NODA-NODA PERUSAK AQIDAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
(KARYA : WAHID ABDUSSALAM BAILI)
DISAMPAIKAN DALAM BEDAH BUKU MASJID ASSUNNAH BINTARO,
2 MEI 2010
PEMBEDAH : USTADZ ARMAN AMRI,LC
ISTIGHOSAH
Dalil : Qs. An Anfal 29 :29. Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, kami akan memberikan kepadamu Furqaan[607]. dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar.
[607] artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang Haq dan yang batil, dapat juga diartikan disini sebagai pertolongan.
Istighosah adalah hak individu minta pertolongan kepada Allah saat terdesak. atau terjepit. Jadi tidak pernah ada tuntunan dan dalil yang sahih mengenai istoghosah secara bersama-sama(jamaah). Yang ada adalah istighosah adalah sendiri-sendiri, tanpa dipimpin sebagaimana rasullullah dan sahabat melakukan istighosah sendiri-sendiri meski saat itu perang Badar dipimpin oleh rasulullah.
Istighosah kepada orang yang telah mati adalah sikap ghuluw (berlebihan) kepada orang shalih yang mati yang sangat dilarang oleh rasulullah. Hal ini dikarenakan sikap ghuluw kepada orang salih yang mati akan menyebabkan seseorang akan meninggalkan agama (lihat bab xviii kitab tauhid karya syaikh abdul wahhab a tamimi). Lebih lanjut dijelaskan bahwa umat nabi nuh pada awalnya membuat 5 patung untuk menghormati 5 orang salih, namun berimplikasi kesyirikan pada generasi beikutnya. (Lihat Qur’an Surat Nuh : 1 –terakhir).
Kitab ghuluw juga terlihat pada ahli kitab yaitu nasrani dan yahudi, sehingga Allah memperingatkan agar tidak melakukan hal demikian,sebagaimana tercantum dalam Qs An Nisa’ : 171. Wahai ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu[383], dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya[384] yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya[385]. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari Ucapan itu). (itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara.
[383] Maksudnya: janganlah kamu mengatakan nabi Isa a.s. itu Allah, sebagai yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani.
[384] Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak yaitu nabi Isa a.s.
[385] disebut tiupan dari Allah Karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.
Peringatan ini berlaku juga untuk kaum muslimin.
Ghuluw adalah melampui batas dalam memuji atau menghinakan.
Misal : Nasrani berlebihan dalam memuja Isa putra Maryam sebagai Tuhan, sedang yahudi menghinakan berlebihan Isa putra maryam dengan anak hasil zina.
Sikap ghuluw ini ada juga dalam umat islam yaitu kelompok sufi atau tasawuf yang berlebihan terhadap rasulullah dengan membuat syair-syair shalawat yang syirik. Demikian juga kelompok syiah rafidhah yang ghuluw dengan menghinakan rasulullah, istri-istri rasul, sahabat.
Terhadap orang yang meninggal ada sebagian muslim yang ghuluw dengan memanjatkan doa melalui perantara orang yang meninggal. Padahal doa seorang muslim langsung kepada Allah.
Dalil : Qs. Al Anfaal : 9 -10 :
9. (ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut".
10. Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Mengapa rasulullah menyatakan larangan yang sangat keras dengan mengatakan “jangan berlebihan dalam memuji rasulullah sebagaimana nasrani memuji berlebihan kepada Isa Putra Maryam sebagai tuhan?” Hal ini karena :
a. Rasulullah tahu bahwa dahulu telah terjadi pengkultusan terhadap Isa putra maryam sebagai Tuhan;
b. Kekhawatiran rasulullah terhadap umat ini akan berlaku yang demikian.
SYUBHAT TERHADAP KUBURAN ORANG SHALIH
1. Menziarahi orang salih yang meninggal dengan cara yang menyimpang yaitu :
• Meminta berkah. Dengan dalih orang salih sebagai wasilah (perantara) akibat kedudukannya yang dianggap tinggi, sehingga beribadahpun tidak bias langsung kepada Allah tanpa perantara orang yang meninggal ini. Sangat jahil mengambil qiyas hubungan manusia dengan Allah ibarat hubungan manusia dengan manusia sehingga memerlukan perantara.
• Orang shalih yang mati tidak mati di dalam kuburannya. Hadist rasulullah : kalau dulu aku melarang ziarah, maka sekarang ziarahilah. Larangan ziarah kubur ini dikarenakan seorang hati yang lemah imamnya berziarah kubur dihadapan orang salih yang meninggal maka tidak menutup tumbuhnya hati orang lemah imam ini terpesona, terpaut, jatuh cinta terhadap kuburan orang salih sehingga berdampak pada ibadahnya tak ahdhol jika tidak mengingat orang salih ini, kemudian mengkultuskan, selanjutnya bersujud dan lambat laun meminta berkah kepada kuburannya. Hadist diatas menjelaskan bahwa yang suruh diziarahi kubur bukan makam keramat tetapi orang tua, orang tercinta dan para sahabat kita.
• Berziarah ke makam wali, kyai, sunan secara sengaja sangat bertentangan dengan Hadist nabi : “Janganlah kamu sekalian mengadakan perjalan ibadah kecuali ke dalam 3 masjid”. Jadi perjalan yang benar seorang muslim ke medinah adalah berkunjung ke masjid nabawi shalat 2 rakaat, kemudian berkunjung ke makam rasulullah dengan mengucapkan salam untuk rasulullah dan dua sahabat, dan baca shaawat terus pergi. Tidak berkumpul lama-lama di makam tersebut apalagi sambil berdoa yang meminta keberkahan. “Janganlah jadikan kuburanku sebagai tempat ied(berkumpul). Hadist sahihah Bukhari –Muslim.
2. Tidak Boleh berlebihan dalam melampui atau menghinakan.
Sebagimana hadist rasulullah : “Janganlah shalat menghadap kuburan” dan “Janganlah duduk diatas kuburan” termasuk menginjak-injak, dan buang air di pemakaman.
“Binasalah 3x orang yang berlebihan dalam agama”. (Al Hadist). Hati-hatilah terhadap sikap berlebihan, karena orang dahulu telah binasa karena berlebihan (HR An Nasai, Ahmad)
3. Mengubur Mayat Orang salih di masjid. Dalih mereka Masjid rasulullah dimakamkan di masjid Madinah.
Ini merupakan syuibhat terbesar . Karena hadist rasulullah yang temaktub dalam silsilah hadist sahih imam Bukhari atau Muslim menyatakan : “ Semoga Allah melaknat orang nasrani karena menjadikan kuburan orang salih untuk tempat ibadah. Aku larang kalian mengikuti perbuatan orang-orang itu.”
Pada awalnya makam rasulullah tidak berada di masjid, tetapi di rumah istrinya Aisyah. Sebagaimana sabda rasulullah : “ Setiap rasul dimakamkan ditempat dia meninggal.” Konsekuensinya makam rasulullah tidak boleh dipindah kepemakaman umum
Istri nabi dan sahabat sangat khawatir seandainya makam rasulullah dipindahkan ke pemakaman umu maka orang beramai-ramai berbuat kesyirikan terhadap makam tersebut. Fakta menunjukkan bahwa pada saat ini yang makam rasulullah telah dirubah dan dijaga ketat oleh penjaga namum banyak umat islam yang jahil mencuri-curi kesempatan dengan memasukkan selembar surta melalu lubang makam yang isinya minta berkah dapat jodoh, rezeki yang banyak dll.
Mengenai Perluasan Masjid Nabawi. Pada jamam Kalifah Umar bin Khatab penambahan dilakukan kearah qiblat bukan kerah makam rasulullah. Nanum pada tahun ke 94 M : penguasa masa itu melakukan perluasan Masjid nabawi kea rah makam rasulullah. Namun demikian, seorang ulama bernama Imam Musyaid memperingatkan perluasan itu tetapi tidak didengar oleh penguasa tersebut sehingga kuburan rasulullah masuk kedalam masjid Nabawi.
Selanjutnya, Makam rasulullah dilapisi 3 tembok sehingga orang yang shalat dibelakang kuburan rasulullah bukannya menghadap kubur melainkan menghadap kiblat.
Mengenai hadist : Janganlah rumahmu dijadikan kuburan, karena setan akan lari dari rumah yang dibacakan surat baqorroh. Ini Allah lebih tahu. Allah berkehendak rasul meninggal di rumah Aisyah. Dan Dalil ini adalah pengkhususan untuk rasulullah dan tidak berlaku untuk orang lain termasuk kyai atau wali sekalipun.
4. Meminta bantuan Kepada Selain Allah (seperti Wali, Kyai)
Dalil : Qs Al Isro’ :20. “Kepada masing-masing golongan baik golongan Ini maupun golongan itu[849] kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi.”
[849] yang dimaksud baik golongan Ini maupun golongan itu ialah mereka yang tersebut dalam ayat 18 dan 19 di atas.
Artinya : Seandainya minta bantuan yang sangat berat yang manusia tidak dapat mengatasi kecuali Allah maka tidak boleh mengesampingkan Allah. Sebaliknya, jika masalah yang kecil dan manusia dapat menyelesaikan maka minta bantuan kepada manusia lain diperbolehkan.
- Bersambung –
Di ringkas : Totok Waryanta
Posting : Rausanulqalbu.blogspot.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar