30 Oktober 2012

JIKA ILMU BERMANFAAT TELAH ALLAH CABUT, HADIRLAH PEMIMPIN JAHIL BERFATWA YANG MENYESATKAN


Rasulullah mengabarkan bahwa ilmu akan hilang dengan diwafatkannya para ulama, sehingga tidak ada yang alim di dunia ini dan manusia menjadikan pemimpin yang tidak mempunyai kapasitas ilmu dan mereka berfatwa tanpa ilmu sehingga fatwa mereka sesat dan menyesatkan.
Dari hadis diatas mengandung makna jika ilmu bermanfaat hilang dengan makin banyaknya ulama yang wafat, maka akan memunculkan bahaya yakni saling sesat menyesatkan. Agar tidak salah dalam belajar agama, maka harus mengambil ilmu dari ulama.
Ketahuilah, ajaran islam tidaklah berdiri pada 2 pokok yang penting laksana syap-sayap bagi burung untuk terbang. Dan orang akan istoqomah dengan 2 hal pokok tersebut yakni ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Ilmu bermanfaat tidak lain  adalah al qur’an dan assunnah yang dipahami oleh para sahabat. Sedangkan amal shalih tidak lain adalah berasal dari ilmu bermanfaat yang bersumber dari al qur’an dan assunnah yang dipahami oleh para sahabat.
Ilmu yang bermanfaat dan ilmu alat yang membantu seperti bahasa arab dan ushul fiqh wajib dituntut dan dipelajari oleh setiap muslim. Karena ini yang Allah akan berikan pahala dan menyelamatkan manusia di akhirat nanti. Sedangkan ilmu umum seperti fisika, matematika, kedokteran, ekonomi dll, siapa yang mempelajari akan diberikan pahala sesuai orang itu niatkan. Jika sekedar untuk mencapai gelar, mencari kedudukan di dunia maka Allah berikan itu. Di akhirat Allah tidak berikan pahala sedikitpun. Ini berbeda dengan ilmu yang bermanfaat, baransiapa yang mempelajari maka Allah berikan pahala yang besar.
Barang siapa yang menuntut ilmu syar’i maka Allah berikan kemuliaan. Kemulian seorang muslim adalah keberadaan ilmu yang bermanfaat pada dirinya. Bukan dalam dirinya ilmu duniawi untuk mencapai jabatan dan kedudukan. Allah memerintahkan rasul bukan untuk meningkatkan perkara-perkara dunia, melainkan ditambahkan ilmu yang bermanfaat.
Allah mengabarkan : bahwa seorang muslim tidak akan mempunyai sifat takut (khauf) yang sempurna kecuali dengan mempelajari ilmu. Dalam Al Qur’an Allah berfirman :”Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah adalah ulama.”Ini suatu bukti hanya orang yang punya ilmu yang bermanfaat yang mempunyai rasa takut yang sempurna kepada Allah.
Allah mengingatkan ada nikmat yang luar biasa besarnya sehingga seorang muslim wajib untuk menuntutnya yaitu “arrahmman, ‘alamatul bayan”. Ini adalah  sebaik-baik nikmat yaitu al qur’an dan sunnah.
Allah Ta’ala mengajarkan kepada malaikat saat proses penciptaan manusia. Malaikat mengalami keheranan, yang khawatir manusia akan menumpahkan darah dimuka bumi. Hal ini menunjukkan tingginya kedudukan manusia dibanding manusia sehingga diberi kelebihan sebagai khalifah di muka bumi.
Kisah Nabi Nuh ‘Alaihi salam: umat Nuh melakukan kerusakan di muka bumi yaitu dengan melakukan kesyirikan. Maka Allah menurunkan azabNya dengan menurunkan banjir terus-menerus dan berakibat banjir.Banyak masyarakat disekitar nabi Nuh yang mati. Termasuk anaknya Nuh dimana Nuh telah memberikan ilmu tentang tauhid, tapi malah menolaknya.  Yang selamat adalah orang yang mengikuti nabi Nuh yakni yang menegakkan tauhid menghindari syirik.
Nuh mengatakan:”Tidak ada yang dapat memberikan pertolongan kecuali Allah.” Dan akhirnya Nuh meminta pertolongan kepada Allah agar putrinya diselamatkan, karena ia calon penerus dakwah nabi nuh. Namun Allah berjanji tidak akan memasukkan diri Nuh kedalam golongan orang yang jahil. Hikmah yang dapat dipetik dari kisah ini adalah Nuh diselamatkan oleh Allah dari orang yang jahil yang penuh maksiyat.
Allah menjadi saksi bahwa penciptaan manusia sebagai makhluk yang mulia dengan diturunkan al qur’an, rasul dan syariat. Bahkan Allah mengikutkan kesaksian malaikat dan manusia dalam berbagai kemuliaan,sebagaimana dalam beberapa ayat al qur’an yang menjelaskan bahwa “ idak ada yang berhak disembah kecuali Allah...” dengan saksi malaikat dan manusia yang berilmu.
Cahaya yang diturunkan ke muka bumi kepada rasulullah yaitu untuk menuntut ilmu syar’i. Hal ini sbagaimana diketahui ayat yang pertama kali surat iqra’ yang di ulang-ulang. Pengulangan ini berarti sesuatu yang penting dan wajib dituntut dan dipelajari.
Tanda-tanda kebaikan umat ini adalah Allah memberikan taufiq agar dimudahkan menuntut ilmu syar’i. Kebalikannya adalah dijauhkan kepahamannya terhadap ilmu syar’i. Siapa saja seorang muslim yang dengan mudah memahami al qur’an dan sunnah maka itu sebagai pertanda diberikan kebaikan oleh Allah ta’ala.
Rasulullah mengabarkan; orang yang sering mengajarkan ilmu meski sedikit maka akan membawa pelakunya masuk ke surga. Barangsiapa melangkahkan kakinya menuju majelis ilmu maka Allah akan mudahkan jalannya menuju syurga.
Rasulullah juga mengabarkan : pahala yang kekal untuk mengiringi manusia hingga mati sebagai warisan untuk anak, saudara, tetangga, masyarakat adlah ilmu yang bermanfaat. Bisa berupa buku, rekaman, vcd.
Ilmu syar’i adalah jalan keselamatan dan kemuliaan antara haq dan bathil.
Banyak dikalangan manusia meminta doa dari syafaat kepada rasul. Salah satunya ilmu rasulullah. Allah akan memuliakan hambanya yang memuliakan sabda rasulullah dengan cara memberikan cahayaNya kepada para penuntut ilmu syar’i. (hadist Riwayat Tirmidzi dari Ibnu Ma’us)
Pada jaman sekarang ini menuntut ilmu bukanlah perkara yang sulit. Dapat dari mana saja melalui internet, teknologi. Ini karunia Allah yang patut disyukuri. Jadi tidak ada uzur untuk tidak mempelajari ilmu syar’i.
Menuntut ilmu bukanlah penghalang untuk mencari nafkah.Cukuplah dengan meluangkan waktu, membaca al qur’an , hadist, menghafal, memaknai ayat. Ini suatu keharusan bagi setiap muslimin.
Manusia dari umat ini yang paling paham masalah agama adalah para pedagang yang yang tidak melupakan menuntut ilmu. Abdurahmman bin Auf, Umar bin Khattab, Abubakar ashiddiq, mereka adalah para pedagang yang paling tahu masalah agama setelah rasulullah.
Upaya-upaya yang ditempuh untuk menuntut ilmu adalah memulai dengan kesungguhan, tertib, berusaha menghapal qur’an baik per pekan atau 5 ayat sehari, bertanya kepada yang tahu, sehingga setelah tahu semakin alim dan semakin mendalami maknanya.
Bagi yang telah pandai, hendaknya tidak ada salahnya membacakan kepada yang tahu. Yang baru belajar jangan berputus asa, mengambil guru di masjid, dihapalkan dan disetorkan hapalan ke guru.
Setelah menghapal al qur’an berikutnya al hadist. Imulai dari hadist ar bai’in, 1 pekan 1 hadist atau 1 hari 1 hadist. Lau kitab uhmatul ahkan, baik makna dan syarahnya, bhulughul mahram, riyadush shalihin. Ini wajib dipelajari oleh para penuntut ilmu.
Setiap pekan wajib mempelajari kitab ulushul tsalasah, khasyifus syubhat, aqidah thahawiyah, kitabut tauhid. Agaribadah kita benar. Jangan menganggap remeh dan tidak penting
Tidak ada kepentingan keluar masjid atau rumah kecuali untuk menuntut ilmu syar’i. Karena ini jalan bagi manusia menuju akhirat.
Motivasi agar semangat menuntut ilmu :
1.     harus jujur untuk apa menuntut ilmu;
2.     melepaskan kemalasan dengan diganti kesungguhan;
3.     berupaya meluangkan waktu secara khusus di tengah kesibukan yang ada;
4.     memperbanyak hadir dalam majelis ilmu bersama orang yang berilmu dan mendapat ilmu bermanfaat;
5.     memperbanyak hapalan, al qur’an , hadist, bahasa arab, ilmu alat;
6.     mendatangi majelis ilmu dan bertanya.


Sumber  Kajian “Kewajiban Menuntut Ilmu Bagi muslimin” pemateri Syaikh Abu Bakar Al maki (Markaz tauhid, Makkah) di Masjid Nurul Iman Kompleks Departemen Keuangan Karang tengah

Tidak ada komentar: