30 Oktober 2012

SEANDAINYA DOSA ITU BERAROMA, MAKA ENGKAU TAK AKAN SANGGUP BERTEMAN DENGANKU..


Pengantar.
Sepanjang hari yang di lalui oleh seorang mu’min tidaklah terlepas dari kalimat takbir. Mulai dari tatkala bangun pagi melakukan shalat sunnah lail, dilanjutkan do’, lalu shalat fajar, berdo’a, melantunkan suara azan, shalat subuh, dzikir habis subuh, dzikir pagi, lalu shalat sunnah dhuha, shalat sunnah dhur, azan dhuhur, shalat dzuhur, dzikir habis shalat dhuhur, dan seterusnya hingga kembali tidur tidak lupa melakukan bacaan takbir. Ucapan Allahu akbar  yang berpuluh bahkan beratus atau beribu kali di ucapkan dari lisan muslimin seakan akan tidak memberi bekas dalam kehidupan sehari-hari. Masih banyak muslimin yang lisannya berzikir dengan kalimat Allahu akbar tapi pada saat yang sama masih melakukan banyak kemaksiyatan dan merasa tinggi hati. Mereka melakukan banyak hal yang Allah larang. Suatu pertanyaan, mengapa ayat yang mulia-yang sangat mashur ditengah kita- yakni “sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan dari keji dan mungkar” hanya sekedar menjadi ayat dal mushaf Al qur’an dan tidak pernah membekas dalam gerak aktivitas muslimin? Bahkan tidak jarang, muslimin yang melakukan kejahatan dari merusak alam, berbuat dzalim kepada sesama, merampok, berzina hingga melakukan pembunuhan kepada sesama muslim yang lain? Bahkan coretan kelam sebagian orang muslim  yang merasa paham agama, malah melakukan teror, pengemboman dimana- mana, melawan pemimpin yang sah hingga mengkafirkan orang lain, sehingga telah menstigma umat lain bahwa orang islam yang dengan  simbol tertentu adalah pembuat kerusakan dan membiasakan diri melakukan kekerasan jika tidak sepahaman atau sealiran mereka. Lalu dimana, ucapan Allahu akbar yang selalu di ucapkan?
Allah Maha Besar dan Manusia Amat Kerdil.
Allahu akbar adalah nama dan siat Allah Ta’ala yang sangat sempurna.Sifat ini menunjukkan Allah Ta’ala maha digdaya dibandingkan dengan segala makhluk yang Dia ciptakan.
Dengannya manusia melakukan ibadah dan menyadari diri bahwa dirinya kerdil dan mengkerdilkan diri dihadapan Allah sehingga tidak ada kepantasan untuk menyombongkan diri dan mempunyai sifat keangkuhan. Rasulullah bersabda:”besarnya bumi dibandingkan  langit laksana lempengan logam di padang pasir, besarnya langit  dibandingkan  kursiy Allah laksana lempengan logam di padang pasir, besarnya kursiy Allah  dibandingkan  Arsy laksana lempengan logam di padang pasir.”Dengan demikian, dapat dibayangkan betapa kecil manusia dihadapan Allah, dibandingkan dengan ciptaan Allah berupa hamparan padang pasir yang penuh butiran pasir saja dalam jarak puluhan meter sudah tidak tampak, apalagi dibandingkan denga hamparan bumu, hamparan langit, kursiy Allah apalagi ‘arsy. Ini semua adalah makhluk Allah, bukan Allah Ta’ala sendiri, sehingga tidak ada manfaatnya manusia untuk sombong dan takabur baik kepada sesama, kepada makhluk Allah yang lain dan apalagi kepada Allah Ta’ala.
Salah satu hal yang sangat membahayakan dan mencelakan diri manusia baik di dunia maupun di akhirat adalah terbesitnya rasa sombong dan angkuh dalam hatinya. Rasa angkuh telah menyebabkan manusia merendahkan manusia lain dan menolak kebenaran yang dibawa oleh rasulullah. Rasulullah bersabda : “kesombongan adalah merendahkan manusia dan menolak kebenaran.” Dengan adanya kesombongan, maka semua akan di anggap rendah dan dibawah mereka dari segala sisi, baik itu harta, kekuasaan, ketampanan/kecantikan dll. Bahkan kesombongan telah membawa manusia untuk menakhluk segala yang Allah ciptakan sehingga dalam diri manusia muncul sifat jumawa dan secara pelan namun pasti maka kekerasan hati makin kuat dan kebenaran yang dari Allahpun yang datang akan dia tolak. Hal ini sebagaimana khorun karena merasa sombong dengan kekayaannya Allah binasakan bersama hartanya ke dalam bumi. Demikian juga Fir’aun laknatullah karena terhinggap rasa sombong dengan kekuasaannya maka Allah tenggelamkan ke Laut Merah beserta para pengikutnya. Demikian juga, Iblis laknatullah, Allah lemparkan keluar syurga karena dalam diri mereka ada kesombongan merasa lebih tinggi di banding manusia. Padahal rasulullah bersabda : “Tiada seorang hamba akam masuk syurga selama dalam hati mereka terdapat kesombongan walau hanya sebesar partikel terkecil di dunia”
Allah Muliakan Adam Alaihi Salam Karena berbuat Salah dan bertaubat. Allah hinakan Iblis karena berbuat salah tetap sombong.
Salah kemulian yang didapatkan manusia dihadapan Allah Ta’ala adalah kesediaan manusia untuk sesegera mungkin melakukan taubatan nasuha tatkala dirinya melakukan kesalahan. Bentuk taubatan nasuha adalah dimulai dari kesadaran diri bahwa diri mereka bersalah, sehingga memerlukan perbaikan diri dengan cara menghinakan diri dihadapan rabbnya. Sebab barangsiapa manusia semakin pandai untuk menghinakan diri dihadapan Allah Ta’ala maka secara otomatis akan menutup benih-benih tumbuhnya kesombongan. Sedangkan bentuk penghinaan diri yang paling baik bagi diri seorang muslim dihadapan Allah Ta’ala adalah tatkala melakukan sujud disaat shalat.Sujud adalah bentuk kesempurnaan penghinaan diri kepada Allah. Hal ini sebagaimana di jelaskan dari hadist riwayat abu umamah yang berkata, rasulullah bersabda :”amalan yang bisa mengantarakan pelakunya masuk ke syurga dalah sujud dan berdzikir.” Dalam sujud yang lama maka akan ditemukan kikmatan yang luar biasa yang tidak akan ditemukan dan dirasakan dalam gerakan shalat yang lain. Hal ini sebagaimana dikatan oleh ibnu mas’ud :”tatkala bangun dari sujud ada kenikmatan yang tidak ada bandingannya, terutama mata yang cerah dan muka yang berseri.”
Orang yang menyadari bahwa Allah maha besar dan diri mereka kerdil maka akan mampu membawa diri untuk tidak terpancing untuk sombong meski ada beberapa hal yang menyebabkan diri mereka sombong. Hal ini seperti dipraktekkan rasulullah tatkala terjadi kemenangan yang luar biasa dalam perang melawan tentara quraish di kota Mekkah. Peristiwa fathul Makkah, dimana rasulullah membawa 10 ribu tentara yang terkalahkan melawan ratusan ribu tentara quraish. Ini adalah dikabulkannya do’a rasulullah oleh Allah Ta’ala agar tentaranya bisa masuk ke kota Mekkah dan tidak diketahui serta ketidaksiapan tentara quraish sehingga tentara quraish bisa dikalahkan. Kemenangan ini kemenangan yang luar biasa, jika rasulullah tidak berdoa, tentu kesombongan yang akan muncul, mengingat diri rasulullah 13 tahun lebih di usir dari kota, dibuat fitnah dimana-mana, disakiti, dihinakan dan diperlakukan tidak manusia seperti disebut orang gila dan tukang sihir. Namun, tatkala rasulullah memasuki kota Mekkah rasulullah diatas untanya menunduk hingga dagunya hampir menyentuh punggung unta sambil berdoa agar dijauhkan dari sifat sombong. Suatu pelajaran yang luar biasa bagi seluruh manusia yang tidak terlepas dari panah-panah yang memacu potensi tumbuhnya kesombongan.
Peristiwa khalifah Umar Bin Khattab jua memberi pelajaran yang luar biasa mengenai keindahan seorang muslimin yang menjaga diri dari kesombongan. Tatkala Umar bin Khattab melakukan shalat subuh, tiba-tiba punggungnya ditusuk pedang oleh salah seorang Yahudi yang berpura-pura masuk islam dan bermakmum di belakang shabat Umar bin Khattab. Tiba-tiba Umar bin Khattab terjatuh tersungkur. Melihat hal itu Umar ibnu Aziz anaknya mencoba memangku ayahnya yang sedang sekaratul maut dan menahan sakit. Namun sahabat Umar bin Khattab berkata kepada anaknya tersebut agar dia jangan dipangku tapi tetap diletakkan di tanah saja hingga nafas terakhirnya.
Dari dua pelajaran yang agung dan mulia dari Rasulullah dan shabat beliau Umar bin Khattab, begitu indahnya orang yang sangat hati-hati terhadap timbulnya penyakit sombong sehingga pintu-pintu yang terbuka untuk masuknya sifat sombong dengan senantiasa meninggikan sifat Allahu akbar dan menghinakan diri serendah-rendahnya di hadapan Allah, maka Allah muliakan keduanya baik di dunia hingga di akhirat. Rasulullah telah menjelaskan : sebaik-baik masa adalah masaku, masa setelahnya, dan masa setelahnya. Rasulullah dan Umar bin Khattab berada pada masa itu. Demikian juga di akhirat, Allah telah khabarkan bahwa beberapa sahabat rasulullah yang Allah jamin masuk syurga bersama rasulullah adalah salah satunya Umar bin Khattab.
Rasulullah bersabda :”Di akhirat Allah akan menanyakan begini dan begitu. Lalu Allah berkata Dimanakah orang-orang yang sombong dan diktator. Hati mereka ciut. Bahkan nabi Adam berkata : Hari itu Allah Marah semarah-marahnya.” Hadist ini memberikan ibrah kepada kita bahwa kesombongan akan berdampak buruk tidak saja di dunia melainkan di akhirat juga. Bahkan orang yang mempunyai sifat sombong akan berhadapan langsung dan berkata langsung kepada Allah Ta’ala dan Allah Ta’ala akan meminta pertanggungjawaban sehingga manusia tersebut hatinya ciut dalam ketakutan yang luar biasa namun tidak sanggup berbuat apa-apa. ‘Audzubillah min dzaalik.
Salah satu ciri kesombongan adalah Allah telah menunjukkan jalan yang lurus, tapi manusia malah mengambil jalan yang bukan Allah tunjukkan. Allah telah banyak memberikan petunjuk agar manusia selamat dalam menjalani hidup di dunia, bebas dari azab kubur dan selamat meamasuki syurga. Tapi sebagian besar manusia justru menolaknya dan memilih jalan-jalan yang menyengsarakan diri mereka didunia, mendatangakan azab kubur, dan menjerumuskan diri ke neraka. Allah telah memerintahkan manusia lewat rasulullah agar menjauhkan diri dari kesyirikan, kebid’ahan, kemaksiyatan,dosa besar, namun manusia menolaknya. Mereka malah lebih asyik melakukan kesyirikan tatkala senag dan susah, melakukan ritual-ritual ibadah yang tidak rasul dan sahabat praktekkan, zina, makan riba, minum minuman yang memabukkan, korupsi, membunuh, mencela sesama muslim, berkhianat, dll. Dan kesombongan ini yang menyebabkan manusi terhalang untuk masuk syurga. Dalam surat al qhoshos : sekitar ayat 70 :dijelaskan syurga hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak ada kesombongan tatkala ada dimuka bumi. Dengan demikian syurga hanya dikhususkan bagi orang yang mampu mengerdilkan diri dihadapan Allah Ta’ala dan mensejajarkan diri dihadapan manusia lain. Namun sayangnya manusia telah salah jalan. Mereka memilih mengerdilkan diri dihadapan manusia lain dan merasa diri lebih dibanding Allah Ta’ala. Mereka lebih patuh dan tunduk untuk menurut kepada manusia tatkala manusia tersebut memberikan banyak kenikmatan duniawi seperti : harta, kedududukan, kekuasaan hingga wanita. Namun tatkala Allah memanggil untuk taat kepadaNya dengan shalat 5 waktu, puasa, zakat, sedekah, menyantuni anak yatim, jauh dari syirik, jauh dari bid’ah mereka menghindari cepat-cepat. Subhanallah.
Penutup
Akhirnya, untuk penutup tulisan ini, sangat indah mengambil hikmah dari ulama besar Muhammad Bin washal. Suatu saat salah seorang murid beliau yang duduk di majelis beliau berkata :” ya guru kami merasa senang dan bahagia bisa belajar ilmu bersama engkau”. Kemudian sang guru berkata : “Seandainya dosa itu ada aromanya, maka kalian tidak sanggup duduk dihadapanku.” Kalimat yang sangat indah untuk menjaga hati-hati manusia dari masuknya penyakit yang namanya kesombongan. Dan di saat yang sama menyadari bahwa diri manusia itu kerdil dihadapan Allah sehingga harus terus menerus berdoa agar selalu dituntun dalam jalan kebenaran. Wallahu a’lam bissawab.
Sumber : kajian Ustad Mauddudi Abdullah dengan tema “ Makna Allahu Akbar” di Masjid Abubakar shiddiq Tajur Tangerang (20-10-2012)

Tidak ada komentar: