23 April 2010

AQIDAH SUFI

KITAB ADAKAH TASSAWUF DALAM ISLAM
KARYA : SYAIKH ABDUL JAMIL ZAINU
Pemateri : Ustadz Arman Amri, hafizhahullah
Dalam kajian Rutin Masjid Assunnah Bintaro, 4-04-2010

Prolog :
Banyak umat Islam yang tertipu karena sufi/tassawuf/toriqot dianggap baik. Padahal dalam sufi ini terdapata ajaran yang sifatnya campuran antara yahudi, nasrani, hindu dan budha)
Definisi :
Sufi secara etimologi berasal dari kata suff yang berarti wol (pakaian yang terbuat dari bulu domba).
Sufi secara terminologi (Syaikul Islam Ibnu Taimiyah) : kalimat tasawuf adalah sebab pada kata suf yaitu orang sufi yang menggunakan pakaian kasar atau yang menisbatkan pada suf.
Ada yang berpendapat sufi adalah menisbatkan kepada sahabat rasulullah yaitu Kaum Suffah (sahabat rasulullah yang sangat miskin yang tinggal di emperan masjid). Pendapat yang demikian sangat tidak tepat karena ahlul suffah bukanlah orang sufi. Keadaan kaum suffah memang miskin keadaannya tetapi tidak mengikuti pemahaman sufi.
Nama-Nama Sufi (Tasawuf):
1. Thariqoh (At Thoriqoh) : jalan, suluk
2. Al Fuqoro’ (jamak dari Faqir) : miskin
3. Ju’iyah (asal kata ju’ (lapar)): karena saat beribadah mereka sering pingsan akibat kelaparan di perut.
Kapan Ajaran Ini Muncul Pertama Kali ?
Kemunculan Sufi tidak dikenal pada jaman rasulullah hingga tabiut tabiin ( al qurun tsalasah). Menurut Ibnu Qoyim Al Jauziyah : Lafazh sufi tidak populer di jaman 3 generasi terbaik. Sufi baru populer setelah generasi ketiga. Ulama secara pasti tidak tahu tahun berapa muncul dan siapa pendirinya. Berbeda dengan ajaran lain seperti Al Khawarij (oleh Dzulkurnain sutah), Syiah (Oleh Abdullah bin Asad), Mu’tazilah (Oleh Amir bin Ubaid, Wasil bin Athoq)
Hakekat Sufi :
1. Sufi banyak mempunyai aliran (thoriqoh) : naqsabandiyah, darul arqom, jamaah tablig, sadiliyah. Menisbatkan pada pendirinya, sehingga setiap orang sesuka hati mendirikan tariqot ini. Mereka mersa tidak puas dengan ajaran islam yang telah sempurna ini. Demikian pula Ikhwanul Muslimin menisbatkan diri dengan pendirinya Hasan Al Banna. Padahal Islam melarang untuk hidup berkelompok yang membanggakan kepada kelompoknya (QS Arum : 31-32).
2. Pengikut Sufi jika berdoa tidak langsung kepada Allah. Jika kena musibah berdoanya menyebut gurunya. Ini bertentangan dengan (QS. Yunus: 106) yaitu bahwa do’a bagian ibadah sehingga dilarang untuk disampingkan kepada selain Allah
3. Orang sufi berkeyakinan bahwa alam semesta ada yang menjalankannya selain Allah yaitu wali mereka. Mereka beranggapan ada golongan syariat dan hakekat. Golongan syariat adalah orang yang masih wajib ibadah mahdoh dan ibadan lainnya. Sedang golongan hakekat adalah para pimpinan mereka yang merasa menyatu dengan Allah sehingga tidak perlu ibadah lagi. Hal ini bertentangan dengan QS: Yunus : 31 “. Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup[689] dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"
[689] sebagian Mufassirin memberi misal untuk ayat Ini dengan mengeluarkan anak ayam dari telur, dan telur dari ayam. dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran kekuasaan diantara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut hukum Allah.
4. Pengikut Sufi mempunyai pemahaman Pantheisme : Penyatuan diri dengan Tuhan. Ibnu ‘Arabi (Tokoh Sufi) pernah berkata “ Hamba adalah Rab dan Rab adalah Hamba, jika saya hamba adalah benar, tetapi jika rab maka tidak mungkin dibebani ibadah”
5. Pengikut Sufi mengajak hidup Zuhud : menjauhkan kenikmatan hidup di dunia. Kaum Sufi memaknai Zuhud dengan memakai pakain lusuh, robek-robek agar dilihat menderita oleh orang lain. Zuhud yang demikian adalah bentuk BID”AH. Ini bertentangan dengan (QS Al Qoshos :77) : carilah pahala negeri akhirat tetapi jangan lupa kehidupan dunia. Sikap zuhud yang dipahami sufi ini menguntungkan kaum penjajah karena kaum sufi mudah dilengahkan dengan dalil hadist “ Dunia sebagai neraka bagi muslim dan syurga bagi kaum kafir”. Maka jauhi dunia dan berdoalah saja.
6. Pengikut sufi, pada saat beribadah yang dibayangkan adalah guru-guru mereka. Ini bertetangan hadist jibril tentang islam imam dan ihsan. Dimana pengertian ihsan adalah Beribadahlah seolah-olah kamu dilihat Allah. Dan jika engkau tidak melihat Allah maka Allah akan melihatmu (HR Bukhari, Muslim)
7. Pengikut sufi beribadah bukan karena takut terhadap siksa api neraka atau mengharapkan surga, sebagaimana tokoh sufi Rabiah ad Adawiyah berkata “ jika aku beribadah kepada Allah karena nerakaMu maka bakarlah aku disana, jika aku beribadah kepada Allah karena mengharap surgamu maka campakkanlah aku dari surgaMU”. Ini sangat bertentangan dengan pandangan Ahlussunah wal jamaah yang berpegang pada hadist-hadist nabi yang menekankan pada hendaklah takut pada siksa Allah dan berharaplah surga Allah. Jika kamu beribadah meminta surga maka mintalah surga firdaus (HR. Bukhari, Muslim). Semua janji rasul adalah kenikmatan surga bukan kenikmatan di dunia sebagaimana sabdanya : “ Semua umatku akan masuk syurga kecuali yang enggan. Siapa yang enggan? Yang taat kepada Allah dan rasulNya yang masuk syurga dan yang kufur kepada Allah yang menolak”
8. Pengikut sufi membolehkan tarian, nyayian dan bersuara keras saat berdzikir ini bertetangan dengan hadist : “Akan ada suatu kaum dari umatku menghalalkan zina, sutera, khamr dan alat musik". Maksudnya, menghalalkan zina, khamr, sutera padahal ia adalah lelaki yang tidak boleh menggunakan sutera, dan menghalalkan alat-alat musik. [Hadits Riwayat Bukhari dari hadits Abu Malik Al-Asy'ari atau Abu Amir Al-Asy'ari]. Juga bertentangan dengan : QS Al A’raf : 55 :55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas[549].
[549] Maksudnya: melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta.
9. Pengikut Sufi sering menyebut-nyebut minuman keras dan mabuk-mabukan di masjid sebagai syarat ibadah.
10. Pengikut Sufi mempunyai keyakinan memiliki ilmu laduni, al kasfu, penyingkapan yang didasarkan pada ra’yu pemimpinnya. Ilmu ini diperoleh tanpa perlu belajar lagi. Ulamanya disejajarkan dengan rasul dan nabi karena mendapat ilmu langsung dari Allah. Ini sangat bertetangan dengan QS An. Naml : 65 : “65. Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.
11. Pengikut sufi berkeyakinan bahwa Rasulullah Muhammad diciptakan dari Nur Muhammad. Demikian juga terciptanya alam semesta dari Nur Muhammad. Ini bertetangan dengan QS Al Kahfi :110 : 110. “Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
12. Pengikut sufi berkeyakinan dapat berjumpa rasulullah diluar mimpi sebagaimana dikatakan tokoh sufi asy’ari dari Darul Arqom Malaysia yang mengaku ketemu rasulullah langsung. Padahal setanpun tidak dapat menyerupai wajah rasulullah!!!!
13. Pengikut Sufi mengadakan perayaan maulid nabi dengan mengeraskan dzikir, membaca berjanzi yang merupakan pembacaan syair secara berlebihan, serta meyakini ruh rasulullah ada disekelilingya.
14. Pengikut Sufi melakukan ziarah kubur dengan tujuan mencari berkah dari sang pemimpin . Ini bertetangan dengan sabda rasulullah : “Janganlah engkau melakukan perjalan ibadak kecuali dalam 3 masjid.”
15. Pengikut Sufi sangat taqlid dengan apa yang diucapkan dan dilaksanakan oleh pimpinannya sehingga begitu konyolnya sampai-sampai sisa makan dan minum kyainya diperbutkan dengan tujuan dapat berkah. Kyainyapun mengajarkan agar selalu tunduk dan patuh dan dilarang keras murid menselisihi pendapat kyainya sampai terbentuk kultus individu yang berlebihan hingga saat matinyapun tanah kuburan kyai diperebutkan.
16. Pengikut Sufi sangat suka mempergunakan jimat dan rajah sebagai obat dan kekuatan.
17. Pengikut Sufi sangat suka membuat shalawat-shalawat kepada rasulullah yang sebagian cenderung mengandung kesyirikan.

Ditulis ulang : Totok Waryanta
Referensi : rausanulqalbu.blogspot.com

Tidak ada komentar: