Pengantar.
Sepanjang hari yang di lalui oleh
seorang mu’min tidaklah terlepas dari kalimat takbir. Mulai dari tatkala bangun
pagi melakukan shalat sunnah lail, dilanjutkan do’, lalu shalat fajar, berdo’a,
melantunkan suara azan, shalat subuh, dzikir habis subuh, dzikir pagi, lalu
shalat sunnah dhuha, shalat sunnah dhur, azan dhuhur, shalat dzuhur, dzikir
habis shalat dhuhur, dan seterusnya hingga kembali tidur tidak lupa melakukan
bacaan takbir. Ucapan Allahu akbar yang berpuluh bahkan beratus atau beribu kali
di ucapkan dari lisan muslimin
seakan akan tidak memberi bekas dalam kehidupan sehari-hari. Masih banyak
muslimin yang lisannya berzikir dengan kalimat Allahu akbar tapi pada saat yang
sama masih melakukan banyak kemaksiyatan dan merasa tinggi hati. Mereka
melakukan banyak hal yang Allah larang. Suatu pertanyaan, mengapa ayat yang
mulia-yang sangat mashur ditengah kita- yakni “sesungguhnya shalat itu dapat mencegah
perbuatan dari keji dan mungkar” hanya sekedar menjadi ayat dal mushaf Al
qur’an dan tidak pernah membekas dalam gerak aktivitas muslimin? Bahkan tidak
jarang, muslimin yang melakukan kejahatan dari merusak alam, berbuat dzalim
kepada sesama, merampok, berzina hingga melakukan pembunuhan kepada sesama
muslim yang lain? Bahkan coretan kelam sebagian orang muslim yang merasa paham agama, malah melakukan
teror, pengemboman dimana- mana, melawan pemimpin yang sah hingga mengkafirkan
orang lain, sehingga telah menstigma umat lain bahwa orang islam yang
dengan simbol tertentu adalah pembuat
kerusakan dan membiasakan diri melakukan kekerasan jika tidak sepahaman atau
sealiran mereka. Lalu dimana, ucapan Allahu akbar yang selalu di ucapkan?
Allah Maha Besar dan
Manusia Amat Kerdil.
Allahu akbar adalah
nama dan siat Allah Ta’ala yang sangat sempurna.Sifat ini menunjukkan Allah
Ta’ala maha digdaya dibandingkan dengan segala makhluk yang Dia ciptakan.
Dengannya manusia
melakukan ibadah dan menyadari diri bahwa dirinya kerdil dan mengkerdilkan diri
dihadapan Allah sehingga tidak ada kepantasan untuk menyombongkan diri dan
mempunyai sifat keangkuhan. Rasulullah bersabda:”besarnya bumi
dibandingkan langit laksana lempengan
logam di padang pasir, besarnya langit
dibandingkan kursiy Allah laksana
lempengan logam di padang pasir, besarnya kursiy Allah dibandingkan
Arsy laksana lempengan logam di padang pasir.”Dengan demikian, dapat
dibayangkan betapa kecil manusia dihadapan Allah, dibandingkan dengan ciptaan
Allah berupa hamparan padang pasir yang penuh butiran pasir saja dalam jarak
puluhan meter sudah tidak tampak, apalagi dibandingkan denga hamparan bumu,
hamparan langit, kursiy Allah apalagi ‘arsy. Ini semua adalah makhluk Allah,
bukan Allah Ta’ala sendiri, sehingga tidak ada manfaatnya manusia untuk sombong
dan takabur baik kepada sesama, kepada makhluk Allah yang lain dan apalagi
kepada Allah Ta’ala.
Salah satu hal yang
sangat membahayakan dan mencelakan diri manusia baik di dunia maupun di akhirat
adalah terbesitnya rasa sombong dan angkuh dalam hatinya. Rasa angkuh telah
menyebabkan manusia merendahkan manusia lain dan menolak kebenaran yang dibawa
oleh rasulullah. Rasulullah bersabda : “kesombongan adalah merendahkan manusia
dan menolak kebenaran.” Dengan adanya kesombongan, maka semua akan di anggap
rendah dan dibawah mereka dari segala sisi, baik itu harta, kekuasaan,
ketampanan/kecantikan dll. Bahkan kesombongan telah membawa manusia untuk
menakhluk segala yang Allah ciptakan sehingga dalam diri manusia muncul sifat
jumawa dan secara pelan namun pasti maka kekerasan hati makin kuat dan
kebenaran yang dari Allahpun yang datang akan dia tolak. Hal ini sebagaimana
khorun karena merasa sombong dengan kekayaannya Allah binasakan bersama
hartanya ke dalam bumi. Demikian juga Fir’aun laknatullah karena terhinggap
rasa sombong dengan kekuasaannya maka Allah tenggelamkan ke Laut Merah beserta
para pengikutnya. Demikian juga, Iblis laknatullah, Allah lemparkan keluar
syurga karena dalam diri mereka ada kesombongan merasa lebih tinggi di banding
manusia. Padahal rasulullah bersabda : “Tiada seorang hamba akam masuk syurga
selama dalam hati mereka terdapat kesombongan walau hanya sebesar partikel
terkecil di dunia”
Allah Muliakan Adam
Alaihi Salam Karena berbuat Salah dan bertaubat. Allah hinakan Iblis karena
berbuat salah tetap sombong.
Salah kemulian yang
didapatkan manusia dihadapan Allah Ta’ala adalah kesediaan manusia untuk sesegera
mungkin melakukan taubatan nasuha tatkala dirinya melakukan kesalahan. Bentuk
taubatan nasuha adalah dimulai dari kesadaran diri bahwa diri mereka bersalah,
sehingga memerlukan perbaikan diri dengan cara menghinakan diri dihadapan
rabbnya. Sebab barangsiapa manusia semakin pandai untuk menghinakan diri
dihadapan Allah Ta’ala maka secara otomatis akan menutup benih-benih tumbuhnya
kesombongan. Sedangkan bentuk penghinaan diri yang paling baik bagi diri
seorang muslim dihadapan Allah Ta’ala adalah tatkala melakukan sujud disaat
shalat.Sujud adalah bentuk kesempurnaan penghinaan diri kepada Allah. Hal ini
sebagaimana di jelaskan dari hadist riwayat abu umamah yang berkata, rasulullah
bersabda :”amalan yang bisa mengantarakan pelakunya masuk ke syurga dalah sujud
dan berdzikir.” Dalam sujud yang lama maka akan ditemukan kikmatan yang luar
biasa yang tidak akan ditemukan dan dirasakan dalam gerakan shalat yang lain.
Hal ini sebagaimana dikatan oleh ibnu mas’ud :”tatkala bangun dari sujud ada
kenikmatan yang tidak ada bandingannya, terutama mata yang cerah dan muka yang
berseri.”
Orang yang menyadari
bahwa Allah maha besar dan diri mereka kerdil maka akan mampu membawa diri
untuk tidak terpancing untuk sombong meski ada beberapa hal yang menyebabkan
diri mereka sombong. Hal ini seperti dipraktekkan rasulullah tatkala terjadi
kemenangan yang luar biasa dalam perang melawan tentara quraish di kota Mekkah.
Peristiwa fathul Makkah, dimana rasulullah membawa 10 ribu tentara yang
terkalahkan melawan ratusan ribu tentara quraish. Ini adalah dikabulkannya do’a
rasulullah oleh Allah Ta’ala agar tentaranya bisa masuk ke kota Mekkah dan
tidak diketahui serta ketidaksiapan tentara quraish sehingga tentara quraish
bisa dikalahkan. Kemenangan ini kemenangan yang luar biasa, jika rasulullah
tidak berdoa, tentu kesombongan yang akan muncul, mengingat diri rasulullah 13
tahun lebih di usir dari kota, dibuat fitnah dimana-mana, disakiti, dihinakan
dan diperlakukan tidak manusia seperti disebut orang gila dan tukang sihir.
Namun, tatkala rasulullah memasuki kota Mekkah rasulullah diatas untanya
menunduk hingga dagunya hampir menyentuh punggung unta sambil berdoa agar
dijauhkan dari sifat sombong. Suatu pelajaran yang luar biasa bagi seluruh
manusia yang tidak terlepas dari panah-panah yang memacu potensi tumbuhnya
kesombongan.
Peristiwa khalifah
Umar Bin Khattab jua memberi pelajaran yang luar biasa mengenai keindahan
seorang muslimin yang menjaga diri dari kesombongan. Tatkala Umar bin Khattab
melakukan shalat subuh, tiba-tiba punggungnya ditusuk pedang oleh salah seorang
Yahudi yang berpura-pura masuk islam dan bermakmum di belakang shabat Umar bin
Khattab. Tiba-tiba Umar bin Khattab terjatuh tersungkur. Melihat hal itu Umar
ibnu Aziz anaknya mencoba memangku ayahnya yang sedang sekaratul maut dan
menahan sakit. Namun sahabat Umar bin Khattab berkata kepada anaknya tersebut
agar dia jangan dipangku tapi tetap diletakkan di tanah saja hingga nafas
terakhirnya.
Dari dua pelajaran
yang agung dan mulia dari Rasulullah dan shabat beliau Umar bin Khattab, begitu
indahnya orang yang sangat hati-hati terhadap timbulnya penyakit sombong
sehingga pintu-pintu yang terbuka untuk masuknya sifat sombong dengan
senantiasa meninggikan sifat Allahu akbar dan menghinakan diri
serendah-rendahnya di hadapan Allah, maka Allah muliakan keduanya baik di dunia
hingga di akhirat. Rasulullah telah menjelaskan : sebaik-baik masa adalah
masaku, masa setelahnya, dan masa setelahnya. Rasulullah dan Umar bin Khattab
berada pada masa itu. Demikian juga di akhirat, Allah telah khabarkan bahwa
beberapa sahabat rasulullah yang Allah jamin masuk syurga bersama rasulullah
adalah salah satunya Umar bin Khattab.
Rasulullah bersabda
:”Di akhirat Allah akan menanyakan begini dan begitu. Lalu Allah berkata
Dimanakah orang-orang yang sombong dan diktator. Hati mereka ciut. Bahkan nabi
Adam berkata : Hari itu Allah Marah semarah-marahnya.” Hadist ini memberikan
ibrah kepada kita bahwa kesombongan akan berdampak buruk tidak saja di dunia
melainkan di akhirat juga. Bahkan orang yang mempunyai sifat sombong akan
berhadapan langsung dan berkata langsung kepada Allah Ta’ala dan Allah Ta’ala
akan meminta pertanggungjawaban sehingga manusia tersebut hatinya ciut dalam
ketakutan yang luar biasa namun tidak sanggup berbuat apa-apa. ‘Audzubillah min
dzaalik.
Salah satu ciri
kesombongan adalah Allah telah menunjukkan jalan yang lurus, tapi manusia malah
mengambil jalan yang bukan Allah tunjukkan. Allah telah banyak memberikan
petunjuk agar manusia selamat dalam menjalani hidup di dunia, bebas dari azab
kubur dan selamat meamasuki syurga. Tapi sebagian besar manusia justru
menolaknya dan memilih jalan-jalan yang menyengsarakan diri mereka didunia,
mendatangakan azab kubur, dan menjerumuskan diri ke neraka. Allah telah
memerintahkan manusia lewat rasulullah agar menjauhkan diri dari kesyirikan,
kebid’ahan, kemaksiyatan,dosa besar, namun manusia menolaknya. Mereka malah
lebih asyik melakukan kesyirikan tatkala senag dan susah, melakukan
ritual-ritual ibadah yang tidak rasul dan sahabat praktekkan, zina, makan riba,
minum minuman yang memabukkan, korupsi, membunuh, mencela sesama muslim,
berkhianat, dll. Dan kesombongan ini yang menyebabkan manusi terhalang untuk
masuk syurga. Dalam surat al qhoshos : sekitar ayat 70 :dijelaskan syurga hanya
diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak ada kesombongan tatkala ada dimuka
bumi. Dengan demikian syurga hanya dikhususkan bagi orang yang mampu
mengerdilkan diri dihadapan Allah Ta’ala dan mensejajarkan diri dihadapan
manusia lain. Namun sayangnya manusia telah salah jalan. Mereka memilih
mengerdilkan diri dihadapan manusia lain dan merasa diri lebih dibanding Allah
Ta’ala. Mereka lebih patuh dan tunduk untuk menurut kepada manusia tatkala
manusia tersebut memberikan banyak kenikmatan duniawi seperti : harta,
kedududukan, kekuasaan hingga wanita. Namun tatkala Allah memanggil untuk taat
kepadaNya dengan shalat 5 waktu, puasa, zakat, sedekah, menyantuni anak yatim,
jauh dari syirik, jauh dari bid’ah mereka menghindari cepat-cepat. Subhanallah.
Penutup
Akhirnya, untuk
penutup tulisan ini, sangat indah mengambil hikmah dari ulama besar Muhammad
Bin washal. Suatu saat salah seorang murid beliau yang duduk di majelis beliau
berkata :” ya guru kami merasa senang dan bahagia bisa belajar ilmu bersama
engkau”. Kemudian sang guru berkata : “Seandainya dosa itu ada aromanya, maka
kalian tidak sanggup duduk dihadapanku.” Kalimat yang sangat indah untuk
menjaga hati-hati manusia dari masuknya penyakit yang namanya kesombongan. Dan
di saat yang sama menyadari bahwa diri manusia itu kerdil dihadapan Allah
sehingga harus terus menerus berdoa agar selalu dituntun dalam jalan kebenaran.
Wallahu a’lam bissawab.
Sumber : kajian Ustad Mauddudi Abdullah dengan tema “ Makna Allahu Akbar”
di Masjid Abubakar shiddiq Tajur Tangerang (20-10-2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar