukannya di jannahNya dan dpat melihat Wajah Allah Ta’ala.
KIAT-KIAT MENJADI BAHAGIA DUNIA AKHIRAT
1. Beriman dan Beribadah
Kirimlah surat-surat cintamu kepada Allah yang maha Kasih lagi Maha Sayang menjelang shubuh tiba. Surat yang anda tulis dengan tinta air mata, diatas kertas kedua pipi kita nan putih bersih, dengan perangko takut, harap, mahhabbah dengan perekat pengabulan. Tentukan alamat kirim anda ke alamat yang dituju adalah ‘’arsy Allah, lalu tunggulah jawabannya.



2. Dzikrullah
Dzikrullah yang akan menyebabkan keridhaan Allah, ar Rahman, ar Rahim. Ia akan membahagiakan jiwa dan menentramkan hati, mngecewakan syaitan, menghilangkan kesedihan dan mengisi penuh timbangan kebaikan di yaumil mizan di hadapan Allah
3. Perbanyak Istighfaar
Akan membukakan gembok-gembok pengunci, mendamaikan hati dan melenyapkan keresahan.
4. Menjaga Hati
Jagalah hati dari fitnah-fitnah syahwat dan syubhat, karena ketenangan yang tidak akan masuk dalam hati kita, sebagaimana malaikat yang tidak sudi memasuki rumah yang di dalamnya ada anjing. Jangan nyalakan tungku di dalam haati yang berisi permusuhan, kedengkian. Amarah dan kebencian sesame muslim, karena hal ini mengakibatkan penderitaan yang berkepanjangan.
5. Menjaga Waktu
Pertanda kebodohan adalah suka membuang waktu dengan sesuatu yang tiada manfaatnya, menunda taubat, selalu tergantung kepada orang lain, durhaka kepada orang tua dan menyebarkan rahasia orang lain.
6. Menjaga Kesehatan
Hidup adalah kesempatan yang hanya bias dirasakan setelah kehilangan.kesehatan adalah mahkota yang bersemayan diatas kepala orang yang sehat yang hanya dapat dilihat oleh orang yang sakit.
7. Beramal
Kebutuhan orang lain kepada kita adalah sebuah nikmat, maka jangan pernah bosan menghadapinya. Bergembiralah dengan hal-hal yang dapat menghapus doa-dosa seperti amal shalih.


8. Menuntut Ilmu Syar’i
Ilmu akan memperbaiki perkataan dan perbuatan. Ia akan melapangkan hati, meluaskan cara pandang. Membuka cakrawala untuk mengenal Allah, mengenal Islam, dan mengenal Rasullullah shallallahu ‘alaihi wassalam.
9. Akhlak Mulia
Perbaiki amal, pendekkan angan-angan. Tuggu ajal kita dengan selalu berbuat kebenaran, jalani hidup kita hari ini dengan susngguh-sungguh, hadapi selalu masalah kita dengan tegar diatas kebenaran, pahami zaman kita hidup saat ini serta jaga lidah
10. Hidup Secara Optimis
Berbaik sangka kepada Allah, raihlah kemurahanNya,jangan putus asa dari rahmadNya,Biar masa depan sampai menyapa, jangan terlalu sibuk dengan hari esok asal kita mau melakukan yang terbaik pada hari ini, Insya Allah hari esok akan lebih baik.
11. Jaga Pergaulan
Sahabat yang baik adalah orang yang kita percaya kepadanya, ia membuat diri kita tenang bersamanya, tempat berbagi kelelahan dan kesedihan, ia tiada pernah menjual kerahasiaan kita.
12. Kekayaan Harta
Yakinlah harta yang berlebihan adalah ketenangan yang terenggut.Kebutuhan yang melampui batas dalah bebab yang memberatkan dan menahan diri dalam kecukupan itu lebih baik daripada berfoya-foya dan berlebihan.
13. Sabar dan Syukur
Setelah lapar ada kenyang, setelah dahaga ada kesegaran, setelah sakit ada kesembuhan, setelah miskinada kekayaan.Yakinlah setiap kesedihan akan dibarengi dengan kebahagiaan. Lihatlah orang yang berada dibawah kita mengenai wajah, tubuh, harta , rumah, pekerjaan, keturunan, karena kita akan tahu bahwa kita wajib bersyukur.
14. Tawakal dan Ridha QodarNya.
Kerelaan akan mendatangkan ketenangan dan keteduhan dalam hati, ia akan memberikan rasa damai dan aman, kesejahteraan dan kemudahan hidup serta kegembiraan dan kesenangan.

*)Disampaikan oleh : Ustadz Abu Islama Imannuddin, Lc, Hafidzullah
Dalam Kajian Ilmiyah “Kiat Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat” di
Kompleks Perum Depkeu Karang Tengah, akhir ramadhan 1426 H

27 September 2010

SUNNAH-SUNNAH QURBAN RASULULLAH SALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALAM YANG TERLUPAKAN

1. HUKUM QURBAN

Dalam hal ini para ulama terbagi dalam dua pendapat. Ada yang mengatakan hukumnya wajib bagi orang yang berkecukupan dan ada pula yang mengatakan hukumnya sunnah mu’akkad (ditekankan).


2. BINATANG YANG UNTUK QURBAN

Hewan qurban hanya boleh dari kalangan Bahiimatul Al An’aam (hewan ternak tertentu) yang terdiri dari onta, sapi atau kambing dan tidak boleh selain itu. Bahkan sekelompok ulama menukilkan adanya ijma’ (kesepakatan) bahwasanya qurban tidak sah kecuali dengan hewan-hewan tersebut (lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/369 dan Al Wajiz 406)

 Seekor Kambing Untuk Satu Keluarga

Seekor kambing cukup untuk qurban satu keluarga, dan pahalanya mencakup seluruh anggota keluarga meskipun jumlahnya banyak atau bahkan yang sudah meninggal dunia. Sebagaimana hadits Abu Ayyub radhiyallahu’anhu yang mengatakan, ”Pada masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam seseorang (suami) menyembelih seekor kambing sebagai qurban bagi dirinya dan keluarganya.” (HR. Tirmidzi dan beliau menilainya shahih. Lihat Minhaajul Muslim, 264 dan 266).Oleh karena itu, tidak selayaknya seseorang mengkhususkan qurban untuk salah satu anggota keluarganya tertentu, misalnya kambing 1 untuk anak si A, kambing 2 untuk anak si B… karunia dan kemurahan Allah sangat luas maka tidak perlu dibatasi.Bahkan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berqurban untuk dirinya dan seluruh umatnya. Suatu ketika beliau hendak menyembelih kambing qurban. Sebelum menyembelih beliau mengatakan, “Yaa Allah ini – qurban – dariku dan dari umatku yang tidak berqurban.” (HR. Abu Daud 2810 & Al Hakim 4/229 dan dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 4/349). Berdasarkan hadits ini, Syaikh Ali bin Hasan Al Halaby mengatakan, “Kaum muslimin yang tidak mampu berqurban, mendapatkan pahala sebagaimana orang berqurban dari umat Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam.”Adapun yang dimaksud: “…kambing hanya boleh untuk satu orang, sapi untuk tujuh orang, dan onta 10 orang…” maksudnya adalah biaya pengadaannya. Biaya pengadaan kambing hanya boleh dari satu orang, biaya pengadaan sapi hanya boleh dari maksimal tujuh orang, dst.

 Ketentuan Untuk Sapi dan Onta

Seekor sapi dijadikan qurban untuk 7 orang. Sedangkan seekor onta untuk 10 orang. Dalam masalah pahala, ketentuan qurban sapi sama dengan ketentuan qurban kambing. Artinya urunan 7 orang untuk qurban seekor sapi, pahalanya mencakup seluruh anggota keluarga dari 7 orang yang ikut urunan.

3. LARANGAN BAGI YANG BERQURBAN

Orang yang hendak berqurban dilarang memotong kuku dan memotong rambutnya (yaitu orang yang hendak qurban bukan hewan qurbannya). Dari Ummu Salamah dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam beliau bersabda, ”Apabila engkau telah memasuki sepuluh hari pertama (bulan Dzulhijjah) sedangkan diantara kalian ingin berqurban maka janganlah dia menyentuh sedikitpun bagian dari rambut dan kulitnya.” (HR. Muslim). Larangan tersebut berlaku untuk cara apapun dan untuk bagian manapun, mencakup larangan mencukur gundul atau sebagian saja, atau sekedar mencabutinya. Baik rambut itu tumbuh di kepala, kumis, sekitar kemaluan maupun di ketiak (lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/376).

Larangan ini hanya berlaku untuk kepala keluarga (shohibul qurban) dan tidak berlaku bagi anggota keluarganya. Karena 2 alasan:• Zhohir hadis menunjukkan bahwa larangan ini hanya berlaku untuk yang mau berqurban.• Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sering berqurban untuk dirinya dan keluarganya. Namun belum ditemukan riwayat bahwasanya beliau menyuruh anggota keluarganya untuk tidak memotong kuku maupun rambutnya. (Syarhul Mumti’ 7/529)

4. WAKTU PENYEMBELIHAN

Waktu penyembelihan qurban adalah pada hari Idul Adha dan 3 hari sesudahnya (hari tasyriq). Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Setiap hari taysriq adalah (hari) untuk menyembelih (qurban).” (HR. Ahmad dan Baihaqi)Kemudian, para ulama sepakat bahwa penyembelihan qurban tidak boleh dilakukan sebelum terbitnya fajar di hari Idul Adha.

5. TEMPAT PENYEMBELIHAN

Tempat yang disunnahkan untuk menyembelih adalah tanah lapangan tempat shalat ‘ied diselenggarakan. Dibolehkan untuk menyembelih qurban di tempat manapun yang disukai, baik di rumah sendiri ataupun di tempat lain. (lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/378)

6. TATA CARA PENYEMBELIHAN

1. Sebaiknya pemilik qurban menyembelih hewan qurbannya sendiri.2. Apabila pemilik qurban tidak bisa menyembelih sendiri maka sebaiknya dia ikut datang menyaksikan proses penyembelihan qurbannya.3. Hendaknya memakai alat yang tajam untuk menyembelih.4. Hewan yang disembelih dibaringkan di atas lambung kirinya dan dihadapkan ke kiblat. Kemudian pisau ditekan kuat-kuat supaya cepat putus.5. Ketika akan menyembelih disyari’akan membaca “Bismillaahi wallaahu akbar” ketika menyembelih. Untuk bacaan bismillah (tidak perlu ditambahi Ar Rahman dan Ar Rahiim) hukumnya wajib menurut Imam Abu Hanifah, Malik dan Ahmad, sedangkan menurut Imam Syafi’i hukumnya sunnah. Adapun bacaan takbir – Allahu akbar – para ulama sepakat kalau hukum membaca takbir ketika menyembelih ini adalah sunnah dan bukan wajib. Kemudian diikuti bacaan:• “hadza minka wa laka.” (HR. Abu Dawud 2795) Atau• “hadza minka wa laka ’anni atau ’an fulan (disebutkan nama shahibul qurban).” atau• Berdoa agar Allah menerima qurbannya dengan doa, ”Allahumma taqabbal minni atau min fulan (disebutkan nama shahibul qurban).”(lihat Tata Cara Qurban Tuntunan Nabi, hal. 92)Catatan: Tidak terdapat do’a khusus yang panjang bagi shohibul qurban ketika hendak menyembelih.

7. PEMANFAATAN HASIL SEMBELIHAN

Bagi pemilik hewan qurban dibolehkan memanfaatkan daging qurbannya, melalui:• Dimakan sendiri dan keluarganya, bahkan sebagian ulama menyatakan shohibul qurban wajib makan bagian hewan qurbannya. Termasuk dalam hal ini adalah berqurban karena nadzar menurut pendapat yang benar.• Disedekahkan kepada orang yang membutuhkan• Dihadiahkan kepada orang yang kaya• Disimpan untuk bahan makanan di lain hari. Namun penyimpanan ini hanya dibolehkan jika tidak terjadi musim paceklik atau krisis makanan.

8. LARANGAN DALAM QURBAN

 Larangan memperjual-belikan hasil sembelihan

Tidak diperbolehkan memperjual-belikan bagian hewan sembelihan, baik daging, kulit, kepala, teklek, bulu, tulang maupun bagian yang lainnya. Ali bin Abi Thalib mengatakan, ”Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam memerintahkan aku untuk mengurusi penyembelihan onta qurbannya. Beliau juga memerintahkan saya untuk membagikan semua kulit tubuh serta kulit punggungnya. Dan saya tidak diperbolehkan memberikan bagian apapun darinya kepada tukang jagal.” (HR. Bukhari dan Muslim). Bahkan terdapat ancaman keras dalam masalah ini, sebagaimana hadis berikut: Dari Abu hurairah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menjual kulit hewan qurbannya maka ibadah qurbannya tidak ada nilainya.” (HR. Al Hakim 2/390 & Al Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan: Hasan).

 Larangan mengupah jagal dengan bagian hewan sembelihan

Dari Ali bin Abi Thalib bahwa “Beliau pernah diperintahkan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam untuk mengurusi penyembelihan ontanya dan agar membagikan seluruh bagian dari sembelihan onta tersebut, baik yang berupa daging, kulit tubuh maupun pelana. Dan dia tidak boleh memberikannya kepada jagal barang sedikitpun.” (HR. Bukhari dan Muslim) dan dalam lafaz lainnya beliau berkata, ”Kami mengupahnya dari uang kami pribadi.” (HR. Muslim). Dan ini merupakan pendapat mayoritas ulama (lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/379).Syaikh Abdullah Al Bassaam mengatakan, ”Tukang jagal tidak boleh diberi daging atau kulitnya sebagai bentuk upah atas pekerjaannya. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Yang diperbolehkan adalah memberikannya sebagai bentuk hadiah jika dia termasuk orang kaya atau sebagai sedekah jika ternyata dia adalah miskin ….” (Taudhihul Ahkaam, IV/464). Pernyataan beliau semakna dengan pernyataan Ibnu Qosim yang mengatakan: “Haram menjadikan bagian hewan qurban sebagai upah bagi jagal.”

Nasehat & solusi untuk masalah kulit

 Kumpulkan semua kulit, kepala, dan kaki hewan qurban. Tunjuk sejumlah orang miskin sebagai sasaran penerima kulit. Tidak perlu diantar ke rumahnya, tapi cukup hubungi mereka dan sampaikan bahwa panitia siap menjualkan kulit yang sudah menjadi hak mereka. Dengan demikian, status panitia dalam hal ini adalah sebagai wakil bagi pemilik kulit untuk menjualkan kulit, bukan wakil dari shohibul qurban dalam menjual kulit.

 Serahkan semua atau sebagian kulit kepada yayasan islam sosial (misalnya panti asuhan atau pondok pesantren). (Terdapat fatwa lajnah yang membolehkan menyerahkan bagian hewan qurban kepada yayasan islam sosial). Untuk selanjutnya, yayasan tersebut berhak mempergunakan kulit sesukanya. Bisa dijual atau yang lainnya.

 Arisan Qurban Kambing?

Mengadakan arisan dalam rangka berqurban masuk dalam pembahasan berhutang untuk qurban. Karena hakekat arisan untuk qurban adalah hutang untuk qurban. Sebagian ulama menganjurkan untuk berqurban meskipun harus hutang. Di antaranya adalah Imam Abu Hatim sebagaimana dinukil oleh Ibn Katsir dari Sufyan At Tsauri (Tafsir Ibn Katsir, surat Al Hajj:36).Sebagian ulama lain menyarankan untuk mendahulukan pelunasan hutang daripada berqurban. Di antaranya adalah Syaikh Ibnu Utsaimin dan ulama tim fatwa islamweb.net dibawah bimbingan Dr. Abdullah Al Faqih (lih. Fatwa Syabakah Islamiyah no. 7198 & 28826). Syaikh Ibn Utsaimin mengatakan, “Jika ada yang memiliki hutang maka selayaknya dia mendahulukan pelunasan hutang dari pada berqurban.” (Syarhul Mumti’ 7/455).Namun pernyataan-pernyataan ulama di atas tidaklah saling bertentangan. Karena perbedaan ini didasari oleh perbedaan dalam memandang keadaan orang yang berhutang. Ulama yang menyarankan untuk berhutang ketika qurban terkait dengan orang yang keadaanya mudah dalam melunasi hutang atau kasus hutang yang jatuh temponya masih panjang. Sedangkan anjuran sebagian ulama untuk mendahulukan pelunasan hutang dari pada qurban terkait dengan orang yang kesulitan melunasi hutang atau hutang yang menuntut segera dilunasi. Dengan demikian, jika arisan qurban kita golongkan sebagai hutang yang jatuh temponya panjang atau hutang yang mudah dilunasi maka berqurban dengan arisan adalah satu hal yang baik. Wallahu a’lam.

 Qurban Kerbau?

Para ulama’ menyamakan kerbau dengan sapi dalam berbagai hukum dan keduanya dianggap sebagai satu jenis (Mausu’ah Fiqhiyah Quwaithiyah 2/2975). Ada beberapa ulama yang secara tegas membolehkan berqurban dengan kerbau, dari kalangan Syafi’iyah (lih. Hasyiyah Al Bajirami) maupun dari Hanafiyah (lih. Al ‘Inayah Syarh Hidayah 14/192 dan Fathul Qodir 22/106). Mereka menganggap keduanya satu jenis. Jadi bisa kita katakan bahwa berkurban dengan kerbau, hukumnya sah. Wallahu a’lam.

 Urunan Qurban Satu Sekolahan

Perlu dipahami bahwa qurban adalah salah satu ibadah dalam islam yang memiliki aturan tertentu sebagaimana yang digariskan oleh syari’at. Keluar dari aturan ini maka tidak bisa dinilai sebagai ibadah qurban, alias qurbannya tidak sah. Di antara aturan tersebut adalah masalah pembiayaan. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, biaya pengadaan untuk seekor kambing hanya boleh diambilkan dari satu orang. Oleh karena itu, kasus tradisi ‘qurban’ seperti di atas tidak dapat dinilai sebagai qurban.

 Berqurban Atas Nama Orang Yang Sudah Meninggal?

a) Orang yang meninggal bukan sebagai sasaran qurban utama namun statusnya mengikuti qurban keluarganya yang masih hidup. Misalnya seseorang berqurban untuk dirinya dan keluarganya, sementara ada di antara keluarganya yang telah meninggal. Berqurban jenis ini dibolehkan dan pahala qurbannya meliputi dirinya dan seluruh keluarganya meskipun ada yang sudah meninggal.b) Berqurban khusus untuk orang yang telah meninggal tanpa ada wasiat dari mayit. Sebagian ulama madzhab hambali menganggap ini sebagai satu hal yang baik dan pahalanya bisa sampai kepada mayit, sebagaimana sedekah atas nama mayit (lih. Fatwa Majlis Ulama Saudi no. 1474 & 1765). Namun sebagian ulama’ bersikap keras dan menilai perbuatan ini sebagai satu bentuk menselisihi sunnah, karena tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam. Tidak ada riwayat bahwasanya beliau berqurban atas nama Khadijah, Hamzah, atau kerabat beliau lainnya yang mendahului beliau shallallahu ’alaihi wa sallam.c) Berqurban khusus untuk orang yang meninggal karena mayit pernah mewasiatkan agar keluarganya berqurban untuknya jika dia meninggal. Berqurban untuk mayit untuk kasus ini diperbolehkan jika dalam rangka menunaikan wasiat si mayit. (Dinukil dari catatan kaki Syarhul Mumti’ yang diambil dari Risalah Udh-hiyah Syaikh Ibn Utsaimin 51)

 Hewan yang disukai dan lebih utama untuk diqurbankan?

Hendaknya hewan yang diqurbankan adalah hewan yang gemuk dan sempurna. Di antara ketiga jenis hewan qurban maka menurut mayoritas ulama yang paling utama adalah berqurban dengan onta, kemudian sapi kemudian kambing, jika biaya pengadaan masing-masing ditanggung satu orang (bukan urunan). (lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/374)

 Manakah yang lebih baik, ikut urunan sapi atau qurban satu kambing?

Sebagian ulama menjelaskan qurban satu kambing lebih baik dari pada ikut urunan sapi atau onta. Karena tujuh kambing manfaatnya lebih banyak dari pada seekor sapi (lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2/375, Fatwa Lajnah Daimah no. 1149 & Syarhul Mumthi’ 7/458). Di samping itu, terdapat alasan lain di antaranya qurban yang dilakukan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah utuh satu ekor, baik kambing, sapi, maupun onta, bukan 1/7 sapi atau 1/10 onta.

 Apakah harus jantan?

Tidak ada ketentuan jenis kelamin hewan qurban. Boleh jantan maupun betina. Namun umumnya hewan jantan itu lebih baik dan lebih mahal dibandingkan hewan betina. Oleh karena itu, tidak harus hewan jantan namun diutamakan jantan.

Referensi : ⋅Artikel At Tauhid edisi V/42 (29 October 2009)[Ammi Nur Baits. Artikel ini telah diringkas oleh editor MAT. Silakan membaca tulisan selengkapnya di www.muslim.or.id

20 September 2010

ANTAGONIS FILM SANG PENCERAH DENGAN MISI PERJUANGAN AHMAD DAHLAN


Pada awal syawal ini, tepatnya pada saat umat muslim merayakan hari raya iedul fitri 1431 H, umat islam diberikan “hadiah” berupa film yang menggambarkan perjuangan seorang tokoh muslim di tanah air. Sang Pencerah. Demikian nama film tersebut diberi judul oleh produsernya, Hanung Bramantio. Seorang produser muda dari Kota Yogyakarta yang menurut pengakuannya tinggal di Daerah Kauman, yang tidak jauh jaraknya dengan tempat tinggal dan tempat perjuangan Ahmad Dahlan. Produser tersebut, dalam salah satu acara di TV swasta nasional, mengaku paham betul siapa Ahmad Dahlan dan merasa terpanggil untuk membuat film ini karena tinggal di kampungnya Ahmad Dahlan dan dibesarkan di lingkungan pendidikan yang didirikan oleh organisasi Muhammadiyah yang notabenenya adalah pendirinya Ahmad Dahlan.
Film Sang Pencerah adalah film yang menggambarkan perjuangan seorang pahlawan nasional sekaligus tokoh muslim yang bernama Ahmad Dahlan. Dalam film tersebut digambarkan bagaimana perjuangan Ahmad Dahlan menegakkan Islam ditengah kultur budaya Jawa yang banyak sekali perbedaannya dengan ajaran Islam. Budaya Jawa terutama disekitar menara gading kekuasaan Kraton Yogyakarta banyak sekali terjadi Akulturasi budaya Hindu dengan Islam yang terkenal dengan kejawen dan abangannya. Acara-acara yang bersifat keagamaan dari islam tetapi kontennya tidak lain adalah keyakinan-keyakinan dari agama lain termasuk kejawen. Kondisi ini yang coba di ”lawan” oleh Ahmad Dahlan dengan mengembalikan Islam yang sesungguhnya. Islam yang tidak tercampur dengan pemahaman yang lain , yang dikenal dengan perjuangan melawan TBK (Tahayul, Bid’ah, Khurafat). Perjuangan ini digambarkan secara sebagian dengan konflik pelurusan shaf masjid Agung Kauman Yogyakarta -yang notabenenya dibawah kekuasaan kraton- menghadap lurus ke barat. Namum berdasarkan ilmu dan pemahaman Ahmad Dahlan, shaf shalat untuk masjid di Yogyakarta secara umum dan khususnya masjid Agung Kauman adalah agak melenceng ke Barat Laut. Akhirnya, konflik ini mencapai klimaksnya dengan penuduhan kepada Ahmad Dahlan dengan ajaran islam yang nyleneh dan masjid di tempat tinggalnya dibakar oleh orang yang tidak setuju pelurusan shaf masjid Agung Kauman.
Disamping itu dalam film ini digambarkan pula peran Ahmad Dahlan dalam perjuangannya melalui organisasi Muhammadiyah dalam melawan penjajahan Belanda.
Namum demikian, jika dicermati dan dikritisi secara mendalam, pembuatan dan pemutaran film pada saat-saat umat muslim merayakan hari kemenangan ini berlawanan dengan apa sejatinya perjuangan Ahmad Dahlan. Bahkan, bisa jadi Ahmad Dahlan sendiri jika masih hidup akan meneteskan air mata bila tahu dirinya setelah meninggal akan diagung-agungkan, diberlakukan berlebihan, dan diidolakan oleh sebagian orang muslim, apa lagi mengaku dirinya kenal dan mencintai dirinya. Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh yang salih dalam beribadah , istiqomah, tawwaduk, fatsun, zuhud, jauh dari sifat diidolakan, jauh dari sifat disanjung dan memahami al qur’an dan sunnah-sunnah rasul. Ahmad Dahlan akan merasa sedih tatkala penghormatan yang dilakukan oleh generasi penerusnya, menselisihi dan melanggar Al qur’an dan sunnah rasul. Bentuk mencintai Ahmad Dahlan adalah dengan cara meneruskan misi perjuangannya yang menegakkan sunnah rasul dengan memberantas kebid’ahan, menegakkah ketauhidan dengan memberantas kesyirikan yang berupa tahayul dan khurafat yang hingga saat ini sangat intens melanda umat islam. Bentuk mencintai Ahmad Dahlan bukan dengan cara yang sebaliknya yaitu melanggar sunnah – sunnah rasul yang menjadi misi beliau, dengan melakukan ghuluw (berlebih-lebihan) dalam memuja, menghormatinya dengan melanggar nilai-nilai yang tidak beliau lakukan dan tidak beliau sukai seperti di tokoh utamakan dalam film, karena memang banyak kemudharatan secara syar’I didalamnya. Bentuk cinta kepada Ahmad Dahlan adalah mempelajari ilmu yang dimiliki, mencontoh amal ibadahnya, mencontohkan perilakunya dan melanjutkan perjuangannya yang dilandasi oleh al qur’an dan hadist yang sahih sesuai pemahaman sahabat sekaligus meninggalkan ilmu, amal, dan perjuangannya yang menselisihi sunnah rasul, sunnah sahabat dan Al qur’an. Adalah sangat aneh menyanyangi, mencintai dan menghormati Ahmad Dahlan dengan cara-cara yang beliau tidak suka dan tidak dilakukan, karena menselisihi al qur’an dan sunnah rasul. Perkara-perkara di bawah ini adalah perkara-perkara syar’i yang di contohkan rasulullah dan sahabat dan sekaligus menjadi pedoman Ahmad Dahlan. Namun dalam film Sang Pencerah justru ditampilkan secara nyata pelanggaran terhadap sunah rasul dan sahabat. Demikiankah bentuk cinta kita sebagai penerus perjuangan seorang tokoh muslim yang sangat paham tentang agama Islam?

PERKARA-PERKARA MUDHARAT YANG ANTAGONIS DENGAN PEMAHAMAN AHMAD DAHLAN DALAM FILM SANG PENCERAH

1. Memperdengarkan Musik
Soundtrack dari film Sang Pencerah adalah suara nyayian dan musik. Padahal hukum mendengarkan musik adalah haram. Hal ini di sabdakan oleh Syaikh Muhamamd bin Shalih Al-Utsaimin dalam Fatawal Mar'ah 1/106
Mendengarkan musik dan nyanyian haram dan tidak disangsikan keharamannya. Telah diriwayatkan oleh para sahabat dan salaf shalih bahwa lagu bisa menumbuhkan sifat kemunafikan di dalam hati. Lagu termasuk perkataan yang tidak berguna. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan".[Luqman : 6]
Ibnu Mas'ud dalam menafsirkan ayat ini berkata : "Demi Allah yang tiada tuhan selainNya, yang dimaksudkan adalah lagu".
Mendengarkan musik dan lagu akan menjerumuskan kepada suatu yang diperingatkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam haditsnya.
"Artinya : Akan ada suatu kaum dari umatku menghalalkan zina, sutera, khamr dan alat musik".
Maksudnya, menghalalkan zina, khamr, sutera padahal ia adalah lelaki yang tidak boleh menggunakan sutera, dan menghalalkan alat-alat musik. [Hadits Riwayat Bukhari dari hadits Abu Malik Al-Asy'ari atau Abu Amir Al-Asy'ari]
Berdasarkan hal ini saya menyampaikan nasehat kepada para saudaraku sesama muslim agar menghindari mendengarkan musik dan janganlah sampai tertipu oleh beberapa pendapat yang menyatakan halalnya lagu dan alat-alat musik, karena dalil-dalil yang menyebutkan tentang haramnya musik sangat jelas dan pasti.

[Disalin dari kitab Al-Fatawa Al-Jami'ah Lil Mar'atil Muslimah, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Tentang Wanita, Penyusun Amin bin Yahya Al-Wazan Penerbitan Darul Haq. Penerjemah Amir Hamzah Fakhrudin]

2. Di dalamnya melalaikan orang yang hadir sebab mereka memperhatikan gerakan-gerakan pemain film dan mereka senang (tertawa).Film itu biasanya dimaksudkan untuk hiburan, sehingga melalaikan orang yang menyaksikan.

3. Individu-individu yang ditiru, kadang-kadang berasal dari tokoh Islam. Hal ini dianggap sebagai sikap meremehkan mereka, baik si pemain merasa atau tidak. Contoh: seseorang yang sangat tidak pantas, menirukan ulama atau sahabat. Ini tidak boleh. Kalau ada seseorang datang menirukan kamu, berjalan seperti jalanmu, apakah engkau ridha dengan hal ini? Bukankah sikap ini digolongkan sebagai sikap merendahkan terhadap kamu? Walaupun orang yang meniru tersebut bermaksud baik menurut sangkaannya. Tetapi setiap individu tidak akan rela terhadap seseorang yang merendahkan dirinya.

4. Yang ini sangat berbahaya, sebagian mereka menirukan pribadi kafir. Secara sadar atau tidak seluk beluk tentang film adalah meniru pribadi orang-orang kafir. Dakwah dengan cara ini dilarang karena tidak ada petunjuk Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam serta bukan dari salafu ash shalih maupun petunjuk kaum muslimin. Pemain film ini tidak dikenal kecuali dari luar Islam. Masuk kepada kita dengan nama dakwah Islam, dan dianggap sebagai sarana-sarana dakwah. Ini tidak benar karena sarana dakwah adalah tauqifiyah (ittiba'). Cukup dengan yang dibawa Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam dan tidak butuh jalan seperti ini. Bahwasanya dakwah akan tetap menang dalam kurun waktu yang berbeda-beda. Tanpa adanya pemain ini. Tatkala cara ini) datang tidaklah menampakkan kebaikan kepada manusia sedikitpun, dan tidak bisa mempengaruhinya. Hal itu menunjukkan bahwa cara ini adalah perkara negatif dan tidak ada faedahnya sedikitpun.

5. Di dalamnya mengandung unsur menyia-nyiakan waktu. Meluangkan waktu sekedar menonton atau menikmati sebuah film adalah perbuatan membuang-buang waktu. Banyak waktu yang seharusnya bermanfaat untuk menambah keimanan kepada Allah Ta’ala, terbuang secara percuma dengan duduk berjam-jam menikmati adegan yang kurang ada manfaatnya untuk mencapai ridha Allah Ta’ala. Orang Islam akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap waktunya. Dia dituntut untuk memelihara dan mengambil faedah dari waktunya, untuk mengamalkan apa-apa yang diridhai oleh Allah Ta'ala, sehingga manfaatnya kembali kepadanya baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana hadits Abu Barzah Al-Aslamy, dia berkata,'Telah bersabda Rasulullah,
”Artinya : Tidak bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ditanya tentang umurnya, untuk apa dia habiskan. tentang hartanya darimana dia dapatkan, dan untuk apa dia infakkan. tentang badannya untuk apa dia kerahkan. [Dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi 2417 dan dia menshahihkannya]

6. Umumnya Film itu dusta. Film banyak sekali kedustaan di banding realita yang sebenarnya, termasuk menambah atau mengurangi jalan cerita, pelakunya atau propertynya yang dibuat-buat. Bisa jadi memberi pengaruh bagi orang yang hadir dan menyaksikan atau memikat perhatian mereka atau bahkan membuat mereka tertawa. Itu bagian dari cerita-cerita khayalan. Sungguh telah ada ancaman dari Rasulullah bagi orang yang berdusta untuk menertawakan manusia dengan ancaman yang keras. Yakni dari Muawiyah bin Haidah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah bersabda,

“Artinya : Celaka bagi orang-orang yang berbicara (mengabarkan) sedangkan dia dusta (dalam pembicaraannya) supaya suatu kaum tertawa maka celakalah bagi dia, celakalah bagi dia”.[Hadits Hasan, dikeluarkan oleh Hakim (I/46), Ahmad (V/3-5) dan At-Tirmidzi (2315)]

Mengiringi hadits ini Syaikh Islam berkata, 'Dan sungguh Ibnu Mas'ud berkata : “Sesungguhnya dusta itu tidak benar baik sungguh-sungguh maupun bercanda”
Adapun apabila dusta itu menimbulkan permusuhan atas kaum muslimin dan membahayakan atas dien tentu lebih keras lagi larangannya. Bagaimanapun pelakunya yang menertawakan suatu kaum dengan kedustaan berhak mendapat hukuman secara syar'i yang bisa menghalangi dari perbuatannya itu.[Majmu Fatawa (32/256)]

Tentang cerita-cerita, sungguh ulama' salaf membenci cerita-cerita dan majelis-majelis cerita. Mereka memperingatkan segala peringatan dan memerangi para narator (pencerita) dengan berbagai sarana. Dari kitab Al-Mudzakir wa At-Tadzkin wa Adz-Dzikr karya Ibnu Abi Ashim, tahqiq Khlaid Al-Ridadi (hal. 26) . Ibnu Ashim telah meriwayatkan dengan sanad yang shahih, bahwa Ali Radhiyallahu ;anhu melihat seseorang bercerita, maka dia berkata, Apakah engkau tahu tentang naskh (ayat yang menghapus) dan mansukh(yang dihapus)? Maka dia (pencerita itu) menjawab,Tidak. Ali berkata,Binasa engkau dan engkau telah membinasakan mereka.[ Al-Mudzakir wa At-Tadzkir hal. 82]

Imam Malik berkata, Sungguh saya benci cerita-cerita di masjid. Saya memandang berbahaya ikut bermajelis dengan mereka. Sesungguhnya cerita-cerita itu bid'ah.

Dari Salim berkata, “Bahwa Ibnu Umar bertemu dengan orang yang keluar dari masjid, maka dia berkata , ‘Tidak ada faktor yang menyebabkan aku keluar (dari masjid) kecuali suara narrator kalian ini”. Imam Ahmad berkata,Manusia yang paling dusta adalah para narator dan orang yang paling banyak bertanya (dengan pertanyaan yang tidak ada faedahnya). Kemudian ditanyakan padanya (Imam Ahmad),Apakah Anda menghadiri majelis mereka ? Dia menjawab, Tidak.[Dinukil dari kitab Al-Bida wa Al-Hawadits karya At-Turtusyi, hal 109-112]

7. Meniru-niru tokoh yang sebenarnya. Islam melarang umatnya untuk meniru-niru gerakan seseorang. Telah datang hadits shahih yang mencela orang yang menirukan gerakan seseorang, dan larangan dari yang demikian itu, dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda, 'Sungguh saya tidak suka menirukan seseorang dan sungguh bagi saya seperti ini dan seperti ini'. Shahih dikeluarkan oleh Imam Ahmad (6/136-206), At-Tirmidzi(2503).

Hadits yang melarang menyerupai orang-orang musyrik dan kafir telah tersebar, diantaranya sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, 'Selisihilah orang-orang Yahudi dan Nashara..'[Taqrib Ibnu Hibban (2186)], 'Berbedalah dengan orang-orang musyrik...' [Muslim(259)], 'Berbedalah dengan orang-orang Majusi..' [Muslim(260)]


8. Terjadimya Percampuran antara laki-laki dan perempuan. Percampuran itu terjadi antara para pemain saat melakukan adegan di film atau antara penonton di gedung bioskop saat menonton film. Syaitan amat giat dalam menebarkan fitnah dan menjerumuskan manusia kepada yang haram. Karena itu Allah Subhanahu wata'ala mengingatkan kita dengan firmannya :

“Hai orang –orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Berangsiapa mengikuti langkah-langkah syaitan maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan mungkar” (An Nur : 21).

Syaitan masuk kepada anak Adam bagaikan aliran darah. Diantara cara-cara syaitan di dalam menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan keji adalah khalwat dengan wanita bukan mahram. Karenanya, syariat Islam menutup pintu tersebut, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam :

“Tidaklah seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita kecuali pihak ketiganya adalah syaitan” (HR At Tirmidzi, 3/474; lihat Misykatul mashabih: 3188)

Dan dari Ibnu Umar Radhiallahu’anhu bahwasanya Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Sungguh hendaknya tidak masuk seorang laki-laki dari kamu setelah hari ini kepada wanita yang tidak ada bersamanya (suami atau mahramnya) kecuali bersamanya seorang atau dua orang laki-laki. (HR Muslim : 4/1711)

Termasuk perdayaan syaitan adalah melihat gambar-gambar porno, baik di majalah, film, televisi, video, internet, dan sebagainya. Sebagian mereka berdalih, semua itu adalah sekedar gambar, tidak hakekat yang sebenarnya.

Suatu renungan yang pantas dicamkan . Apabila kita mencintai seseorang pastilah mengikuti apa-apa yang dicontohkan oleh yang kita cintai. Sebaliknya, apabila kita mengatakan dengan lisan mencintai seseorang tetapi perilaku dan sikap kita menentang orang yang kita cintai, bisa jadi kita disebut munafik atau pengkhianat.

Wallahu a’alam bissawab
Posted by : abu nada syifa


For. Rausanulqalbu.blogspot.com

16 Juni 2010

HATI, PENYAKIT DAN OBATNYA*)

1 MACAM-MACAM HATI :

a. Hati Yang Sehat : Selamat dari syahwat yang menselisihi perintah dan larangan Allah Ta’ala. Hati ini akan : selalu beriman kepada Allah dan hari akhir, hati yang bersaksi tiada tuhan yang berhak diibdahi kecuali Allah ta’ala, hati yang bersih dari syirik, hati yang selamat dari bid’ah dan teang diatas sunnah, hatinya orang mukmin.

b. Hati Yang Mati : hati yang tiada lagi kehidupan padanya. Hati ini akan : tidak mengenal Allah, berada diatas syahwat dan kelezatannnya, mengerjakan perkara yang dilarang Allah. Yang bergaul dengan pemilik hati ini adalah suatu penyakit, mendekatinya racun, dan duduk bersamanya adalah kebinasaan.


c. Hati Yang Sakit : hati yang padanya ada kehidupan sekaligus terdapat penyakit, kadang sadar dalam ketaatan kadang lalai. Hati yang demikian adalah hidup tetapi cacat. Hati yang demikian yang berbahaya karena saat meninggal dalam keadaan suul khatimah.

2 PINTU MASUK SYAITAN KE DALAM HATI :

a. Marah : karena hilangny akal;
b. Mengikuti hawa nafsu;
c. Hasad/dengki/iri hati;
d. Tamak
e. Berlebihan dalam makan;
f. Terburu-buru dan kurang teliti dalam segala perkara;
g. Bakhil/Kikir/Pelit;
h. Takut Miskin;
i. Fanatik pada mahzab tertentu, dendam dan memandang remeh pada sekutunya;
j. Suuzhan pada orang lain.

3 FITNAH HATI

a. Fitnah Syahwat : fitnah kepada keduniawian (harta, tahta, wanita, pujian, sanjungan) . Ini membuat rusak niat dan tujuan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala

b. Fitnah Syubhat : fitnah mengenai pemahaman, keyakinan, aliran, pemikiran yang menyimpang. Ini membuat rusak ilmu dan keyakinan dalam beribadah kepada Allah.

c. Hati yang terkena kedua fitnah itu : tidak dapat membedakan mana yanh ma’ruf mana yang munkar, menjadikan hawa nafsu sebagai sumber hukum lebih tinggi daripada aran rasulullah.

4 TANDA-TANDA HATI YANG SEHAT :

a. Senantiasa mengutamakan hal-hal yang bermanfaat;
b. Mengutamakan akhirat daripada dunia;
c. Bertaubat kepada Allah Ta’ala dan menggantungkan hidupnya hanya kepadaNya;
d. Selalu ingat kepada Allah ta’ala dan tidak bosan beribadah kepadaNya;
e. Bersedih bila terluput wirid. Jauh lebih berat daripada kehilangan harta benda;
f. Merasa rindu beribadah kepada Allah Ta’ala dan mengharap kepada Allah Ta’ala agar amalannya diterima;
g. Hilang kesedihan dan kesibukan dunia ketika mengerjakan shalat;
h. Satu tujuan, yaitu karena Allah Ta’ala;
i. Sangat bakhil dengan waktu agar tidak terlewat sia-sia;
j. Perhatiannya tertuju pada membersihkan amal, bahkan lebih pentingdaripada mengerjakan amal tersebut.

5 TANDA-TANDA HATI YANG SAKIT :

a. Tidak mengenal Allah, tidak mencintai, tidak merindukan perjumpaan dengan Allah, tidak mau kembali ke jalanNya, lebih suka mengikuti hawa nafsu ;
b. Tidak merasakan sakitnya hati dengan sebab luka-luka maksiyat yang dialkukan;
c. Tidak merasa sakit atau tersiksa dengan kebodohannya akan kebenaran, berbeda dengan hati yang sehat akan merasa sakit dan tersiksa dengan datangnya syubhat pada dirinya;
d. Hati yang sakit meninggalkan manakan yang bermanfaat dan memilih racun yang berbahaya;
e. Hati yang sakit cinta pada dunia, senang tinggal didunia, tidak merasa asing di dunia serta tidak merasa rindu pada akhirat;
f. Mencintai perbuatan maksiyat, mendapat kelezatan saat melakukan kemaksiyatan, merasa tenang setelah melakukannya,tidak menyukai ketaatan, dzikir kepada Allah Ta ‘ala dan amalan salih;
g. Membenci kebenaran dan hatinya merasa sempit dengannya, sangat mudah menyerap syubhat dan mudah terpengaruh olehnya;
h. Tidak mengetahu yang ma’ruf, tiada mengingkari kemungkaran, tiada terpengaruh nasehat, takut kepada selain Allah Ta’ala;
i. Tiada suka tempat yang baik dan merasa sempit dengannya, tetapi merasa rindu kepada tempat yang buruk;
j. Tidak menyukai kepada orang yang memiliki keshalihan, keutamaan, dakwah, melainkan lebih cinta pada orang orang yang melakukan kemaksyatan (syirik ,bid’ah, tahayul, khurafat)

6 SEBAB-SEBAB HATI MENJADI SAKIT:

a. Syirik dan nifaq;
b. Bid’ah;
c. Dosa dan ma’siyat;
d. Cinta dunia;
e. 4 Racun hati : berlebihan dalam bicara, berlebihan dalam makan, berlebihandalam memandang dan berlebihan dalam bergaul.

7 OBAT PENYAKIT HATI :

a. Menegakkan tauhid dan menjauhkan kesyirikan;
b. Menuntut ilmu syar’I dan mengamalkan, menerima kebenaran dan mengamalkannya;
c. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiyat,
d. Berdzikir dan istighfar,
e. Membaca Al Qur’an setiap hari;
f. Selalu bertaubat kepada Allah Ta’ala;
g. Berbuat baik kepada orang lain;
h. Membuang berbagai kotoran hati;
i. Menyibukkan diri dengan segala yang bermanfaat;
j. Zuhud terhadap dunia;
k. Banyak berdoa kepada Allah Ta’ala.

*)Diringkas dari Kitab Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam Tazkiyatun Nufus,
Karya: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, terbitan : Pustaka At Taqwa, 2010

Diringkas oleh : Abu Nada Yasyifa’
Untuk : Rausanulqalbu.blogspot.com


80 NODA PERUSAK AQIDAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI *)

KARYA : SYAIKH WAHID ‘ABDUSSALAM BAALI

1. Istighashah (Minta Tolong) kepada orang yang telah mati;
2. Meminta Bala Batuan kepada selain Allah Ta’ala;
3. Menyembelih untuk jin;
4. Nadzar untuk selain Allah Ta’ala;
5. Meminta Syafaa’at dariselain Allat Ta’ala;
6. Thawaf di selain Ka’bah;
7. Mengelus-elus kuburan;
8. Keyakinan orang awan apabila seseorang terbunuh di suatu tempat, maka akan keluar hantu yang menakuti manusia;
9. Keyakinan kepada kesialan pada hari (misal hari selasa atau jum’at);
10. Keyakinan tentang daging dan ikan;
11. Keyakinan tentang besi;
12. Keyakinan tentang palstik;
13. Keyakinan tentang sepatu;
14. Keyakinan bahwa nama Nabi dapat menjaga anak-anak;
15. Keyakinan tentang kayu;
16. Takut pada orang mati;
17. Keyakinan tentang kulit dapat membawa rezeki;
18. Mempercayai dukun dan paranormal;
19. Keyakinan tentang batu;
20. Keyakinan tentang plasenta dan ari-ari;
21. Keyakinan tentang tulang;
22. Keyakinan tentang lilin;
23. Keyakinan bahwa setan dapat menumbuhkan tanaman;
24. Keyakinan tentang darah;
25. Keyakinan tentang matahari;
26. Keyakinan bahwa jika wadah pecah akan membawa keburukan;
27. Keyakinan tentang serpiha-serpihan;
28. Keyakinan tentang zodiac (ramalan bintang);
29. Menganggap sial banyak ketawa;
30. Menganggap sial saat mendengar gagak, burung hantu, rajawali;
31. Menganggap sial jika masuk rumah dan listrik mati;
32. Mengadakan perjalanan kepada selain masjid Nabawi, Haram dan Magdis;
33. Ruku’ kepada selain Allah ta’ala;
34. Memulai salam kepada ahli Kitab;
35. Mencaci maki para sahabat rasulullah;
36. Mengkafirkan seorang muslim tanpa alasan;
37. Mengambi Yahudi dan nasrani sebagai pelindung dan penolong;
38. Peryaan musim semi;
39. Peringatan hari ibu;
40. Perayaan hari ketujuh setelah kelahiran;
41. Mencium uang;
42. Mencium roti setelah memungut dari tanah;
43. Peringatan hari ulang tahun;
44. Mencium tangan;
45. Merayakan hari raya yang dilakukan oleh pelaku bid’ah;
46. Bersumpah kepada selain Allah;
47. Sumpah dengan amanah;
48. Kepercayaan bahwa ada orang yang dapat menahan rahmat Allah Ta’ala;
49. Menentang qadha dan qadar;
50. Perkataa” Rezeki hubal adalah untuk orang gila”;
51. Keyakinan kepada akar kayu manis;
52. Keyakinan tentang musang;
53. Keyakinan tentang gagak dan tekukur;
54. Keyakinan tentang Kura-kura;
55. Keyakinan tentang Bunglon;
56. Keyakinan tentang Gunting;
57. Keyakinan tentang Cermin;
58. Keyakinan tentang Menyapu rumah;
59. Perkataan sebagian orang : “Memangnya kami membaca Surat ‘Abasa?”;
60. Perkataan sebagian orang : “Semoga sisa usia si Mayyit ditambahkan pada hidupmu?”;
61. Perkataan sebagian orang : “Rabb kami telah mengingatkan?”;
62. Perkataan sebagian orang : “Wahai Rabbku, wahai as-Saatir (yang menutupi)?”;
63. Keyakinan bahwa rasulullah adalah makhluk pertama yang diciptakan Allah Ta’ala;
64. Perkataan “ Wahai Cahaya Arsy Allah “ (yang ditujukan kepada rasulullah);
65. Ucapan “Rabbunnaa maujud” (Rabb kami diadakan);
66. Ucapan “ Rabb kami ada dimana-mana”;
67. Ucapan :” Ya Rabb , aku tidak meminta disimpangkan dari qadha’ Mu melainkan aku memohon kelembutanMu
68. Ucapan “ ana ‘abdul ma’muur (aku adalah hamba yang diperintah).”
69. Mengutamakan petunjuk kaum kafir daripada kaum muslimin;
70. Keyakinan bahwa menyapu rumah pada malam hari mengakibatkan pada kefakiran;
71. Jimat pada kedua pengantin;
72. Tidak suka dikaruniai anak perempuan;
73. Perkataan “Sapi Allah berada di pohon BarzimNya”;
74. Perkatan “permisi tuan” kepada jin, hantu dan setan;
75. Menamai anak dengan “ Abdul Maujud”;
76. Menamai anak dengan “ Abdul Al”;
77. Menamai anak dengan “ Abdus Sattar”;
78. Menamai anak dengan “ Abdul Maujud”;
79. Menamai anak dengan “ Abdun Nabi”;
80. Menamai anak dengan “ Abdur Rasul”.
*) Judul asli : “Al Kalimaatun Naafi’ah fil Akhthaa-is- Syaa-iy’ah 88 Khatha-an fi Aqiidah” yang ditranselerasi ke dalam Bahasa Indonesia menjadi : “Noda-Noda Perusak ‘Aqidah Dalam Kehidupan Sehari-hari” yang diterbitkan oleh Pustaka Ibnu ‘Umar, Oktober 2009.
Untuk memahami materi ini secara lebih detail beserta dalil-dalil sahihnya silahkan lihat pada buku aslinya. Atau Insya Allah akan diposting secara bertahap dalam blog: rausanulqalbu.blogspot.com.
Namun demikian dalam penulisan yang ada diblog tersebut tidak seperti dalam buku aslinya -yang kemungkinan besar- akan ditambahkan dengan berbagai keterangan yang berkaitan dengan content yang sedang dibahas. Hal ini dikarenakan buku ini menjadi bahan referensi kajian ilmiyah bedah buku yang rutin disampaikan oleh Ustadz Armam Amri ,Hafidzullah, pada Minggu pertama tiap bulannya di Masjid As Sunnah, Jalan Mandar Bintaro. Dengan demikian, tulisan di blog sangat dimungkinkan materinya bersifat berseri setiap bulannya sehingga pada akhirnya dalam sekian waktu akan mencapai seluruh materi buku aslinya.
Diringkas oleh : Abu Nada Yasyifa’
Untuk: rausanulqalbu.blogspot.com.

27 Mei 2010

SYARAH KITAB TARBIQUL AWLAD *)

BAB: HADIST MENDIDIK DAN MEMBINA ANAK**)

Muadz bin Jabal menuturkan : “ Aku pernah dibonceng rasulullah diatas seekor keledai. Lalu beliau bersabda kepadaku, ‘Hai Muadz, tahukah kamu apa hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hambaNya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah?’ Aku menjawab,’Allah dan RasulNya lebih mengetahui’. Belaipun bersabda, ‘Hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hambaNya ialah supaya mereka beribadah kepadaNya saja dan tidak berbuat syirik sedikitpun kepadaNya; sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah adalah bahwa Allah tidak menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikitpun kepadaNya.’Aku bertanya,’Ya Rasulullah, tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang?’ Beliau menjawab, Janganlah kamu menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka, sehingga mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri.” (HR Bukhari, Muslim)

Dari hadist diatas dapat diambil pelajaran dalam kaitannya membina dan mendidik anak dalam keluarga muslim, yaitu :
1. Jagalah segala amalan-amalan yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan Allah kepada manusia, sehingga Allah akan menjaga diri kita, juga jagalah hukum-hukum Allah dan hak- hak manusia kepada Allah;
2. Tolonglah Allah maka Allah akan menjaga diri kita, artinya untuk dakwatul tauhid dan mengamalkan akhlakul karimah.
3. Jika meminta tolong, mintalah pertolongan kepada Allah. Antara Al Ibadah wal istianah hanya kepada Allah. Orang yang demikian ini yang sangat dicintai oleh Allah Ta’ala. Berkaitan dengan Al Ibadah wal istianah, Syaikh Maghribi membagi menjadi :
• Sempurna yaitu selain dia sungguh-sungguh dalam ibadah dia juga sungguh-sungguh minta pertolongan kepada Allah Ta’ala;
• Orang yang sungguh-sungguh ibadah tetapi tidak suka minta tolong kepada Allah Ta’ala. Hal ini banyak dilakukan kaum sufi. Orang yang demikian ini ibadahnya kering dan termasuk sombong kepada Allah Ta’ala. Hukuman orang yang melaksanakan ibadah dengan melakukan kesombongan adalah dimasukkan ke neraka dengan hina dina (Qs. Al Ghafir:60). Dan Tuhanmu berfirman : “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang meyombongkan diri dari MenyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.”;
• Orang yang meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala tetapi tidak mau beribadah kepada Allah Ta’ala. Kepada orang yang demikian Allah Ta’ala tetap memberikan rizkiNya, tetapi sifatnya kenikmatan yang menipu. Inilah yang dikenal istidraj. Allah Ta’ala menujukkan sifat rahmanNya ini sebagai mana dalam Qs Hijr : 36 : ”Berkata Iblis: Ya Tuhanku, kalau begitu maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari(manusia) dibangkitkan.”;
• Orang yang tidak beribadah kepada Allah sekaligus tidak mau minta pertolongan kepada Allah Ta’ala
Sesungguhnya suatu umat jika berkumpul untuk memberikan kemanfaatan, tiada akan memberi manfaat kecuali Allah Ta’ala menghendakiNya. Demikian pula sebaliknya jika suatu umat berkumpul untuk memudharatkan suatu kaum, tiada memberikan kemudharatan kecuali Allah Ta’ala menghendaki. Fakta di sekitar kita menunjukkan bahwa banyak manusia yang tidak tahu tujuan hidupnya dan dengan siapa mereka harus mengikuti, sehingga mereka harus mengikuti apa yang harus diikuti orang banyak. Padahal kebanyakan manusia tidak tahu. Al Qur’an (6:113) menjelaskan bahwa : “Kebanyakan manusia mengajak kepada kesesatan karena prasangka (dzon) mereka”. Bukan berdasar ilmu. Tanamkan kepada anak : Jangan ikuti yang banyak diikuti oleh banyak orang tetapi ikuti apa yang disabdakan rasulullah dan diamalkan para sahabat.
4. Bersyukur kepada Allah terhadap qodarullah. Biasakan mengucapkan jazzakumullah khoiron katsiron kepada orang yang telah membantu. Tanamkan keimanan kepada ketentuan Allah Ta’ala tentang baik dan buruknya.
5. Telah diangkat qolam dan telah kering sehingga diwajibkan untuk tawakal dengan mengambil sebab-sebab, yaitu menuntut ilmu dan mempelajari ilmu serta menerapkan ilmu hingga wafat.
6. Mengenal Allah Ta’ala dalam keadaan lapang sehingga Allah Ta’ala akan membantuNya dalam keadaan kesusahan. Hal ini menjelaskan bolehnya seseorang berwasilah berdasar amal shalih yang pernah dilakukan. QS. Al Maedah : 25: “ Berkata Musa: Ya Tuhanku aku tiada menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu.” Demikian juga hadist tentang 3 orang yang terperangkap dalam gua terus berwasilah dengan amalan-amalan saleh yang pernah dilakukannya.Atas kehendak Allah, mereka bisa terlepas dari perngkat tersebut.
Perlu ditekankan bahwa tidak selalu yang melakukan kesalahan terus mendatangkan musibah. Tidak semua musibah itu tiba-tiba datang karena kesalahan kita. Kalau Allah menahan kalian maka tidak ada yang mampu menyambungnya. Tiada manfaatnya bersungguh-sungguh apabila tiada pertolonggan Allah Ta’ala. Jika Allah memberikan sesuatu kepada suatu kaum maka tiada seorangpun yang mampu menahannya.
Sesungguhnya pertolongan Allah Ta’ala bersama kesabaran. Ada manusia yang merasa dianiaya karena tidak terkabulnya do’a. Bisa jadi karena tuntutan do’a tersebut lebih besar. Kesabaran adalah respon pertama, sebagaimana hadist rasulullah yang menegur seorang perempuan menangis dimakam putranya. Wanita itu diperingatkan rasulullah untuk bersabar, tetapi malah menolak karena tidak tahu bahwa itu rasulullah. Setelah dikasih tahu sahabat, lalu wanita ini menghadap rasulullah dan berkata: Ya rasulullah aku bersabar. Maka rasulullah menjawab : sabar adalah yang pertama.

Solusi bersama Kesusahan :
• Sesungguhnya di dalam kesusahan terdapat kenikmatan;
• Setiap 1 kesusahan didampingi 9 kenikmatan
• Jangan berfikir sebaliknya karena akan menimbulkan kufur nikmat.

KANDUNGAN HADIST :
1. Rasulullah menasehati anak-anak masalah yang serius sebagai bukti cinta nabi kepada anak-anak;
2. Rasulullah memerintahkan taat kepada Allah Ta’ala, menjauhkan ma’siyat kepada Allah dan rasul, agar dapat meraih kebahagian dunia dan akhirat;
3. Allah akan menolong manusia selama manusia itu memenuhi hak hak Allah baik dalam keadaan lapang dan ketersediaan waktu. Karena ketersediaan waktu dan keadaan lapang adalah 2 perkara yang menipu manusia.
4. Rasulullah menanamkan ketauhidan dengan meminta tolong kepada Allah Ta’ala saja. Ini kewajiban kedua orang tua kepada anak.
5. Rasulullah menanamkan qodarullah tentang baik-buruknya, tidak menyalahkan orang lain atau lingkungannya.
6. Pembinaan kepada anak yang positif terhadap masa depan bahwa: masa depan adalah berat, menumbuhkan sifat berani dan bercita-cita tinggi, serta yakin bahwa yang menentukan masa depan anak adalah qodarullah. Tekankan bahwa paraemeter kemuliaan seseorang adalah bukan materi melainkan pribadi yang bermanfaat bagi lingkungannnya yaitu ketaqwaan. Jangan membebani anak kepada pembebanan yang bukan Allah bebankan kepada mereka seperti keimanan, ketaqwaan dan kejujuran.

Wallahu ‘alam bissawab.
Disampaikan dalam kajian ilmiah di Masjid Assunnah Bintaro, Medio Mei 2010
Oleh Ustadz Abdurrahman Ayyub,
Di ringkas :Oleh : Abu Nada Syifa

Untuk: rausanulqalbu.blogspot.com

25 Mei 2010

AL WALLA’ WAL BARRA’ *)


KARYA : SYAIKH BIN BAZ

1. Al Walla’ Wal Barra’ adalah Kecintaan orang mu’min kepada orang mu’min lainnya dan membenci (sikap tegas kepada orang kafir) serta pelepasan diri kepada agama orang kafir.
Dalil Al Qur’an dalam Surat Al Fatehah pada kalimat “La Illa ha Ila Llah” adalah bentuk pensikapan yang loyal kepada Allah Ta’ala. Sifat yang demikian ini sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahin yang berlepas diri dari sesembahan bapaknya.”Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaummnya.”Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah, tetapi aku beribadah kepada Dzat yang telah menciptakanku, karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.” (Qs. Az Zukhruf : 26-27)
2. Sikap tegas kepada kaum kufar bukan berarti bersikap tegas dengan cara mendhzalimi secara berlebihan, apalagi mereka tidak memusuhi kepada orang islam, Mereka dibenci karena kekafirannya dan dijadikan mereka sebagai sahabat karib. Mesti hati kita membenci tetapi tidak boleh menyakiti, memudharatkan, terlebih mendhzalimi. “Janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab dengan cara yang kurang baik kecuali yang mendhzalimi kamu.” (QS. Al Ankabuut:46)
3. Orang Islam dengan orang kufar terikat dengan perjanjian-perjanjian. Salah satu adalah visa bagi orang kufar luar negeri yang datang ke Indonesia. Mereka tidak boleh di ganggu, di lecehkan atau di dhzalimi di Indonesia. Jika berdebat dengan mereka dilarang seorang mu’min melecehkan agama mereka. Berdebat dengan akhlak yang mulia dengan mengajak ke jalan Allah, semoga Allah memberikan jalan kepada mereka kepada jalan orang yang benar. Maka tiada halangan bagi mereka untuk berbuat baik agar masuk Islam . “Allah tiada melarang kamu berbuat baik dan berbuat adil kepada orang-orang yang tiada memerangi kamu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Seseungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (QS. Al Muntaha :8). Jadi dalam berhubungan dengan kaum kufar, seorang mu’min harus adil, baik dan jujur. Tidak boleh menipu, mengurangi timbangan, dicuri hartanya, dan dimusuhi fisiknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi Wassalam pernah memerintahkan kepada Asma’ Bin Abu Hakim untuk menyambung silaturahmi kepada ibunya yang masih kafir, dan diperintahkan untuk mendoakan (Hadist Riwayat Bukhari, Muslim)
4. Sikap Barra’ kepada orang kafir bagi seorang muslim, dilarang secara berlebihan lembutnya sehingga tanpa disadari mengikuti gerakan mereka (tasyabuh) seperti mengikuti acara pada hari besar mereka, acara tahun baru masehi, gaya hidup (seperti ulang tahun kelahiran). Kesemuanya itu didasari dalil toleransi, saling menghormati, hingga ucapan semua agama baik. Allah berfirman : “Akan dijadikan hina dan kerdil siapa yang menyerupai suatu kaum, maka akan digiring menuju neraka dan dimasukkan ke dalam neraka bersama kaum yang diserupai”. Bentuk penyerupaan (tasyabuh) meliputi : a) mengikuti acara mereka (natalan,paskah, kuningan, dll), b) Menyerupai dengan agama sendiri : Ada tahun baru masehi, maka ada tahun baru islam, ada lagu-lagu gereja ada lagu-lagu nasyid.
Ibnu Hajar Asqolani dalam Kitab fathul Barii menjelaskan bahwa seorang mu’mim disamakan dengan kaum kafir adalah dimatikan, dibangkitkan, digiring menuju neraka dan dimasukkan kedalam neraka bersama-sama dengan orang yang ditasyabuhi. Bagi orang mu’min karena ada nialai tauhidnya maka akan diangkat ke syurga, sedang orang yang kafir karena tidak ada tauhidnya maka akan kekal di neraka.
Berkaitan dengan hari raya ini, cukup menarik untuk mengambil pelajaran tentang turunnya Surat Al Maidah ayat 3. Seorang Yahudi menghadap Umar Ibnu Khattab sambil berkata :”Seandainya aku tahu turunnya ayat tersebut maka akan aku jadikan hari itu sebagai hari raya Yahudi.” Umar Ibnu Khattab menjawab : ” Aku lebih paham kapan dan bagaimana ayat ini turun.” Dan Umarpun tidak menjadikan hari trunnya ayat tersebut sebagai hari raya. Umar tidak mau tasyabuh terhadap Yahudi.
Dalam hadist yang sahih baik yang tercantum dalam Bukhari atau Muslim menunjukkan bahwa hari raya umat Islam hanya ada 3 waktu yaitu : Hari Jum’at, Hari Raya Iedul Fithri, Harai Raya Iedul Adha. Jadi sangat aneh bagi muslim di Indonesia yang menisbatkan diri pada pengikut Mazhad Imam Syafi’i yang mengatakan bahwa Hari Kelahiran Rasulullah yang dikenal dengan Maulid termasuk hari raya umat Islam. Padahal tiada satupun dalam kitab-kitab Imam Syafi’i yang membolehkan adanya peringatan Maulid.
Salah satu bentuk kesempurnaan ketauhidan seorang muslim adalah kejelasan walla’ wa barra’. Pemahaman dan pengamalan ini harus ditanamamkan semenjak dini pada anak, istri, suami dalam keluarga. Fakta telah menunjukkan bahwa pemahaman walla’ dan barra’ ini telah salah di dunia pendidikan kita, termasuk yang berlabel sekolah islam. Suatu renungan bagi orang tua : pernahkah kita tanyakan kepada anak kita berapa jumlah hari raya umat Islam? Jawabannya hampir semuanya banyak. Ada maulid nabi, tahun baru islam, isra’ mi’roj, nuzulul qur’an, nifsu sya’ban. Padah Hadist sdhahih Cuma ada 3. Masihkah kita membiarkan kejahilan pemahaman tersebut kepada anak kita?
Hasil dari pendidikan di negeri ini adalah generasi plinplan yang tidak punya kejelasan sikap walla’ wal barra’.
Imam ada 73 cabang, paling tinggi adalah mengucapkan kalimat “laa illa ha illa llah.” Paling rendah menghilangkan penghalang di jalan. Nah ini merupakan hadist yang sahih. Tetapi perlu menjadi perenungan yang serius bagi seorang muslim, mengapa suatu kegiatan yang tasyabuh kepada kaum kafir harus melanggar sunnah rasul yang mulia ini, sebagaimana acara peringatan-peringatan yang tiada dituntunkan rasulullah dan sahabat, pernikahan dengan dangdutan dll, harus dilaksanakan dengan menutup jalan sehingga mengurangi akses untuk jalan seseorang.
Malu adalah bagian dari Imam. (HR Bukhari-Muslim). Rasa malu kini telah hilang disebagian kaum muslim. Fakta menunjukkan bagaimana banyak diantara sesama muslim sendiri yang begitu mesra- jauh lebih mesra dibanding istrinya sendiri- dan berihthilat bukan dengan mahromnya. “Jika hilang rasa malumu, berbuatlah sesuka hatimu.” (HR Muslim)
Demikian juga dengan syubhat pemikiran bahwa mengapa kita berjuang tidak dengan siyasah dan jihad. Jawabannya : cabang imam yang paling rendah saja belum dipahami, mengapa harus berjuang yang terlalu tinggi. Jihad adalah perjuangan yang agung dan perlu strategi yang tinggi. Pengalaman shabat dulu dapat jadi ibrah. Bagimana peperangan antara sahabat Ali dengan Muawiyah, Ali dengan ‘Aisyah, dimana mereka itu ahlul hadistpun terkena fitnah. Nah, bagaimana dengan kita yang kurang paham akan hadist mengatasnamakan yang demikian? Siyasah adalah masalah yang besar dan perlu pemahaman yang mendalam.

*)Disampaikan dalam kajian ilmiyah tematik oleh Ustadz Abdurrahman Ayyub, Di Mushola Al Muhlisin Perum Arinda II Pondok Aren, 19-05-2010

Diringkas : Abu Nada Syifa’ untuk : Rausanulqalbu.blogspot.com

20 Mei 2010

10 Perkara Pembatal Keislaman

Karya : Syaikul Islam Muhammad At Tamimi

1. PROLOG
Dalam Qs. Al An’am :125 : Dijelaskan bahwa nikmat agama islam hanya diperoleh bagi siapapun yang dikehendaki oleh Alla Ta’ala. Tidak semua orang yang hidup dimuka bumi diberikan hidayah oleh Allah untuk menerima agama islam.
Bagi sebagian orang yang tidak menerima hidayah Allah yang berupa petunjuk agama islam di dada mereka serasa sempit untuk menerima petunjuk mulia tersebut. Bagi kita yang terlahir dari orang tua yang telah muslim harus disyukuri nikmat hidayah tersebut. “Tiada seorang yang lahir kecuali dalam keadaan fitrah. Kelak orangtuanya yang mewarnainya menjadi yahudi, nasrani dan majusi”.(HR Muslim)
Suatu pertanyaan kenapa tidak disebut yang mewarnai adalah islam, jawabannya adalah fitrah yang tercantum dalam hadist tersebut adakah agama islam.
Jadi nikmat terbesar seorang manusia adalah dimilikinya akal yang sehat dan fitrah yang lurus. Sebab kedua perkara ini yang akan menjadi jalan pembuka dalam meraih hidayah yang mulia dari Allah Ta’ala.
Contoh sahabat yang mewakili representasi masalah ini adalah perjalanan hidup sahabat Salman Al farisi dimana awalnya dia terlahir dari orang tuan majusi, kemudia dia berpindah memeluk agama nasrani dang dengan memanfaatkan aqal yang sehat dan fitrah yang lurus masuk islam dan menjadi salah satu sahabat yang sangat dekat dengan rasulullah.
Mukmin yanglahir dari orangtua yang sudah muslim, tetapi dalam perjalanannya menyimpang dari agam islam menunjukkan bahwa tidak ada jaminan mampu untuk tetap istiqomah. Nah bagi siapapun yang bisa istiqomah maka hal itu harus disyukuri. QS. Az Zumar 22 : “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk menerima agama islam….”
Islam (menurut Muhammad At Tamimi) adalah berserah diri kepada Allah dengan tauhid, patuh dan tunduk kepadaNya dengan mengerjalkan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya.
Berserah diri kepada Allah dengan tauhid : yang meyakini secara benar-benar memurnikan ibadah hanya kepada Allah serta jangan menyimpangkannya. (misal : quburiyun, paranormal). Hati orang yang beriman sangat kuat tatkala tergantung kepad allah daripada jimat. Jimat tidak akan memberikan kebahagiaan abadi tetapi malah sangat lemah.
Tunduk dan patuh dalam ketaatan yaitu seorang muslim harus menjalankan ketaatan-ketaatan yang diperintahkan Allah.
Berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya.Seorang mukmin harus memiliki sikap bara’ dari pelaku bid’ah. Seorang muslim ibarat ikan di lautan, meski bergaul dengan para pelaku bid’ah tetapi akidah harus bersih dari bid’ah.
Menurut ulama, jihad terbesar saat ini adalah talabul ‘ilmi yang benar yakni talabul ilmi terhadap ilmu yang bersumber dari al qur’an dan sunnah menurut pemahaman salafush shalih.
Ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim antara orang awan dengan pelajar berbeda. Orang awan adalah muslim yang tidak mengkhususkan waktunya untuk belajar agama, sedang pelajar adalah yang mengkhususkan waktunya untuk menuntut ilmu agama sehingga perlu lebih detail mempelajari agama.
Ilmu yang wajib dipelajari oleh orang awan adalah :
• Aqidah Islam : karena apa yang terpatri dalam hati akan sangat susah untuk tergoyahkan. Sebagaimana pemahaman terhadap kedudukan Allah di arsy tidak akan dipahami sebagaimana dalil sahih yang ada. Bukan pemahan Allah ada dimana-mana.
• Ibadah keseharian: termasuk shalat, wudhu, puasa, dll. Wajib diketahui tatacaranya sebagaimana yang dipraktekkan rasulullah. Ibadah harus ikhlash dan itibba’ rasul (cocok sesuai contoh rasul). Tiap ibadah tidak boleh taqlid buta tetapi harus berdasar ilmu atau hujjah. Sehingga talabul ilmu menjadi penting karena talabul ilmi adalah membuang kebodohan pada diri dan keluarga, karena kita terlahir tanpa tahu apa-apa tetapi telah mendapat pemahaman yang keliru bertahun-tahun. Ini yang harus dibersihkan dengan talabul ilmi.
• Ilmu islam yang berhubungan dengan profesi masing-masing. Misalnya seorang pedagang, harus paham hukum berdagang, riba, mengurangi takaran, dll. Karena kesalahan yang ada saat ini adalah melakukan keslahan dulu baru bertanya. Padahal yang benar adalah talabul ‘ilmi dulu baru beramal dan berbuat.


2. PEMBATAL KEISLAMAN
a. Syirik Kepada Allah,
Firman Allah :


Allah tidak akan mengampuni dosa syirik seorang hamba apabila hingga meninggal belum terlambat taubatan nasuha, karena Allah mengampuni segala dosa. Syarat taubat nasuha adalah : menyesal, melepaskan/meninggalkannya (yaitu betul-betul meninggalkan jika berbuat dosa, atau kembali kepada berbuat kebaikan), bertekad untuk tidak kembali.
Syirik adalah mensekutukan Allah dalam peribadatan, menyediakan tandingan-tandingan dalam peribadahan
Syirik akbar :penyembah qubur (quburiyun), meminta-minta pada jimat-jimat dan meyakini bisa menolak bala, sihir, percaya pada dukun dan peramal, meramal nasib yang tidak dibenarkan agama dan akal sehat.
Pelaku syirik akbar : akan hancur semua pahala yang diamalkan selama ini, terancam keluar dari islam, dan terancam kekal selamanya di neraka.
Syirik asqor : riya’ (ingin dilihat dan dipuji orang lain), subhah (ingin didengar dan dipuji orang lain),
Pelaku syirik asqor : amalan yang disertainya akan hancur, pelaku tidak terancam keluar dari islam, dan tidak terancam kekal selamanya di neraka.
Termasuk didalam syrik adalah menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburanyang dikeramatkan atau untuk jin dan lain-lain.
2. Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara.
Ia berdoa kepada mereka, meminta syafaat kepada merekadan bertawakkal kepada mereka. Orang seperti ini kafir secara ijma’. Kejadian ini pernah terjadi pada zaman Rosulullah SAW yaitu yang telah dilakukan oleh kaum kair Quraisy. Salah jika menganggap kaum Quraisy sepenuhnya berTuhan kepada Latta, ‘Uzza, Manat, serta Huban. Mereka hanyalah Ghoroniq buatan kaum mereka sendiri dengan dalih para ghoroniq inilah yang akan menyampaikan do’a-do’a serta permohonan mereka kepada Allah. Tuhan mereka hanyalah pemberi syafaat kepada mereka. Tampaknya hal ini juga banyak terjadi di kalangan masyarakat di negeri kita saat ini yaitu generasi-generasi jahiliyah modern.
Barangsiapa menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara dimana dia berdoa, meminta dan bertawakal kepada mereka maka dia telah kafir secara ijma’. Dalil q.s Az Zumar : 3 ”Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah berkata:”Kami tidk beribadah kepada mereka melainkan agar mereka mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.”
3. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang musyrik dan orang yang masih ragu terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka, dia itu kafir.
Barangsiapa tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu tentang kekafiran mereka atau membenarkan mahzhab mereke, maka dia telah kafir. Dalil qs. Az Zukhruf : 26-27 :”Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaummnya.”Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah, tetapi aku beribadah kepada Dzat yang telah menciptakanku, karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.”
4. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi Muhammad SAW lebih sempurna dari petunjuk beliau.
Seperti orang-orang yang mengutamakan hukum thaghut di atas hukum Rosulullah SAW, mengutamakan hukum atau perundang-undangan manusia di atas hukum Islam, maka dia kafir. Dalil QS. Asy-Syura:21: ”Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah.”
QS. Al An’am: 121: ”Dan jika kalian mentaati mereka, sesungguhnya kalian tentulah menjadi orang-orang yang musyrik”
QS. At Taubah: 31: ”Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain Allah dan mereka juga menjadikan rabb Al masih putra maryam, padahal mereka tidak diperintah melainkan agar beribadah kepada sesembahan yang satu. Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”

5. Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rosulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam sekalipun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir
Barangsiapa membenci sesuatu yang dibawa Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam walaupun dia mengamalkannya maka dia telah kafir. Dali QS. Muhammad : 9 : ”Yang demikian karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah lalu Allah menghapuskan amalan-amalan mereka”.
6. Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rosul SAW atau pahala maupun siksanya, maka ia kafir.
Barangsiapa mengejek (memperolok-olok) sesuatu agama Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam atau mengejek pahala Allah atau siksaNya maka dia telah kafir
Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah :



7. Sihir
Diantaranya sharf dan ‘athf (barangkali adalah amalan yang membuat suami benci kepada istrinya atau membuat wanita cinta kepadanya/pelet). Barangsiapa melakukan atau meridhoinya, maka ia kafir.
Firman Allah :





8. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat Islam.
Firman Allah :


9. Menyatakan Bolehnya Keluar dari syariat
Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syari’at Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam seperti halnya Nabi Khidir boleh keluar dari syariat Nabi Musa maka ia kafir. Sebagaimana diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi yang berlebihan / melampaui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu derajat atau tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam.


10. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya.
Firman Allah :


Syaikh Muhammad at Tamimi berkata, “tidak ada beda dalam hal yang membatalkan syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius (bersungguh-sungguh) maupun yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka setiap muslim wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon perlindungan kepada Allah SAW dari hal yang bisa mendatangkan murka Allah dan siksaNya yang pedih.”
Jadi pertahankanlah keislaman kalian wahai saudaraku sekalipun nyawa terpisah dari jasad.
Selamat berjuang wahai saudaraku, semoga Allah SWT melindungi . . .

Referensi : Kitab Tauhid Karya: Syaikul Islam Muhammad At Tamimi

posting : abu nada syifa (rausanulqalbu.blogspot.com)

19 Mei 2010

Sunnahnya Mengakhirkan Shalat Isya

Sunnahnya Mengakhirkan Shalat Isya

Dari Aisyah -radhiallahu anha- dia berkata:
أَعْتَمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ حَتَّى ذَهَبَ عَامَّةُ اللَّيْلِ وَحَتَّى نَامَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى فَقَالَ إِنَّهُ لَوَقْتُهَا لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي
“Suatu malam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendirikan shalat ‘atamah (isya`) sampai berlalu sebagian besar malam dan penghuni masjid pun ketiduran, setelah itu beliau datang dan shalat. Beliau bersabda: “Sungguh ini adalah waktu shalat isya’ yang tepat, sekiranya aku tidak memberatkan umatku.” (HR. Muslim no. 638)
Dari Jabir bin Samurah -radhiallahu anhu- dia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤَخِّرُ صَلَاةَ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mengakhirkan shalat isya.” (HR. Muslim no. 643)
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
أَعْتَمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْعِشَاءِ حَتَّى نَادَاهُ عُمَرُ: الصَّلاَةُ، نَامَ النِّسَاءُ وَالصِّبْيَانُ. فَخَرَجَ فَقَالَ: مَا يَنْتَظِرُهَا أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ غَيْرُكُمْ. قَالَ: وَلاَ يُصَلَّى يَوْمَئِذٍ إِلاَّ بِالْمَدِيْنَةِ، وَكاَنُوْا يُصَلُّوْنَ فِيْمَا بَيْنَ أَنْ يَغِيْبَ الشَّفَقُ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ الْأَوَّلِ
“Rasulullah mengakhirkan shalat isya hingga malam sangat gelap sampai akhirnya Umar menyeru beliau, “Shalat. Para wanita dan anak-anak telah tertidur.” Beliau akhirnya keluar seraya bersabda, “Tidak ada seorang pun dari penduduk bumi yang menanti shalat ini kecuali kalian.” Rawi berkata, “Tidak dikerjakan shalat isya dengan cara berjamaah pada waktu itu kecuali di Madinah. Nabi beserta para sahabatnya menunaikan shalat isya tersebut pada waktu antara tenggelamnya syafaq sampai sepertiga malam yang awal.” (HR. Al-Bukhari no. 569 dan Muslim no. 1441)
Dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu anhu dia berkata:
أَبْقَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلاَةِ الْعَتَمَةِ، فَأَخَّرَ حَتَّى ظَنَّ الظَّانُّ أَنَّهُ لَيْسَ بِخَارِجٍ، وَالْقَائِلُ مِنَّا يَقُوْلُ: صَلَّى. فَإِنَّا لَكَذَلِكَ حَتَّى خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوْا لَهُ كَماَ قَالُوْا. فَقَالَ لَهُمْ: أَعْتِمُوْا بِهَذِهِ الصَّلاَةِ، فَإِنَّكُمْ قَدْ فَضَّلْتُمْ بِهَا عَلَى سَائِرِ الْأُمَمِ وَلَمْ تُصَلِّهَا أُمَّةٌ قَبْلَكُمْ
“Kami menanti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shalat isya (‘atamah), ternyata beliau mengakhirkannya hingga seseorang menyangka beliau tidak akan keluar (dari rumahnya). Seseorang di antara kami berkata, “Beliau telah shalat.” Maka kami terus dalam keadaan demikian hingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar, lalu para sahabat pun menyampaikan kepada beliau apa yang mereka ucapkan. Beliau bersabda kepada mereka, “Kerjakanlah shalat isya ini di waktu malam yang sangat gelap (akhir malam) karena sungguh kalian telah diberi keutamaan dengan shalat ini di atas seluruh umat. Dan tidak ada satu umat sebelum kalian yang mengerjakannya.” (HR. Abu Dawud no. 421 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud)

Penjelasan ringkas:
Hukum asal dari shalat-shalat lima waktu adalah dikerjakan di awal waktunya masing-masing. Kecuali shalat isya, karena adany dalil-dalil yang tegas menunjukkan disunnahkannya untuk mengerjakan shalat isya di  tidaklah mengharuskanrakhir malam. Walaupun demikian, Rasulullah  umatnya untuk terus mengerjakannya di akhir waktu disebabkan adanya kesulitan. Dalam pelaksanaan shalat isya berjamaah di masjid, beliau melihat jumlah orang-orang yang berkumpul di masjid untuk shalat, sedikit atau banyak. Sehingga terkadang beliau menyegerakan shalat isya dan terkadang mengakhirkannya. Bila beliau melihat para makmum telah berkumpul di awal waktu maka beliau mengerjakannya dengan segera. Namun bila belum berkumpul beliau pun mengakhirkannya.
Hal ini ditunjukkan dalam hadits Jabir radhiyallahu ‘anhuma, ia mengabarkan:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الظُّهْرَ بِالْهَاجِرَةِ وَالْعَصْرَ وَالشَّمْسُ نَقِيَّةٌ وَالْمَغْرِبَ إِذَا وَجَبَتْ وَالْعِشَاءَ أَحْيَانًا يُؤَخِّرُهَا وَأَحْيَانًا يُعَجِّلُ، كَانَ إِذَا رَآهُمْ قَدِ اجْتَمَعُوْا عَجَّلَ وَإِذَا رَآهُمْ أَبْطَأُوْا أَخَّرَ …
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat zhuhur di waktu yang sangat panas di tengah hari, shalat ashar dalam keadaan matahari masih putih bersih, shalat maghrib saat matahari telah tenggelam dan shalat isya terkadang beliau mengakhirkannya, terkadang pula menyegerakannya. Apabila beliau melihat mereka (para sahabatnya/jamaah isya) telah berkumpul (di masjid) beliau pun menyegerakan pelaksanaan shalat isya, namun bila beliau melihat mereka terlambat berkumpulnya, beliau pun mengakhirkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 565 dan Muslim no. 1458)

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu berkata, “Yang afdhal/utama bagi para wanita yang shalat di rumah-rumah mereka adalah mengakhirkan pelaksanaan shalat isya, jika memang hal itu mudah dilakukan.” (Asy-Syarhul Mumti’ 2/116)

Bila ada yang bertanya, “Manakah yang lebih utama, mengakhirkan shalat isya sendirian atau melaksanakannya secara berjamaah walaupun di awal waktu?” Jawabannya, kata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu, adalah shalat bersama jamaah lebih utama. Karena hukum berjamaah ini wajib (bagi lelaki), sementara mengakhirkan shalat isya hukumnya mustahab. Jadi tidak mungkin mengutamakan yang mustahab daripada yang wajib. (Asy-Syarhul Mumti’ 2/116, 117)

[Penjelasan ringkas ini kami nukil dari: http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=1349]

 

sumber :Al atsariyyah.com

Resposting: rausanulqalbu.blogspot.com



18 Mei 2010

BUMI DAN LANGIT MENURUT ULAMA

Disampaikan dalam : Kajian Ilmiyah Malam Jum'ah Medio Juli 2009
Di Perum Arinda II Pondok Aren Tangerang Selatan
Pemateri : Ustadz Abdurrahman Ayyub


1.Bumi Dan Langit Adalah Bulat

Menurut kesepakatan ulama, menjelaskan bahwa bumi yang ditempati manusia ini bentuknya bulat. Peryataan ini dikeluarkan oleh para ulama jauh sebelum dinyatakan oleh para ilmuwan barat.

Imam Ibnu Hazm : “Pasal penjelasan tentang bumi itu bulat.Tidak ada satupun ulama kaum muslimin, semoga Allah meridhai mereka semua, yang mengingkari bahwa bumi itu bulat dan tidak dijumpai bantahan atau satu kalimatpun dari salah seorang dari mereka. Bahkan Al Qur’an dan sunnah telah memperkuat tentang bulatnya bumi” (al Fishal fil Milal wan Nihal 2/97)

Syaikul Islam Ibnu Taimiyah menukil Imam Abul Husain bin Ja’far bin Munadi : “Demikian juga para ulama sepakat bahwasanya bumi dengan segala gerakannya, baik di darat maupun dilaut adalah bulat.” (Majmu Fatawa:25/159)

Al Qur’an : Az Zumar:5 :’.. yukawwirul laylan na haari wa yukawwirun an Haara ‘alal layli” . “... Dia menutup malam atas siang dan menutup siang atas malam.”
Makna at Takwir ayat 5 tersebut diterjemahkan menutup, sedang pada surat at Takwir ayat 1 diartikan digulung yaitu “Idzasy syamsyu kuwwirat”


Sisi pengambilan dalil jelas, takwir berarti berputar, dari kata kuwwirat al ‘immaamatu yang berarti memutar/menggulung ikat kepala. Jika siang dan malam berputar maka sangat jelas bahwa bumi adalah bulat.



Demikian pula dengan langit adalah bulat. Imam Ibnu Katsir berkata : ”Imam Ubnu Ham, Ibnu Munadi dan Ibnu Jauzy telah menukil ijma’ ulama bahwa langit bulat” . (al Bidayah wan Nihayah 1/69)

Syaikul Islam Ibnu Taimiyah : “Telah kami jelaskan bahwa langit itu bulat menurut para ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in, bahkan tidak hanya satu orang ulama yang menyatakan bahwa langit bulat.” (Majmu’ Fatawa 25/195)
Qs Al Anbiyaa’:32 : “Dan kami jadikan langit sebagai atap yang terpelihara.” Yaitu keberadaan langit sebagai atap bumi, sedang bumi itu bulat maka langitpun bulat pula".

2.Langit Terdiri Dari 7 lapis

Menurut Qur’an dan as sunnah langit terdiri dari tujuh lapis serta tidak dapat ditembus kecuali olehapa yang dikehendaki Allah.
“ Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis”. (QS. Al Mulk:3)
“Tidak kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat” (QS. Nuh:15)
“Dan Kami bina diatas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh”. (QS. An Nabaa’:12)

Berkata Anas Bin Malik : “ Kemudian Jibril membawa naik rasulullah ke langit dunia, lalu jibril mengetuk salah satu pintunya.. Yang saya ingat bahwa Nabi Idris di langi tkedua, Harun dilangit keempat, seorang Nabi yang saya tidak hafal namanya di langit kelima, ibrahim dilangit keenam dan Musa di langit ketujuh. Maka Nabi Musa berkata,”Ya Allah, saya tidak menyangka kalau ada yang melebihi tempatku”. Kemudian rasulullah naik hingga tiba di sidratul mutaha. Kemudian rasulullah naik lagi hingga tiba di sdaratul muntaha dan Allah mendekat sehingga rasulullah dengan Allah sedekat anak panah atau malah lebih dekat lagi” (HR Bukhari no. 3570, 7517, Muslim 162-164)

Di langit ke tujuh saat rasulullah shallaluhu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan Musa alaihi salam terdapat surga ‘Illiyyin sebagaimana termaktud dalam tasfir Ibnu Katsir di dalam penjelasan ayat : “Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang berkati itu (tersimpan) dalam ‘Illiyin”. (Qs. Al Muthaffifiin : 18)

Dalam Hadist tentang isra’ mi’raj sangat jelas menerangkan bahwa langit itu ada fisiknya dan berlapis tujuh dan terdapat pintu yang dijaga oleh malaikat. Tidak ada yang bisa keluar atau masuk kecuali ada izin dan setelah dibukakan pintunya. “Dan dibukalah langit maka terdapatlah beberapa pintu “.(Qs. An Nabaa’:19)

Penjelasan mengenai warna biru yang dilihat oleh manusia ketika memandang ke langit dengan mata telanjang adalah langit dunia. Seperti itulah yang dipahami oleh para sahabat ketika memahami nash al Qur’an tentang adanya langit (Lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah 6/593. Miftah Darus Sa’adah oleh Imam Ibnu Qoyyim, Syarah lum’atu i’tiqod oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin).

3.Jarak Antar Langit

Jarak antara langit menurut atsar hadist yang sahih adalah 500 tahun.
“Antara langit dan langit setelahnya ada lima ratus tahun perjalanan dan jarak langit dengan bumi adalah 500 tahun perjalanan, antara langit ke tujuh dengan kursiy adalah 500 tahun perjalanan, antara kusrsiy dengan air adalah 500 tahun perjalanan, dan ‘Arsy yang ada diatas air dan Allah berada di atas ‘Arsy, tidak ada satupun amal perbuatan kalian yang tersamar atasNya.” (HR. Ad darimi dlm ar Radd ‘ala Jahmiyah h.26, Ubnu Khuzaimah dalam at Tauhid h.105, ath Tabrani dalam al Kabir h.8987. al baihaqi dalam Asma’ washifat h.401, dll)

Urutannya : Bumi, langit dunia, langit kedua, langit ketiga, langit ke empat, langit kelima, lanfgit keenam, langit ketujuh, kursiy, air dan ‘arsy tempat Allah Ta’ala bersemayam.

“Ar Rahman bersemayan diatas ‘asry . “ (Qs. Thaha:5)

Dibawah ‘arsy terdapat syurga yang paling tinggi tingkatannya yaitu syurga firdaus sebagaimana sabda rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassalam :
“Apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah syurga firdaus, karena itu adalah syurga yang paling tinggi dan diatasnya adalah ‘Arsy Allah Yang maha Pengasih”. (HR Bukhari no. 2790 dan 7423)

Posting : Rausanulqalbu.blogspot.com
Dinukil ulang oleh : Abu Nada Syifa'>

10 Mei 2010

SELUK BELUK SURGA (JANNAH)

SELUK BELUK SURGA (JANNAH)

Disampaikan Oleh Ustadz . Abdurrahman Ayyub
Dalam Kajian Ilmiyah Malam Jum’at di Perumahan Arinda II
Pondok Aren Tangerang Selatan, Juli 2008

PENGANTAR

Surga dan neraka adalah 2 makhluk Allah ‘ .Sebagai seorang muslim harus mengimani dan meyakii bahwa surge dan neraka ada dan tidak akan pernah binasa. Tiap insane yang beriman ingin menikmati indahnya surga dan takut terjerumus dalam neraka.

KEBERADAAN SURGA

Jannah atau surga (bahasa) berarti taman. Secara makna syariat : sebuah tempat tinggal yang disediakan Allah ta’ala bagi orang-orang yang membela agamaNya yaitu orang yang bertaqwa.

Dalam syurga terdapat : a)kenikmatan yang tiada tara, b)kenikmatan yang belum pernah dilihat mata, belum didengar telinga dan belum terbetik dalam hatu manusia.

Dalil QS Sajadah :17. “Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.”

Surga sekarang sudah ada.

Dalilnya sangat banyak diantaranya : QS Ali Imran : 133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, QS. An Najmu :13-15 :
Dan Sesungguhnya Muhammad Telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430]. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, [1430] Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang Telah dikunjungi nabi ketika Mi'raj.

“Sungguh aku telah menyaksikan dari tempatku inisegala sesuatu yang dijanjikan untuk kalian. Sampai-sampai aku dapat melihat dirili hendak memetik dedaunan yang ada disurga. Tatkala kalianmelihatku maka akupun maju” (HR.Muslim)

“Seandainya engka melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan lebih banyak menangis daripada tertawa… aku melihat surge dan neraka.” (HR.Muslim)

(Lebih rinci : silahkan lihat : Kitab Al Kabair karya Imam Dzahabi, Al Is’aad fii Syarhi Lum’atil I’tiqaad karya Abu Musa Abdurazzaq bin Musa Ath Thubni Al Jazaa’iri, hal 64-65)

Suatu catatan amat penting untuk dicamkan oleh seorang muslim ….. Ada suatu pandangan yang sangat aneh yang diamalkan oleh sebagian muslim saat ini yang biasa kita dengar di masjid atau mushola yang membacakan semacam shalawat tetapi bukan dari rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan sahabat. Penggalan pujian itu diantaranya berbunyai .. Ya Allah dosaku ini bertumpuk bagia pasir di pantai.. Maka tiada pantas bagiku untuk Engkau masukkan di surgaMu… Namun demikian aku sangat takut terhadap nerakaMU….. Syair ini sangat bertetangan dengan ajaran rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebab rasulullah ajaran rasulullah adalah meminta surga dan dijauhkan dari neraka yang sangat pedih azabnya.

PINTU SURGA

Dalil : QS. Az Zumar : 73. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya Telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya".

Proses dibukanya Pintu Surga.

Kita mereka berada didekatnya, pintu syurga tertutup. Mereka meminta kepada Allah ‘Ta’ala untuk membukanya. Mereka meminta syafaa’at kepada Allah via rasul Ulul Azmi. Selanjutnya rasul terebut menolak dan menyuruh meminta kepada rasul terakhir. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: Syafaat adalah hak saya. Kemudian rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pergi ke bawah Arsy kemudian bersujud kepada Allah. Allah membiarakan bersujud dalam waktu tertentu dan kemudian mengizinkan mengangkat kepalanya dan mengajukan permohonan. Lalu meminta syafaat kepada Allah untuk membukakan pintu syurgaNya dan Allah memberikan syafaat dan memberikan izin untuk membuka pintu syurga sebagai bukti keagungan surge,derajat rasulNya dan pemuliaan Allah Ta’ala kepadanya

Keberadaan Pintu Surga Setelah Dibuka

Setelah penghuni syurga memasuki pintu syurga, maka pintu akan tetap terbuka. Ini isyarata bahwa penghuni surge bebas mondar-mandir dalam syurga sesuai kehendak hatinya. Memberi isyarat juga bahwa malaikat masuk setiap saat dengan memberikan rizki dan hadiah serta berbagai kenikmatan dari Allah kepada penghuni syurga. Hal ini mengisyaratkan juga bahwa syurga adalah tempat yang sangat aman sehingga mereka didalamnya tidak perlu menutup pintu rumahnya sebagaimana saat mereka hidup di dunia yang harus menutup pintu rumahnya.
Jenis Pintu syurga
Dari abu Hazm dari Sahl bin Sa’ad , Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : “Di syurga terdapat delapan pintu, ada yang namanya Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang yang berpuasa”. (Mutafaqun ‘alaihi)

Dari Zuhri dari Hamid bin Abdurrahman dari Abu Hurairah , Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
“Barangsiapa berinfaq dengan sepasang unta atau kuda atau lainnya di jalan Allah maka dia dipanggil dari pintu-pintu surga. Wahai hamba allah pintu itu lebih baik. Barangsiapa rajin shalat maka dia dipanggil dari pintu-pintu sholat. Barangsiapa berjihad maka dia dipanggil dari pintu-pintu jihad. Barangsiapa rajin bersodaqoh maka dia dipanggil dari pintu-pintu sodaqoh. Dan Barangsiapa berpuasa maka dia dipanggil dari pintu royyan. Abu bakar berkata : “Wahai rasulullah apakah setiap orang akan dipanggil pintu-pintu tersebut?Adakah orang yang akan dipanggil oleh semua pintu tersebut? Rasulullah menjawab : Ya, dan aku berharap engkau termasuk dari mereka.” (Mutafaqun ‘alaih)

Dari Umar bin Khattab , Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : “Siapa diantara kalian berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya lalu membaca : Asyhadu an la ilaha illallahu wahdahula syarikala lahu wa asyhadu anna muhammadarusullullah, melainkan dibukanya baginya pintu syurga dan ia masuk dari mana saja ia suka. (HR Muslim)

Dari Utbah bin Abdullah As Salami , Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
“Jika seorang muslim mempunyai 3 anak yang belum baligh kemudian meninggal dunia, maka mereka menjumpainyai dipintu-pintu syurga yang delapan dan bebas ia masuk dari pintu mana saja yang dsukainya”. (HR Ibnu Majjah, Abdullah bin Ahmad dari Numair)

(Lebih rinci : silahkan lihat : Kitab Hadil Arwaah Ila biladil Afraah karya Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah)

SIFAT ORANG YANG MENGHUNI SURGA

“Barangsiapa beramal shalih laki-laki atau wanita dan dia mu’min, mereka akan masuk surga dan akan diberikan rizki didalamnya tanpa di hisab.”‘ (QS. Ghafir:40)

“ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", Kemudian mereka tetap istiqamah[1388] Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka Itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang Telah mereka kerjakan”. (QS al Ahqaaf : 13-14)

“Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, Maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun,”(Qs Al maryam :60)

“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Fushilat:31-32)

“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya".(QS. Az Zukhruf:71)

Wanita, jika ia termasuk ahlul jannah dan belum pernah nikah atau sauminya menjadi ahli naar, maka ketika ia masuk jannah, disanapun terdapat kaum laki-laki yang belum pernah menikah di dunia. Mereka akan mendapatkan pasangan dengan bidadari dan juga pasangan dengan wanita gadis dari dunia jika mereka mau.

Wanita yang belum pernah memiliki suami atau punya suami di dunia namun tidak ikut masuk jannah bersamanya, maka jika ia ingin berpasangan, ia akan memperoleh apa saja yang ia inginkansesuai keumuman ayat diatas.

Pemateri belum pernah memperoleh nash yang secara khusus mempersoalkan maslah ini. Hanya Allah yan mengetahui.

(Lebih rinci : silahkan lihat : Fatawa Anil Iman wa Arkaniha karya Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, Soal Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka at-Tibyan)



KEBERADAAN NERAKA (NAAR)

“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir” (QS. Ali Imran:131)

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (QS. Ali Imran:133)

Dalam Kitab sahih Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa saat gerhana matahari rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bangkit untuk shalat dan diperlihatkan jannah dan neraka.

Beliau menyaksikan jannah sehingga ingin meraih satu tanda darinya, selanjutnya ternyata beliau tidak melakukannya. Selanjutnya beliau melihat naar yang didalamnya erdapat ‘amru bin Luhay Al-Kaza’I menjulurkan ususnya keluar dari perutnya. Ia menjulurkan kedalam api neraka. Karena dialah orang yang mula-mula memasukan kemusyrikan kedalam tubuh bangsa arab. Dengan demikian dia memperoleh bagian dari azab yang menimpa orang-orang yang dating setelahnya (yang mengkiuti tindak kemusyrikan).

Beliau menyaksikan juga seorang wanita sedang diazab gara-gara kucing yang diikatnya hingga mati, tidak diberi makan dan tidak dilepaskan untuk mencari makan sendiri. Ini menunjukkan Jannah dan Naar telah ada.

(Lebih rinci : silahkan lihat : Fatawa Anil Iman wa Arkaniha karya Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, Soal Jawab Masalah Iman dan Tauhid, hal 50-52 Pustaka at-Tibyan)

MELIHAT WAJAH ALLAH MERUPAKAN KENIKMATAN TERTINGGI PENGHUNI JANNAH

Menurut ahlul sunnah wal jamaah melihat wajah Allah di akhirat nanti adalah kebenarannya dan barang siapa mengingkarinya berarti kafir. Orang mu’min akan melihat wajah Allah pada hari akhir nanti ketika mereka berada di jannah sebagaimana dikehendaki oleh Allah. Sebagai landasannya :

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka Melihat.”(QS Al Qiyamaah : 22-23)

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinan. mereka Itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya”(QS. Yunus:26).

“Orang-orang beriman akan melihat Rabb mereka pada hari kiamat dan didalam jannah.” (HR. Muslim)
Di dunia, tiada orang yang dapat melihat Allah. Dalil :

“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan dialah yang Maha halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al An’am :103)

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang Telah kami tentukan dan Tuhan Telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar Aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi Lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu[565], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, Aku bertaubat kepada Engkau dan Aku orang yang pertama-tama beriman".. (QS : Al A’raaf : 143)

[565] para Mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia

Melihat Allah merupakan kenikmatan tertinggi penghuni jannah. Sedangkan dunia bukan tempat kenikmatan, tetapi tempat bersusah payah, bersedih dan tempat pemberian beban (taklif) atau tempat usaha. Jadi Allah tiada dapat dilihat di dunia, tetapi di akhirat nanti bagi orang beriman akan melihatNya.

Orang kafir, diakhiratpun tetap tidak akan dapat melihat Allah, karena mereka dihalangi untuk melihatNya. Dalilnya:

“ Sekali-kali tidak[1563], Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka.” (QS. Al Muthaffiffin:15)

(Lebih rinci : silahkan lihat : Fatawa Anil Iman wa Arkaniha karya Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, Soal Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka at-Tibyan)

KENIKMATAN YANG DIPEROLEH PENGHUNI JANNAH

“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Fushilat: 31-32)

“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". (QS. Az-Zukhruf:71)

“Ya rabb kami, masukkanlah mereka ke dalam jannah Adnyang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang shalih diantara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, Engkaulah yang maha Perkasa lahi Maha Bijaksana “. (QS Ghafir:8)

Merupakan hal yang dimaklumi bahwa yang diingikan oleh hati manusia akan dapat diperoleh oleh ahlul jannah baik laki-laki maupun perempuan. Kaum wanita dipasangkan oleh Allah dengan suaminya yang dahulu hidupnya di dunia, sebagaimana termatub dalam ayat diatas.
(Lebih rinci : silahkan lihat : Fatawa Anil Iman wa Arkaniha karya Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, Soal Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka at-Tibyan) KEADAAN JANNAH DAN PENGHUNINYA “Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, Dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),Dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, Dan permadani-permadani yang terhampar” .(QS. Al Ghassyiyah : 12-16)
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,Kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua syurga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan.” (QS. Ar Rahman:46-52)
Wanita-wanita Penghuni Jannah
“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.” (QS Ar Rahman:72) “Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS Ar Rahman:56-58)
Wanita-wanita yang disediakan bagi Penghuni Jannah
“Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk jannahtak ubahnya seperti bulan pada bulan purnama, kemudian orang setelah itu laksana bintang paling terang cahayanya dilangit. Mereka tiada kencing, tiada buang hajat, tiada meluah, tiada beringus. Sisir-sisir mereka terbuat dari emas dan aroma mereka seperti minyak kasturi. Istri-istri mereka adalah bidadari. Bentuk mereka sama seperti bapak-bapak mereka yaitu Adam yang tingginya 60 hasta.” (Sahih Al Jami’ 2015).
“Kemah di jannah adalah mutiara yangtingginya 60 mil. Di setiap sudut ada istri bagi orang mu’min dan mereka tiada dapat dilihat oleh orang lain.” (Sahih Al Jami’ 3357).
Allah menamai mereka dengan al-huur(bidadari), jamaknya hauraa.
Secara khusus Al Qurthubi dalam kitab al Ahkam (17/122) menjelaskan :” Bidadari itu bagian putih matanya sangat putih, bagian hitamnya sangat hitam, maka kita mengimani hal itu dengan keimanan yang mutlak yang tidak ditembus keraguan ataupun kesangsian dan hal ini tertancap dalam inti aqidah muslim”
Kenikmatan yang di dunia diharamkan tetapi di jannah dihalalkan
Suatu pertanyaan bahwa islam telah memotivasi dan member kanar gembira dengan sesuatu di jannah padahal didunia diharamkan. (missal : hubunganlaki-laki dan perempuan diluar nikah). Hal yang perlu digarisbawahi Allah mengharamkan sesuatu sekehendakNya didunia kepada penghuninya. Dia pemilik dan pencipta segala sesuatu, maka tidak boleh seorangpun memprotes terhadap hokum Allah dengan ra’yu dan pemahamannya yang terbalik, maka kepunyaan Allahlah hokum dan urusan sebelum dan sesudahnya.
Masalah pengharaman zina, minum khamr, sutera bagi laki-laki, ini merupakan kehendak Allah dalam member balasan diakhirat bagi orang yang mentaati, bersabar dan memerangi hawa nafsu di dunia. Dalil QS. Ar-Rahmaan : 60 “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).”
Sebab-sebab pengharaman tersebut adalah :
Tidak penting bagi manusia untuk mengetahui semua sebab pegharaman, karena beberapa sebab terkadang tidak dapat diketahui. Terpenting sikap tunduk berpegang pada nash sekalipun kita tidak tahu sebabnya. Karena sikap tunduk merupakan tuntutan islam yang dibangun atas ketaatan yang sempurna kepada Allah Ta’ala.
Kadang-kadang Nampak bagi kita berbagai sebab pengharaman seperti : kerusakan akibat zina yaitu : tidak jelasnya garis keturunan, tersebarnya penyakit kelamin. Hal ini berbeda dengan hubungan laki-laki dengan bidadari di jannah. Wanita pelacur didunia adalah wanita yang kehilangan harga diri, sedikit iman dan rasa malu, tidak terikat hubungan syar’i. Adapun bidadari di jannah, dikhususkan untuk suami-suami mereka orang-orang yang diberi balasan oleh Allah dan diberi bidadari karena kesabarannya menahan diri dari yang haram ketika di dunia. Sebagaimana dalam beberapa ayat Al Qur’an : Bidadari terpelihara di dalam kemah-kemah, Mereka tidak pernah disentuh oleh seorang manusiapun sebelum mereka ataupun oleh jin.
Sesungguhnya Allah yang mensyariatkan bagi laki-laki di dunia agar tidak mempunyai lebih dari 4 istri dalam 1 waktu. Dialah pula yang memberikan nikmat penghuni jannah dengan bidadari yang diinginkan. Tidak ada petentangan karena kedua tempat itu berbeda sesuai kehendak Allah, dan di akhirat jauh lebih baik, lebih utama , lebih kekal dari pada dunia. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah: "Inginkah Aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali Imran : 14-15)
Sesungguhnya pengharaman itu kadang-kadang merupakan ujian bagi hamba Allah, apakah mereka mangamalkan perintah atau menjauhi larangan atau tidak peduli. Sesungguhnya hukum-hukum yang berlaku disunia tidaklah seperti hukum akhirat. Khamr didunia dapat menyebabkan hilang akal, sedang khamr di akhirat tidak bikin hilang akal. Tidak bikin pening, tidak membuat kembung perut. Demikian pula bidadari di akhirat tidak membuat terkoyaknya kehormatan, tidak jelasnya keturunan, tidak menyebar penyakit kelamin. Mereka suci, tidak mati, tidak akan tua “.Sesungguhnya kami menciptakan mereka (Bidadari-bidadari) dengan langsung[1451]. Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Waqiyyah : 35-37) JANNAH YANG DIHUNI KAUM MUKMIN Jannah yang akan dihuni kaum mukmin adalah yang ada di langit bukan taman yang indah yang ada di bumi . Ini pendapat jumhur ulama. Dalil : Dari Huzaifah : rasulullah bersabda : …….Wahai bapak kami, mohonlah agar syurga segera dibukakan untuk kami… (HR Muslim)
Dari Abu Hurairah : rasulullah bersabda : Wahai Adam engkaulah orang yang Allah ciptakan langsung oleh tanganNya….dan Allah juga yang telah memberikan kesempatan untuk tinggal disyurgaNya….. (HR Muslim)
Ada pendapat sebagian ulama bahwa syurga yang disiapkan untuk nabi Adam dan istrinya adalah syurga khusus. Ada yang dilangit ada yang di bumi. (Lebih rinci : silahkan lihat: Al bidayahwa an Nihayah karya Ibnu Katsir, Al Qurtubi dalam tafsirnya 1/302)

Disarikan ulang : Abu nada sifa

Untuk: Rausanulqalbu.blogspot.com