Oleh Al-Ustadz Abu Umamah Abdurrohim bin Abdulqohhar al-Atsary
Mengapa Mereka (Tokoh-Tokoh Sufi) Itu Berani Berbuat Seperti Itu?
Hal itu merupakan sunnatulloh dan konsekuensi bagi orang yang berpaling dari jalan Alloh Subhanahu wa Ta’ala yaitu jalan yang telah ditempuh Rosululloh dan para shohabat, maka syetan mendatangi mereka untuk menyampaikan wahyu-wahyunya. Sebagaimana firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala:
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Alloh atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan untuknya dalam kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: “Dimana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Alloh?” Orang-orang musyrik itu menjawab: “Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari dari kami, “ dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. Alloh berfirman: “Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), Dia mengutuk kawannya (menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu: “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka”. Alloh berfirman: “Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui”. Dan berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada orang-orang yang masuk kemudian: “Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikitpun atas kami, maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kamu lakukan”. (QS. Al-A’rof:36-39)
“Syetan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syetan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka”. (QS. An-Nisaa’: 120)
“Dan berkatalah syetan tatkala perkara(hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Alloh telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku mengajak kamu lalu kamu mematuhi ajakanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu-pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Alloh) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zholim itu mendapat siksaan yang pedih”. (QS. Ibrohim: 22)
“Dan ketika syetan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusia-pun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu”. Maka tatkala kedua pasukan itu telah saling lihat melihat (berhadapan), syetan itu balik ke belakang seraya berkata: “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Alloh”. Dan Alloh sangat keras siksa-Nya”. (QS. Al-Anfal: 48)
“Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kapada kawan-kawannya”. (QS. Al-An’am: 121)
Maka jin-jin dan syetan-syetan mendatangi mereka tetapi karena kepandiran tokoh-tokoh sufi itu mereka mengira bahwa yang datang adalah malaikat, kemudian semua wahyu-wahyu syetan itu dijadikan kitab oleh tokoh-tokoh sufi tersebut, mulai dari tokoh sufi terdahulu (17) sampai saat ini dan tidak terkecuali buku-buku Abu Sangkan, yang isinya hanyalah kesesatan dan kekufuran, isinya hanya perusak akal, fitroh, dan hati-hati manusia yang tidak berbeda dengan buku-buku tasawuf terdahulu.
Abu Sangkan Berdusta Kepada Alloh,
Rosul-nya dan Kaum Muslimin
Sebagaimana sudah dijelaskan pada bab I bahwa paradigma atau teori atau cara sholat yang dibuat Abu Sangkan hanyalah buah dari khayalan-khayalan Abu Sangkan bukan ilmu yang diwariskan dari Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada para shohabat dan yang mengikuti mereka dengan baik sampai kepad para ulama’ maka ini artinya Abu Sangkan telah berdusta kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, berdusta kepada Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan berdusta kepada kaum muslimin karena telah mengada-ada ajaran baru dalam agama.
Teori sholat khusyu’ yang dibuat Abu Sangkan bukanlah ilmu yang bisa diamalkan sebagai amal sholeh yang dapat mendekatkan diri kepada Alloh bahkan hanya bisa menjauhkan dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Paradigma sholat khusyu’ Abu Sangkan hanyalah khayalan-khayalan syetan yang belum pernah ada yang mendahului dia dari para ulama’ sebelumnya. Abu Sangkan telah berbicara tentang agama Alloh Subhanahu wa Ta’ala dengan mengikuti bisikan-bisikan syetan, padahal Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (QS. Al-Isro’: 36)
“Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Alloh tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syetan yang jahat, yang telah ditetapkan terhadap syetan itu, bahwa barang siapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka”. (QS. Al-Hajj: 3-4)
”Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Alloh tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya. Dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan manusia dari jalan Alloh. Ia mendapat kehinaan di dunia dan di hari kiamat kami rasakan kepadanya azab neraka yang membakar”. (QS. Al-Hajj: 8-9)
“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Alloh sedikitpun. Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zholim”.
“Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya Alloh tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”.
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; :Ini dari Alloh”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan”. (QS. Al-Baqoroh: 79)
Terhadap ayat ini telah berkata asy-syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah:
“Ayat ini sebagai celaan terhadap orang-orang yang telah menyelewengkan ayat untuk dijadikan dalil-dalil kebid’ahan, sebagai celaan terhadap orang yang tidak mau mempelajari al-Qur’an yaitu menjadikan al-Qur’an hanya sebagai bacaan huruf-hurufnya, sebagai celaan terhadap orang yang menulis kitab atau buku yang menyelisihi al-Qur’anuntuk mendapatkan keuntungan dunia kemudian mengatakan: “Ini dari Alloh, ini syari’at agama, ini adalah makna al-Qur’an dan as-Sunnah, ini merupakan pendapat ulama’ salaf, dan merupakan dasar-dasar agama yang wajib diyakini kebenarannya”, ayat ini juga sebagai celaan bagi orang yang menutup kebenaran al-Qur’an dan as-Sunnah”.
Ayat ini telah mengena kepada Abu Sangkan yang telah menulis buku-buku yang bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Hadits dengan pemahaman as-Salafushsholih.
Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Barangsiapa berkata tentang al-Qur’an dengan akalnya maka dia telah mempersiapkan tempat duduknya di neraka. (HR. at-Tirmidzi)
Abu Sangkan berbicara masalah agama semata-mata dari akalnya yang dikenal dikalangan para ulama’ sebagai ‘aqlani (pemuja akal), musuh-musuh sunnah yang sesat dan menyesatkan, sebagaimana dikatakan oleh Shohabat Umar Ibnul Khoththob Radhiallahu ‘Anhu:
“Para pemuja akal adalah musuh-musuh sunnah, hadits-hadits telah memberatkan mereka untuk menghafalnya, hadits-hadits itupun berpaling darinya sehingga mereka sulit untuk memahaminya, akhirnya mereka mereka berbicara dengan akalnya sehingga mereka sesat dan menyesatkan”. (al-Ibanatussughro)
Teori sholat khusyu’ buatan Abu Sangkan hanyalah kedustaan yang tidak ada gunanya (sia-sia) untuk diamalkan, hanya sebagaimana difirmankan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala:
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan”. (QS. Al-Furqon: 23)
“Amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh”. (QS. Ibrohim: 18)
“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Alloh disisinya, lalu Alloh memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Alloh adalah sangat cepat perhitungan-Nya”. (QS. An-Nuur: 39)
Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang beramal sesuatu agama yang bukan atas perintah kami, maka tertolak”. (HR. Muslim)
Di antara bukti kedustaan Abu Sangkan bisa kita lihat pada bukunya Pelatihan Shalat Khusyu’, halaman 58-59, dia berkata:
“Cara memasuki shalat, menurut ayat tersebut di atas (yaitu al-Baqoroh: 45-46) ….
1. Heningkan pikiran Anda……dst.
2. Biarka tubuh meluruh……dst.
3. Kemudian rasakan getaran qalbu…..dst…..dst.
Padahal ayat tersebut sama sekali tidak menjelaskan apa yang dikatakan Abu Sangkan diatas, Abu Sangkan hanya mengutip dari cara-cara meditasi atau samedi baik dari Taichi atau dari agama Hindu kemudian dimasukkan ke dalam cara sholat, begitu juga seterusnya mulai cara berwudlu’, cara sholat dan cara berdzikir.
Inilah penyimpangan Abu Sangkan yang paling besar dan paling parah dan uraian ini bukan sebagai batasan bahwa penyimpangan Abu Sangkan hanya ini, masih banyak dan terlalu banyak penyimpangan Abu Sangkan jika ditimbang dengan al-Qur’an dan as-Sunnah. Buku ini saya susun bukan untuk membantah setiap kerancuan Abu Sangkan dan buku-buku karyanya, buku ini disusun untuk memperingatkan kaum muslimin akan bahaya penyimpangan-penyimpangan Abu Sangkan dan buku-bukunya sehingga bahasannya masih bersifat umum. Adapun apabila mau membantah kerancuan-kerancuan Abu sangkan dan buku-bukunya membutuh bahasan khusus dalam buku khusus.
Kiranya apa yang telah saya uraikan di atas tidak kurang dan tidak berlebihan di dalam mensikapi saudaranya sesama muslim, dan saya berharap dan berdo’a semoga Abu Sangkan dan yang mengikutinya bisa mengambil pelajaran untuk kebaikan semuanya, tujuan saya adalah untuk menghilangkan noda dan aib saudaranya agar semuanya berjalan diatas agama yang haq, semoga buku ini sebagai tawashau bilhaq yang dikerjakan ikhlash karena mengharap wajah Alloh Subhanahu wa Ta’ala semata.
Dikutip dari Buku “Mengenal Lebih Dekat ABU SANGKAN & Buku-Bukunya (Sang Pencipta Ajaran Baru Pelatihan Shalat Khusyu’) Bab IV, hal.109-121 atas ijin Penulis (Al-Ustadz Abu Umamah Abdurrohim bin Abdulqohhar al-Atsary) dan Penerbit Daar Ibnu Utsaimin Lumajang untuk situs www.darussalaf.or.id
17. Sudah lalu penyebutannya, lihat hal.8
Sumber: http://darussalaf.or.id/stories.php?id=1383
Tidak ada komentar:
Posting Komentar