Rasulullah mengabarkan bahwa ilmu akan hilang dengan
diwafatkannya para ulama, sehingga tidak ada yang alim di dunia ini dan manusia
menjadikan pemimpin yang tidak mempunyai kapasitas ilmu dan mereka berfatwa
tanpa ilmu sehingga fatwa mereka sesat dan menyesatkan.
Dari hadis diatas mengandung makna jika ilmu bermanfaat
hilang dengan makin banyaknya ulama yang wafat, maka akan memunculkan bahaya
yakni saling sesat menyesatkan. Agar tidak salah dalam belajar agama, maka
harus mengambil ilmu dari ulama.
Ketahuilah, ajaran islam tidaklah berdiri pada 2 pokok
yang penting laksana syap-sayap bagi burung untuk terbang. Dan orang akan
istoqomah dengan 2 hal pokok tersebut yakni ilmu yang bermanfaat dan amal
shalih. Ilmu bermanfaat tidak lain adalah al qur’an dan assunnah yang dipahami
oleh para sahabat. Sedangkan amal shalih tidak lain adalah berasal dari ilmu
bermanfaat yang bersumber dari al qur’an dan assunnah yang dipahami oleh para
sahabat.
Ilmu yang bermanfaat dan ilmu alat yang membantu seperti bahasa
arab dan ushul fiqh wajib dituntut dan dipelajari oleh setiap muslim.
Karena ini yang Allah akan berikan pahala dan menyelamatkan manusia di akhirat
nanti. Sedangkan ilmu umum seperti fisika, matematika, kedokteran, ekonomi dll,
siapa yang mempelajari akan diberikan pahala sesuai orang itu niatkan. Jika
sekedar untuk mencapai gelar, mencari kedudukan di dunia maka Allah berikan
itu. Di akhirat Allah tidak berikan pahala sedikitpun. Ini berbeda dengan ilmu
yang bermanfaat, baransiapa yang mempelajari maka Allah berikan pahala yang
besar.
Barang siapa yang menuntut ilmu syar’i maka Allah berikan
kemuliaan. Kemulian seorang muslim adalah keberadaan ilmu yang bermanfaat pada
dirinya. Bukan dalam dirinya ilmu duniawi untuk mencapai jabatan dan kedudukan.
Allah memerintahkan rasul bukan untuk meningkatkan perkara-perkara dunia,
melainkan ditambahkan ilmu yang bermanfaat.
Allah mengabarkan : bahwa seorang muslim tidak akan
mempunyai sifat takut (khauf) yang sempurna kecuali dengan mempelajari
ilmu. Dalam Al Qur’an Allah berfirman :”Sesungguhnya yang paling takut kepada
Allah adalah ulama.”Ini suatu bukti hanya orang yang punya ilmu yang bermanfaat
yang mempunyai rasa takut yang sempurna kepada Allah.
Allah mengingatkan ada nikmat yang luar biasa besarnya
sehingga seorang muslim wajib untuk menuntutnya yaitu “arrahmman, ‘alamatul
bayan”. Ini adalah sebaik-baik nikmat
yaitu al qur’an dan sunnah.
Allah Ta’ala mengajarkan kepada malaikat saat proses
penciptaan manusia. Malaikat mengalami keheranan, yang khawatir manusia akan
menumpahkan darah dimuka bumi. Hal ini menunjukkan tingginya kedudukan manusia
dibanding manusia sehingga diberi kelebihan sebagai khalifah di muka bumi.
Kisah Nabi Nuh ‘Alaihi salam: umat Nuh melakukan
kerusakan di muka bumi yaitu dengan melakukan kesyirikan. Maka Allah menurunkan
azabNya dengan menurunkan banjir terus-menerus dan berakibat banjir.Banyak
masyarakat disekitar nabi Nuh yang mati. Termasuk anaknya Nuh dimana Nuh telah
memberikan ilmu tentang tauhid, tapi malah menolaknya. Yang selamat adalah orang yang mengikuti nabi
Nuh yakni yang menegakkan tauhid menghindari syirik.
Nuh mengatakan:”Tidak ada yang dapat memberikan
pertolongan kecuali Allah.” Dan akhirnya Nuh meminta pertolongan kepada Allah
agar putrinya diselamatkan, karena ia calon penerus dakwah nabi nuh. Namun
Allah berjanji tidak akan memasukkan diri Nuh kedalam golongan orang yang
jahil. Hikmah yang dapat dipetik dari kisah ini adalah Nuh diselamatkan oleh
Allah dari orang yang jahil yang penuh maksiyat.
Allah menjadi saksi bahwa penciptaan manusia sebagai
makhluk yang mulia dengan diturunkan al qur’an, rasul dan syariat. Bahkan Allah
mengikutkan kesaksian malaikat dan manusia dalam berbagai kemuliaan,sebagaimana
dalam beberapa ayat al qur’an yang menjelaskan bahwa “ idak ada yang berhak
disembah kecuali Allah...” dengan saksi malaikat dan manusia yang berilmu.
Cahaya yang diturunkan ke muka bumi kepada rasulullah
yaitu untuk menuntut ilmu syar’i. Hal ini sbagaimana diketahui ayat yang
pertama kali surat iqra’ yang di ulang-ulang. Pengulangan ini berarti sesuatu
yang penting dan wajib dituntut dan dipelajari.
Tanda-tanda kebaikan umat ini adalah Allah memberikan taufiq
agar dimudahkan menuntut ilmu syar’i. Kebalikannya adalah dijauhkan
kepahamannya terhadap ilmu syar’i. Siapa saja seorang muslim yang dengan mudah
memahami al qur’an dan sunnah maka itu sebagai pertanda diberikan kebaikan oleh
Allah ta’ala.
Rasulullah mengabarkan; orang yang sering mengajarkan
ilmu meski sedikit maka akan membawa pelakunya masuk ke surga. Barangsiapa
melangkahkan kakinya menuju majelis ilmu maka Allah akan mudahkan jalannya
menuju syurga.
Rasulullah juga mengabarkan : pahala yang kekal untuk
mengiringi manusia hingga mati sebagai warisan untuk anak, saudara, tetangga,
masyarakat adlah ilmu yang bermanfaat. Bisa berupa buku, rekaman, vcd.
Ilmu syar’i adalah jalan keselamatan dan kemuliaan antara
haq dan bathil.
Banyak dikalangan manusia meminta doa dari syafaat kepada
rasul. Salah satunya ilmu rasulullah. Allah akan memuliakan hambanya yang
memuliakan sabda rasulullah dengan cara memberikan cahayaNya kepada para
penuntut ilmu syar’i. (hadist Riwayat Tirmidzi dari Ibnu Ma’us)
Pada jaman sekarang ini menuntut ilmu bukanlah perkara
yang sulit. Dapat dari mana saja melalui internet, teknologi. Ini karunia Allah
yang patut disyukuri. Jadi tidak ada uzur untuk tidak mempelajari ilmu syar’i.
Menuntut ilmu bukanlah penghalang untuk mencari nafkah.Cukuplah
dengan meluangkan waktu, membaca al qur’an , hadist, menghafal, memaknai ayat.
Ini suatu keharusan bagi setiap muslimin.
Manusia dari umat ini yang paling paham masalah agama
adalah para pedagang yang yang tidak melupakan menuntut ilmu. Abdurahmman bin
Auf, Umar bin Khattab, Abubakar ashiddiq, mereka adalah para pedagang yang
paling tahu masalah agama setelah rasulullah.
Upaya-upaya yang ditempuh untuk menuntut ilmu adalah
memulai dengan kesungguhan, tertib, berusaha menghapal qur’an baik per pekan
atau 5 ayat sehari, bertanya kepada yang tahu, sehingga setelah tahu semakin
alim dan semakin mendalami maknanya.
Bagi yang telah pandai, hendaknya tidak ada salahnya
membacakan kepada yang tahu. Yang baru belajar jangan berputus asa, mengambil
guru di masjid, dihapalkan dan disetorkan hapalan ke guru.
Setelah menghapal al qur’an berikutnya al hadist. Imulai
dari hadist ar bai’in, 1 pekan 1 hadist atau 1 hari 1 hadist. Lau kitab uhmatul
ahkan, baik makna dan syarahnya, bhulughul mahram, riyadush shalihin. Ini wajib
dipelajari oleh para penuntut ilmu.
Setiap pekan wajib mempelajari kitab ulushul tsalasah,
khasyifus syubhat, aqidah thahawiyah, kitabut tauhid. Agaribadah kita
benar. Jangan menganggap remeh dan tidak penting
Tidak ada kepentingan keluar masjid atau rumah kecuali
untuk menuntut ilmu syar’i. Karena ini jalan bagi manusia menuju akhirat.
Motivasi agar semangat menuntut ilmu :
1.
harus jujur untuk apa menuntut ilmu;
2.
melepaskan kemalasan dengan diganti kesungguhan;
3.
berupaya meluangkan waktu secara khusus di tengah
kesibukan yang ada;
4.
memperbanyak hadir dalam majelis ilmu bersama orang yang
berilmu dan mendapat ilmu bermanfaat;
5.
memperbanyak hapalan, al qur’an , hadist, bahasa arab,
ilmu alat;
6.
mendatangi majelis ilmu dan bertanya.
Sumber Kajian “Kewajiban Menuntut Ilmu Bagi
muslimin” pemateri Syaikh Abu Bakar Al maki (Markaz tauhid, Makkah) di Masjid
Nurul Iman Kompleks Departemen Keuangan Karang tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar