29 April 2015

LUPA PROFESI UTAMA

Pengantar

Setiap profesi pasti menuntut pelakunya  untuk meluangkan waktu pada profesinya tersebut. Manusia yang mempunyai profesi maka mereks tidak melupakan jenis profesinya karena jika lupa maka kebutuhan sehari harinya tidak terpenuhi. Kalau masalah profesi dunia saja manusia tidak lupa, tapi pada masalah ukhrawi manusia banyak yang melupakannya. Padahal, sungguh sangat sengsara orang yang melupakan profesi utamanya dalam hidup ini, karena kerugiannya akan abadi.
Profesi utama kita adalah sebagai hamba Allah. Semua penghuni langit dan bumi sama tidak beda sedikitpun. Dalam Al Quran Surat Adz Dzariyat ayat 56 Allah berfirman :Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah.

Kunci Keberhasilan Menjalankan Profesi Utama

Kunci agar manusia mampu untuk memahami sebagai hamba Allah adalah memahaminya alasan dan dasar mengenai tujuan sebagai hamba Allah. Dalam. Qs al anam 162ditegaskan bahwa sesungguhnya shalatku,qurbanku, hidupku dan matiku untuk Allah rabbal alamiin. Aplikasi riil konsep hamba Allah yang pertama, adalah dalam brumah tangga. Ada orang yang berumah tangga agar ada yang memasak atau mencuci pakaiannya. Ada pula yang menikah dengan tujuan agar memperoleh keturunan, sehingga banyak anaknya. Jika demikian tujuannya, maka tujuan menikah adalah salah, karena tidak mengaitkan dirinya sebagai hamba Allah. Yang benar sebagaimana dikaitkan dengan sebagai hamba Allah, maka bersikap dan menyikapi untuk ibadah kepada Allah. Konsepnya adalah kewajiban suami harus memberikan nafkah untuk istri dan anak anaknya. Sehingga sebelum berangkat kerja berniat untuk keluarga agar terjaga kehormatannya. Hal ini sebagaimana diterangkan Imam Muslim, rasul bersabda: dinar yang kalian infakan kepada Allah, untuk  memerdekan budak, untuk sedekah fakir miskin, untuk keluarga kalian, yang paling besar pahalanya yang kalian nafkahkan untuk keluarga.
Istri yang paling baik  diantara kalian dalah yang benar benar memahami tugasnya. Imam Ahmad menjelaskan rasul bersabda: seandainya wanita rajin shalat 5 waktu, puasa ramadhan dengan rajin, menjaga kehormatan, dan istri tersebut taat pads suaminya, maka dikatakan kepada wanita tersebut, silahkan masuk surga dar segala pintu yang disukainya. Hal ini mengandung makna bahwa, seorang wanita yang meninggalkan tanggung jawab mengurus rumah atau tidak beres mengurus rumah tangga bisa sebagai penyebab tidak masuk syurga walau dia rajin shalat, rajin puasa maupun amalan sunnah laiinya. Rasulullah pernah bersabda : Perhatikan baik baik kedudukanmu dihadapanmu,ketahuilah suamimu adalah syurga atau nerakamu. (HR.Imam Ahmad).
Aplikasi riil kedua,konsep hamba Allah dalam kaitannya dalam aktivitas kerja. Sebagai atasan, maka harus memperhatiak dua hal. Pertama sdalah memperhatikan kesejahteraan  bawahan, Rasul bersabda : dalam Ibnu Majah: berilah karyawanmu upah sebelum kering  keringatnya. Hal ini penting karena ini perintah agama dan menguntungkan usaha kita. Dalam kesempatan lain, Imam abu dawud menjelaskan rasul berkata : sesungguhnya kalian mendapat rizki dan pertolongan Allah karena ada orang orang lemah di antara kalian. Jangan sewenang.wenang terhadap bawahan atau orang lemah.
Memperhatikan perilaku karyawan. Rasul bersabda: ketahuilah masing masing adalah pemimpin dan akan ditanya masalah kepemimpinan. Kisah Suufyan bin umayah pernah diberikan oleh rasulullah 100 ekor unta, dan belum masuk islam. Ditawari 100 ekor unta lagi, tetap tidak mau masuk islam. Dan baru diberi 300 ekor unta baru masuk islam. Selanjutnya ditarbiyah dan ditalbiyah langsung oleh rasulullah hingga terbentuk sebagai sahabat yang terpercaya. Sampai sufyan berkata dualu sebelum islam muhammad yang aku benci dan sekarang yang paling aku cintai.
Hal ini mengandung kaidah yang agung yakni membolehkan memberi hadiah atau insentif bagi yang berprestasi dalam kebaikan kepada bawahan. Meski bawahan  melakukan hal itu karena dorongan insentif atau hadiah tersebut atau melakukan kebaikan hanya di kantir belaka dan ditempat lain tidak. Kaidah kedua, setelah  dikasih insentif langkah selanjunya adalah dibina dan dididik berkaitan dengan keutamaan melakukan kebaikan.
Konsep  menjadi hamba Allah sebagai bawahan atau pekerja. Ajaran islam  mewajibkan umatnya menjalankan pekerjaan secara profesional dengan hasil yang berkualitas.Semakin paham agama semakin profesional dalam bekerja dan semakin berkualitas dalam berproduksi. Dalinya imam at tabrani menjelaskan nabi bersabda : seorang hamba manakala melakukan perbuatan, maka Allah suka jika hamba menjadikan pekerjaannya baik. Dalam al qur'an tentang kisah Musa menggembala kambing punyanya putri nabi Syuaib. Anak tersebut berkata: jadikan Musa sebagai pekerja, alasannya apa putriku: dia kuat dan mampu untuk bekerja. Juga kisah Nabi Yusuf yang mengajukan diri sebagai  menteri keuangan karena tahu bidangnya dan alim. Kisah lainnya adalah kisah nabi Thalib yang dipilih ileh Allah untuk jadi panglima perang dan ditolak oleh kaumnya  yakni yahudi dan mereka meremehkan posisi Thalud yang miskin dan tidak punya kelebihan apa-apa di mata orang Yahudi. Tapi karena dia kuat dan berilmu maka Allah pilih dia.
Dari kisah ini dapat ditarik simpulan bahwa syarat jadi pemimpin ada 3 yakni kekuatan fisik, kekuatan pengetahuan, dan kekuatan amanah. Setiap aktivitas harus ingat sebagai  hamba Allah. Dan hadirkan dalam setiap kesempatan. Caranya, menuntut ilmu terus menerus.

Sumber : Kajian Ustadz abdullah zein, 24-504-2015,Masjid at Taqwa, kebayoran Baru Jakarta


Tidak ada komentar: