25 Januari 2012

Malapetaka Akhir Zaman


Oleh :
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
Hak Terjemahan Pada Yayasan Al-Sofwa
Disebarkan dalam bentuk Ebook di
Maktabah Abu Salma al-Atsari
http://dear.to/abusalma

MUKADDIMAH
Sesungguhnya segala puji bagi Allah semata, kami memuji-
Nya, memohon pertolongan dan ampunan serta bertaubat
kepada-Nya. Kami berlindung kepada-Nya dari kejelekan
jiwa-jiwa kami dan dari keburukan amal perbuatan kami.
Barangsiapa diberi hidayah oleh Allah, niscaya tiada
seorang pun yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa
disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat
memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa tiada ilaah
yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata
tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba dan utusan-Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurah atas beliau, atas
keluarga dan segenap sahabat beliau serta orang-orang
yang mengikuti petunjuk beliau sampai hari Kemudian
kelak. Amma ba'du:

Allah Ta'ala berfirman:
"Alif laaf miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang
mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya
Allah menge-tahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (Al-
Ankabut: 1-3)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengabarkan
kepada kita semua tentang fitnah-fitnah (malapetaka) yang
bakal terjadi. Dan juga menjelaskan jalan selamat darinya,
yaitu berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah
Rasul-Nya. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
'anhu menuturkan bahwa ia mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Ketahuilah bahwasanya bakal terjadi fitnah-fitnah
(malapetaka)!" Kami bertanya: "Bagaimana jalan keluarnya
wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Berpegang teguh
dengan Kitabullah, sebab di dalamnya disebutkan sejarah
orang-orang sebelum kalian, dan khabar tentang yang akan
datang setelah kalian, dan di dalamnya juga terdapat
hukum terhadap perselisihan di antara kalian. Ia adalah
pemisah antara hak dan bathil, dan sekali-kali bukanlah
senda gurau. Barangsiapa mening-galkannya karena
keangkuhan, niscaya Allah akan membinasakannya. Dan
barangsiapa mencari petunjuk dari selainnya, niscaya Allah
akan menye-satkannya. Ia adalah tali Allah yang kokoh.
Dan ia adalah bacaan yang penuh hikmah. Dan ia adalah
jalan Allah yang lurus." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

Pada hari ini kita berada dalam kancah pepe-rangan
melawan fitnah (cobaan dan godaan) yang sangat besar.
Fitnah bagaikan potongan malam kelam. Harta adalah
fitnah (cobaan), anak-anak adalah fitnah (coba-an), wanita
adalah fitnah (godaan), bercampur baur dengan orang-orang
kafir dan munafik adalah fitnah (bencana), ajakan kepada
kebatilan dan menjauhi kebe-naran adalah fitnah
(malapetaka), teman pergaulan yang jahat adalah fitnah
(bencana), seruan kepada perkara sia-sia, sesat dan batil
adalah fitnah (bencana). Dan masih banyak lagi yang lain.
Ketika seorang insan jatuh terperosok ke dalam bahaya dan
musibah, maka dihadapannya ada dua pi-lihan:
Ia segera mencari jalan-jalan keselamatan dan ber-usaha
mengeluarkan diri dari musibah tersebut hingga ia bisa
selamat. Tidak syak lagi hal ini meru-pakan keharusan yang
harus ditempuh bagi orang yang berakal.
Atau ia hanya bisa pasrah menerima dan membiarkan
dirinya binasa. Ini adalah tindakan orang bodoh yang
pasrah dan tidak mencari jalan selamat.
Fitnah-fitnah sudah begitu banyak pada zaman sekarang
ini. Gelombangnya sudah saling berbenturan dengan
berbagai bentuk kejahatan. Maka wajib bagi setiap muslim
untuk berhati-hati darinya dengan sungguh-sungguh
berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sun-nah Rasul-Nya
shallallahu 'alaihi wasallam.
Dan hendaknya ia juga waspada agar tidak men-jadi
penebar fitnah (bencana) atau mendatangi atau condong
kepadanya, sehingga ia terjebak di dalamnya. Dalam sebuah
hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Bakal terjadi fitnah (pertumpahan darah), orang yang
duduk ketika itu lebih baik daripada orang yang berdiri,
yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan, yang
berjalan lebih baik daripada yang berlari. Dan barangsiapa
melibatkan diri ke dalamnya niscaya ia akan terseret ke
dalamnya." (Muttafaq 'alaih)
Kita semua, baik rakyat maupun penguasa, ulama maupun
orang awam, hendaknya saling bahu membahu
memadamkan api fitnah dengan berbagai corak terse-but.
Dengan cara yang penuh hikmah dan nasihat yang baik.
Jika hal itu tidak kita lakukan, maka akibatnya akan
sangat berbahaya dan kesudahannya akan sangat
menyakitkan. Allah berfirman:
"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak
khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara
kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-
Nya." (Al-Anfal: 25)

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa dunia ini ada-lah batu
ujian dan cobaan. Allah berfirman:
"Agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik
amalnya." (Huud: 7)
Dan bahwasanya kampung akhirat adalah tempat tinggal
yang abadi. Orang yang berbahagia adalah yang
diselamatkan Allah dari fitnah-fitnah (bencana-bencana).
Dan orang yang celaka adalah yang terseret ke dalam-nya
dan menjadi penyeru kepadanya. Semoga Allah memberikan
keselamatan bagi kita semua.
Risalah yang sederhana ini menyebutkan dengan ringkas
beberapa fitnah-fitnah yang banyak bersebaran pada zaman
sekarang ini dan banyak menimpa kaum muslimin. Mudahmudahan
bermanfaat bagi orang yang ingin memetik faidah
dan menjadi peringatan bagi para pencari ibrah (pelajaran).
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

MAKNA FITNAH

Fitnah adalah cobaan dan ujian. Dosa syirik disebut fitnah
dan kekufuran juga dise-but fitnah. Allah berfirman dalam
kitab-Nya: "Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada
fitnah lagi." (Al-Baqarah: 193) Yaitu sehingga tidak ada lagi
syirik dan kekufuran.
Dalam ayat lain Allah berfirman: "Kalau (Yatsrib) diserang
dari segala penjuru, ke-mudian diminta kepada mereka
supaya murtad, niscaya mereka mengerjakannya." (Al-
Ahzab: 14)
Namun istilah fitnah lebih banyak diucapkan un-tuk
sesuatu berupa bala dan cobaan yang kerap kali
memperdaya dan menyimpangkan banyak orang dari jalan
yang lurus. Sementara mereka tidak mampu mengatasinya,
akhirnya mereka larut bersama bala dan cobaan tersebut.
Itulah cobaan dan bala yang menye-satkan yang sangat
dikhawatirkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atas
umatnya. Dalam sebuah hadits shahih beliau bersabda:
"Menjelang hari Kiamat nanti bakal terjadi fitnah-fitnah
seperti potongan malam kelam. Pada saat itu seseorang
beriman pada pagi hari dan menjadi kafir pada sore

harinya, beriman pada sore hari dan menjadi kafir pada
pagi harinya. Ia menjual agamanya dengan materi dunia."
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Maknanya apabila fitnah tersebut telah menimpa seseorang,
ia akan terpedaya dan selanjutnya sesat serta menyimpang
dari kebenaran dan petunjuk, ia menjual agamanya dengan
materi dunia! Fitnah-fitnah seperti ini telah banyak kita
saksikan pada hari ini. Oleh karena itu yang dapat bertahan
dan sabar dalam menghadapinya hanyalah orang-orang
yang diteguhkan Allah dan diberi-Nya karunia ilmu dan
pengetahuan.

SETAN-SETAN DARI KALANGAN JIN
DAN MANUSIA

Setan telah meyakini bahwa dirinya telah binasa. Bahwa ia
termasuk penduduk Neraka. Dan ia pasti masuk ke
dalamnya tanpa dapat menghindar sama sekali. Oleh
karena itu ia berusaha menyesatkan bani Adam agar
mereka bisa masuk bersama-sama ke dalam Neraka.
Bahkan setan bersumpah untuk melakukan tekadnya itu.
Allah Ta'ala berfirman:
"Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan
menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu
yang mukhlis di antara mereka." (Shad: 82-83)
Allah juga mengabarkan bahwa di kalangan manu-sia juga
ada yang berperan sebagai setan. Allah Ta'ala berfirman:
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu
musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manu-sia dan (dari
jenis) jin." (Al-An'am: 112)
Cobalah perhatikan, Allah Ta'ala mendahulukan
penyebutan setan dari jenis manusia sebelum penye-butan
setan dari jenis jin! Sebab setan jenis manusia itulah yang
mengajak kepada apa yang diserukan oleh setan jenis jin.

Mereka mengajak kepada kekufuran, bid'ah dan maksiat,
yang mana hal itu merupakan seruan setan. Alim ulama
menjelaskan bahwa setan senantiasa mengajak manusia
kepada perbuatan dosa, mulai dari dosa yang paling besar
sampai dosa yang kecil. Ibnul Qayyim menyebutkan dalam
kitab Al-Bada'iul Fawaaid di akhir juz kedua sebagai
berikut: "Sesungguhnya setan mengajak manusia kepada
enam perkara. Ia baru melangkah kepada perkara kedua
bila perkara pertama tidak berhasil dilakukannya.
Mengajaknya berbuat syirik dan kekufuran. Jika hal ini
berhasil dilakukannya berarti setan telah menang dan tidak
sibuk lagi dengannya.
Jika tidak berhasil, setan akan mengajaknya berbuat bid'ah.
Jika sudah terjerumus ke dalamnya, maka setan akan
membuat bid'ah itu indah di matanya hingga dia rela dan
setan pun membuatnya puas dengan bid'ah itu.
Jika tidak berhasil juga, setan akan menjerumuskan-nya ke
dalam dosa-dosa besar.
Jika tidak berhasil, setan akan menjerumuskannya ke
dalam dosa-dosa kecil.
Jika ternyata tidak berhasil juga, setan akan menyibukkannya
dengan perkara-perkara mubah hingga ia lupa
beribadah.

Jika tidak mempan juga, setan akan membuainya dengan
perkara-perkara kurang penting hingga ia abaikan perkaraperkara
terpenting.
Jika gagal juga, maka setan akan melakukan tipu daya
terakhir, jarang orang yang selamat darinya hingga para
nabi dan rasul sekalipun. Yaitu mengerahkan bala
tentaranya dari jenis manusia untuk menyerang orangorang
yang berpegang teguh de-ngan agamanya.
Oleh sebab itu kita temui setan-setan jenis manu-sia ada
juga yang menyeru kepada kekufuran, syirik, mengajak
orang berbuat dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil.
Jika tidak mampu, mereka akan membuat orang lalai
dengan perkara-perkara mubah. Jika masih juga gagal,
maka mereka memalingkan orang dari amal yang terpenting
kepada amal yang kurang penting. Jika ternyata gagal,
maka tidak ada jalan lain kecuali mengganggu dengan lisan,
dengan tangan atau dengan gangguan model apa saja!
Maka seorang insan seharusnya tetap waspada dan
menjauhkan diri dari setan-setan baik dari jenis jin maupun
manusia.

JENIS-JENIS FITNAH

Hendaknya setiap muslim harus mengetahui jenis-jenis
fitnah, agar ia dapat berjalan di atas ilmu dan keterangan
yang nyata, dan hingga ia tidak terkicuh, terutama bagi
para pemuda. Sebab jika Allah tidak memberinya akal yang
cemerlang dan sikap santun serta pemahaman dan
pengetahuan yang cukup mengenai fitnah ini, niscaya
banyak di antara mereka yang terkicuh dengan tipu daya
setan. Dengan mudah ia akan mengikuti setiap ajakan
setan. Maka dari itu, kita harus menyebutkan beberapa
bentuk dan beberapa jenis fitnah pada zaman sekarang ini.
Sebagaimana yang dimaklumi bersama, bahwa juru fitnah
(kesesatan) tidak terang-terangan mengajak orang
kepadanya. Namun ia mengajak melalui corong-corongnya,
para penyebar dan para penyeru kepadanya. Merekalah
yang disebut sebagai da'i-da'i penyebar kesesatan.
Fitnah ada dua jenis:
Pertama: Penyeru kepada syirik, kekufuran, kese-satan dan
penyebar aqidah menyimpang.
Kedua: Penyeru kepada perbuatan dosa dan mak-siat, baik
dosa besar maupun dosa kecil.

Akan kita sebutkan satu per satu dengan ringkas dan
gamblang supaya menjadi peringatan dan penje-lasan.
Sebab sangat disayangkan sekali risalah sederha-na ini
tidak cukup memuat seluruhnya.
Jenis Pertama: Penyeru Kepada Syirik, Kekufuran,
Kesesatan dan Penyebar Aqidah Menyimpang
Sesungguhnya merupakan fitnah zaman sekarang adalah
merebaknya ajakan kepada perbuatan syirik, kufur dan
sesat serta menyebarnya aqidah-aqidah yang menyimpang
di mana-mana. Sudah barang tentu Allah I telah
meletakkan fitrah pada diri manusia untuk mengenal-Nya.
Dan untuk mengakui-Nya sebagai Rabb dan ilaah
(sesembahan). Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya:
"(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah mencip-takan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengeta-hui." (Ar-Rum: 30)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga telah
menegaskan hal itu dalam sabdanya:
"Setiap bayi terlahir dalam keadaan fitrah (muslim
muwahhid), namun kedua orang tuanyalah yang
menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi. Sebagaimana

seekor hewan melahirkan anaknya dalam keadaan
sempurna, adakah kamu dapati cacat padanya." (Muttafaq
'alaih)
Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjelaskan bahwa seorang insan lahir ke dunia dalam
keadaan yang sem-purna, siap menerima kebaikan.
Sekiranya ia dibiarkan begitu saja, niscaya ia dapat
mengenali Rabbnya. Ia akan mengetahui apa yang
diperintahkan kepadanya, serta menyadari bahwa ia tidak
dibiarkan begitu saja. Ia dibebani tanggung jawab dan
kewajiban. Akan tetapi di sekitarnya ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Ada yang baik, yang akan
menghidupkan fitrah dan nalurinya. Dan ada yang buruk,
yang membelokkannya dari aqidah yang benar, hingga
terjerumus dalam aqidah-aqidah sesat. Faktor berpengaruh
tersebut bisa jadi dari orang tuanya sendiri dan bisa jadi
dari guru atau orang lain.
Fitnah semacam ini bergerak mengajak orang ke-pada
kesesatan dan kemaksiatan. Dengan ajakan seperti ini dan
dengan metode yang penuh tipu daya tersebarlah berbagai
macam kemaksiatan secara otomatis semakin banyak pula
orang-orang yang mempromosikannya. Coba lihat, betapa
banyak penyeru kepada kekufuran, kebatilan dan
kesesatan.

Tidak syak lagi, bahwasanya siapa saja yang menggandrungi
sebuah keyakinan, menyenanginya dan mera-sa
puas dengannya, pasti senang bila keyakinan seperti itu
semakin banyak penganutnya dan tersebar luas. Ia akan
segera menawarkan keyakinan itu kepada orang lain dan
berusaha agar orang lain menyukainya dan memandangnya
bagus. Tanpa ambil peduli dengan kesalahan dan kesesatan
yang ada padanya. Sebagai contoh, kita meyakini kesesatan
kaum Nasrani, Yahudi dan Majusi, siapa saja yang
mempelajari dan mengetahui keyakinan mereka pasti yakin
bahwa mereka jauh dari kebenaran. Walaupun begitu
mereka meyakini bahwa mereka berada di atas kebenaran.
Oleh sebab itu mere-ka berusaha sekuat tenaga
menyebarkan keyakinan mereka melalui berbagai media.
Dan menyebarkan juru-juru dakwah yang mereka namakan
missionaris, namun pada hakikatnya mereka adalah
penginjil dan penyebar kesesatan. Mereka ini adalah fitnah
terbesar, yang mana mereka telah berhasil menyesatkan
banyak orang. Hanya orang-orang yang diselamatkan Allah
Subhanahu wa Ta'ala saja yang terhindar dari bahaya
mereka para missionaris dan penginjil itu. Allah Subhanahu
wa Ta'ala menjadikan mereka sebagai batu ujian dan
cobaan bagi umat manusia. Namun di balik itu semua ada
hikmah yang besar dan bukti yang terang.

Termasuk fitnah yang tersebar pada hari ini adalah ajakanajakan
kepada aqidah yang sesat. Siapa saja yang meyakini
sebuah aqidah sesat, maka aqidah itu akan menjadi
kepercayaannya. Ia akan menyeru kepada-nya dan
mengangkat juru-juru dakwah untuk menyebar-kannya.
Dan rela mengeluarkan hartanya untuk itu sekalipun
aqidah itu batil dan jauh dari kebenaran. Namun setan
membuta-tulikan mata hatinya sehingga merasa dirinyalah
yang benar dan memandang salah orang-orang yang
menyelisihinya.
Lihat saja, setiap ahli bid'ah pasti mengajak orang kepada
bid'ahnya. Sebagai contoh kaum Syi'ah Rafi-dhah, ajaran
mereka telah tersebar luas di beberapa negeri Islam.
Padahal jika engkau menilik keyakinan mereka, pasti
engkau dapati sangat jauh dari kebenaran. Jika engkau
membaca buku-buku mereka, pasti engkau akan terhenyak
kaget melihat kisah-kisah khurafat dan dusta bertebaran di
sana-sini.
Walau demikian, mereka bersungguh-sungguh dalam
menyebarkan aqidah sesat tersebut. Bukan itu saja, bahkan
mereka rela mengeluarkan harta yang berlimpah demi
menjerat orang-orang jahil dan bodoh ke dalamnya. Jarang
orang yang selamat jika sudah terperangkap jerat aqidah
tersebut. Wal 'Iyadzubillah

Setan menutup mata mereka sehingga mereka merasa
berada di pihak yang benar. Lalu mereka pun berusaha
memperdaya orang lain supaya meyakini merekalah
golongan yang benar, selain mereka adalah ahli bathil.
Ternyata banyak sekali orang-orang jahil dan terbelakang
yang terkicuh dengan cara-cara mereka itu. Mereka
menampakkan kelembutan, kerendahan hati dan
ketawadhu'an namun di balik itu mereka berusaha
menyeret orang ke dalam aqidah mereka yang sesat. Fitnah
kelompok Syi'ah Rafidhah ini sudah sedemikian besar dan
parah, kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
semoga kaum muslimin terhindar dari kejahatan dan
bahaya mereka.
Selain itu banyak pula kelompok-kelompok me-nyimpang
lainnya. Misalnya kelompok Khawarij yang juga merupakan
ancaman serius. Mereka masih tetap bergentayangan di
beberapa negeri. Yang membuat api fitnah semakin marak.
Demikian pula kaum sufi, kaum ahli bid'ah yang mentakwil
secara bathil sifat-sifat Allah. Mereka juga merupakan
pemicu fitnah. Mereka ini menyebar di ber-bagai belahan
dunia. Dan masih banyak lagi kelompok-kelompok
menyimpang lainnya.

Maka sudah seyogyanya seorang insan berpe-gang teguh
kepada al-Haq dan benar-benar meyakininya. Dan benarbenar
bersandar kepada dalil-dalilnya. Serta menjauhkan
diri dari juru-juru fitnah dan kesesatan tersebut. Jangan
sekali-kali ia mendengar ajakan dan promosi mereka.
Sekalipun ia seorang yang berilmu. Sebab keyakinankeyakinan
sesat itu ibarat racun dalam lemak. Kelihatannya
enak, menarik minat untuk mema-kannya namun di balik
itu adalah racun mematikan.
Tujuan kami menyebutkan oknum-oknum juru dakwah
yang menyesatkan serta bid'ah-bid'ah mereka adalah
sebagai peringatan bagi setiap muslim dari bahaya mereka
dan bahaya bid'ah yang mereka serukan. Dan supaya kaum
muslimin tidak bertumpu kepada mereka. Hendaklah selalu
waspada dan berhati-hati terhadap setiap orang yang
mengajak kepada kekufuran, syirik, bid'ah dan kesesatan.
Jenis Kedua: Penyeru Kepada Maksiat dan Dosa yang
Besar Maupun Kecil
Oknum-oknum yang mengajak berbuat maksiat dan dosa
yang besar maupun kecil sangat banyak berke-liaran pada
zaman sekarang ini, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala
tidak memperbanyak jumlah mereka. Banyak sekali fitnah
dan musibah akibat kejahatan mereka. Mereka masuk ke
mana-mana, di kalangan kaum Yahudi terdapat penyeru

kepada maksiat, demikian pula halnya di kalangan kaum
Nasrani, kaum musyrikin, kaum mulhidin kaum komunis,
bahkan di kalangan kaum muslimin dan lebih khusus lagi
di kalangan Ahlus Sunnah terdapat penyeru kepada
maksiat. Demikian pula di kalangan kaum Syi'ah Rafidhah,
Mu'tazilah dan kelompok-kelompok bid'ah lainnya, di
kalangan mereka terdapat penyeru kepada maksiat.
Penyeru kepada maksiat lebih dominan daripada yang lain.
Bencana yang mereka timbulkan juga lebih besar. Tidak ada
jalan alternatif lain bagi seorang mus-lim untuk
menyelamatkan dirinya dari bencana tersebut kecuali
dengan menyadari bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
mengha-ramkan segala perbuatan maksiat. Dan hendaknya
ia mengetahui bahwa oknum-oknum yang mengajak berbuat
maksiat pada hakikatnya mengajak supaya orang lain
meniru mereka.
Tidak syak lagi, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
menjelaskan perkara yang halal dan perkara yang haram.
Dan telah mene-tapkan sanksi dan hukuman atas
perbuatan haram dan mengancam pelakunya dengan
siksaan yang pedih. Di samping itu Allah Subhanahu wa
Ta'ala menganjurkan hamba-Nya berbuat taat dan
berpegang teguh dengannya serta selalu me-ngerjakan

amal-amal kebaikan. Dan Dia telah menjanji-kan pahala
yang besar bagi yang mengamalkannya. Namun meski
demikian, oknum-oknum yang menggan-drungi perbuatan
dosa dan maksiat itu tetap ngotot menyebarkannya.
Jika hati bertanya, apa yang mereka inginkan di balik
maksiat dan dosa yang mereka sebarkan ke mana-mana?
Bukankah mereka mengetahui bahwa Allah telah
mengharamkannya? Bukankah mereka juga menyadari
bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengazab orangorang
yang berbuat maksiat? Lalu apa yang mereka
inginkan?
Jawabnya: Itulah fitnah dan bala zaman sekarang! Allah
Subhanahu wa Ta'ala menguji hamba-hamba-Nya dengan
fitnah tersebut. Barangsiapa selamat berarti merekalah
orang-orang yang dikehendaki baik oleh Allah Subhanahu
wa Ta'ala. Barangsiapa binasa, maka merekalah orangorang
yang dikehendaki sesat oleh-Nya. Wal 'Iyadzubillah
Sebagai keterangan tentang fitnah dan bahaya para penyeru
kepada maksiat, kami akan menyebutkan beberapa contoh
orang-orang yang mengajak berbuat maksiat dan seruan
yang mereka teriakkan. Sehingga seorang muslim dapat
berjalan dengan penuh kewaspa-daan terhadap mereka dan
pengaruh mereka. Kami akan menyebutkan beberapa
maksiat yang sudah umum dan merata di tengah-tengah
umat. Menyinggung sekilas tentang bahayanya dan tidak
memerincinya lebih men-dalam. Sebab buku kecil ini tidak
cukup untuk memuat-nya.

1-Menenggak Minuman Keras

Meminum minuman keras termasuk fitnah (ke-mungkaran)
besar yang banyak menimpa para pemuda Islam sekarang
ini. Tidak hanya sebatas menenggaknya saja, bahkan
mereka juga mengajak orang lain kepada kemungkaran
yang besar ini. Setiap orang yang kecanduan minuman
keras, pasti mengajak orang lain untuk mencicipinya. Sebab
ia sudah terlanjur sayang dan suka serta
menggandrunginya, karena itulah ia ingin agar semakin
banyak orang yang mengikuti dan mem-bantunya. Sehingga
tidak ada orang yang mencegahnya. Ia akan berkata kepada
orang yang mendakwahinya: "Mengapa Anda terlalu pelit
terhadap diri sendiri? Mengapa Anda tidak ikut bersenangsenang
menikmati kelezatan ini? Demikianlah ia terus
merayu sehingga orang-orang yang jahil akan terperosok ke
dalam perbuatan maksiat itu! Dan bila sudah jatuh ke
dalamnya, ia akan terjerat sehingga sangat sulit untuk
melepaskan diri. Jatuhlah ia ke dalam kemungkaran yang
besar, yaitu meminum minuman keras. Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu men-dapat keberuntungan. Sesungguhnya
syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr
(arak) dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu). (Al-Ma'idah: 90-91)

2-Mendengarkan Lagu dan Alat-alat Musik

Termasuk fitnah (kemungkaran) yang banyak ter-sebar
pada zaman sekarang adalah mendengarkan nyanyian dan
alat-alat musik. Orang-orang yang kecan-duan alat-alat
musik dan hobi mendengarkan musik, lagu dan sejenisnya
suka jika semakin banyak orang yang mempunyai
kegemaran seperti mereka. Oleh sebab itu, pecandu musik
dan lagu tahu jika kita semua menentang mereka, maka
kita akan mengekang mereka, menyusahkan dan
merendahkan mereka. Sehingga dengan itu mereka akan
rendah dan hina serta tidak dapat memuaskan dirinya dan
menampakkan serta mempromosikan kehendak syahwatnya.
Bilamana banyak orang-orang yang mendukung mereka dan
banyak pula orang-orang yang meniru, membantu dan
mengikuti mereka, maka dengan leluasa mereka membuka
tempat-tempat hiburan, night club, music house, kafe-kafe,
diskotik-diskotik, tempat-tempat karaoke dan lainnya.
Mereka pun mengajak orang lain ke tempat itu. Pengaruh
mereka terhadap orang-orang jahil adalah cobaan dan bala'.
Dengan cobaan itu Allah meneguhkan orang-orang yang
berakal dan menyesat-kan orang-orang jahil dan
menyimpang.

3-Mengisap Rokok

Mengisap rokok termasuk fitnah (wabah) besar yang pada
hari ini tidak ada satupun rumah yang selamat dari
asapnya! Kecanduan mengisap rokok telah melanda setiap
lapisan baik orang dewasa maupun anak kecil, pria
maupun wanita. Bukan sebatas itu saja, ternyata banyak
juga oknum-oknum yang menyeru kepada wa-bah rokok
yang lebih tepat disebut penyakit dan bala'!
Mengapa!
Sebab para perokok ingin agar semakin banyak orang yang
kecanduan rokok. Sehingga tidak ada lagi orang yang
berusaha mencegahnya. Ajakan para peng-isap rokok ini
termasuk fitnah. Bila ia melihat seorang jahil, ia akan

berusaha mempengaruhinya supaya merokok. Termasuk di
antaranya beberapa orang yang terpengaruh merokok
melalui teman-temannya yang candu merokok. Ia
terpengaruh dengan jumlah mereka yang banyak tanpa
melihat kepicikan dan kedangkalan akal dan faham para
perokok itu. Lama-kelamaan ia akan mengikuti kebiasaan
mereka. Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan bagi
dirinya, niscaya Dia akan melindungi serta menjauhkannya
dari pergaulan anak-anak nakal tersebut. Dan barangsiapa
dipengaruhi mere-ka, maka hendaklah berhati-hati dan
waspada terhadap ajakan dan seruan mereka. Sebab
bahaya ini (bahaya mengisap rokok) telah merata di manamana
dan telah meminta banyak korban.

4-Eksploitasi Kaum Wanita

Termasuk dalam deretan fitnah zaman sekarang adalah
eksploitasi kaum wanita.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengabarkan
bahwa wanita itu adalah salah satu fitnah yang terbesar.
Beliau bersabda:
"Berhati-hatilah dari godaan dunia dan waspadai-lah
rayuan kaum wanita, sebab fitnah pertama kali yang
menimpa bani Israil adalah fitnah wanita." (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebut wanita
sebagai fitnah (sumber godaan). Dan rasul juga telah
mengabarkan bahwa bani Israil tersesat karena fitnah
(godaan) wanita.
Pada zaman sekarang ini eksploitasi kaum wanita banyak
tersebar di mana-mana. Mayoritas kaum hawa itu berani
bersolek dan menampakkan lekuk tubuh mereka di pasar
dan di jalan-jalan. Memamerkan segala macam asesioris
dan perhiasannya.
Barangsiapa yang Allah kehendaki terkena goda-an, maka
ia akan menyorotkan matanya atau melirikkan
pandangannya kepada mereka (kaum wanita itu). Hing-ga
dikhawatirkan ia akan terkena godaan daya tarik wanita itu
dan terpedaya lantas timbul syahwat terlarang yang
mendorongnya berbuat apa yang diharamkan Allah
Subhanahu wa Ta'ala, yaitu berzina! Atau pengantar kepada
zina (seperti berdua-duan tanpa mahram, berpacaran dan
lain-lain-pent). Memang, wanita adalah godaan yang paling
besar!
Termasuk di antaranya eksploitasi kaum wanita melalui
film-film. Ini merupakan musibah dan malape-taka besar.
Demikian pula foto-foto mereka di majalah, koran-koran
dan sampul barang-barang tertentu. Mereka sengaja

memilih wanita-wanita cantik agar menarik minat orang,
khususnya para pemuda. Dan yang lebih berbahaya lagi
adalah munculnya foto-foto mereka dalam keadaan bugil
atau setengah bugil yang diproduksi dengan kamerakamera
canggih dan ditebar dengan parabola. Nas`alullah
al-'afiyah was salaamah
Tidak diragukan lagi hal itu termasuk bencana ter-besar
pada zaman sekarang ini. Allah meneguhkan (iman) orangorang
yang beriman dengan ucapan yang teguh.
Barangsiapa mensucikan dirinya, pandangannya tidak akan
tertuju kepada perkara haram itu. Dan tidak akan menuruti
kehendak syahwat dalam hatinya kepada wanita-wanita itu.
Barangsiapa dipelihara dan dijaga oleh Allah Subhanahu wa
Ta'ala, niscaya Dia akan menjauhkannya dari fitnah
tersebut. Dan niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam
golongan orang-orang yang Allah Subhanahu wa Ta'ala
kehendaki kebaikan bagi diri mereka.

5-Fitnah Harta

Termasuk fitnah pada zaman ini adalah harta benda dunia
yang banyak menguasai hati manusia. Sehingga mereka
lebih mengutamakan dan mengedepankannya daripada
menunaikan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka
tidak peduli dengan cara apa memperoleh harta benda itu,
dengan yang halal atau yang haram.
Ini termasuk bencana yang sudah merata. Banyak juga
oknum-oknum yang mengajak berbuat demikian. Adapun
faktor pendorongnya adalah hawa nafsu yang diciptakan
untuk selalu mencintai harta benda. Akibat-nya, banyak
sekali orang yang terperosok ke dalam perbuatan haram.
Pada hari ini banyak ditemukan orang-orang yang
berbangga-bangga dengan harta yang ba-nyak. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu." (At-Takatsur:
1)
"Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mem-punyai
harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali
tidak akan diazab". (Saba': 35)
Betapa banyak orang-orang yang tergoda dengan harta
benda dunia. Dan betapa banyak pula orang-orang yang
bertanya-tanya bagaimana si Fulan dapat mengum-pulkan
harta sebanyak itu hingga ia menjadi orang kaya dan dapat
membangun istana-istana, memiliki ini dan itu di dalam
dan luar negeri? Hingga ia pun berangan-angan dan
akhirnya condong kepada harta dunia.
Dan betapa banyak pula orang yang terpedaya dengan
cobaan harta ini. Mereka mengumpulkan harta tanpa peduli
halal haram. Akhirnya mereka terjerumus ke dalam praktek

riba, penipuan, suap-menyuap, dan lainnya. Semua itu
karena ambisinya mengumpulkan harta. Sekalipun dengan
cara mencuri, korupsi, mengge-lapkan harta negara tanpa
hak dan lain-lain. Maksudnya tidak lain dan tidak bukan
adalah untuk memperbanyak dan mengembangkan
hartanya sehingga ia bisa seperti si Fulan dan si Fulan!!
Apabila telah memperoleh harta yang banyak, maka mereka
habiskan untuk berfoya-foya, memuaskan syahwat,
mengenakan pakaian-pakaian yang disukai, tanpa
memperhatikan batas halal haramnya lagi. Seperti
memanjangkan pakaian melebihi mata kaki (isbal), atau
meniru pakaian orang kafir, berekreasi ke negeri-negeri
Eropa (baca:kafir), dan menyorotkan mata sesuka hati
kepada perkara-perkara yang terlarang sebagai pemuas
nafsu binatang mereka.
Demikianlah musibah menjadi bertambah besar. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam telah menegaskan bahwa harta
adalah cobaan. Dan yang beliau takutkan atas kita adalah
harta dunia yang dibentangkan dan gemerlap dunia yang
Allah Subhanahu wa Ta'ala keluarkan bagi kita. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanya-lah
cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar."
(At-Taghabun: 15)
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala jualah yang telah
meng-anugerahkan harta benda tersebut. Dan menjadi
cobaan bagi hamba yang menerimanya. Apakah ia
tergelincir ke dalam perkara haram disebabkan harta itu?
Apakah ia membeli barang-barang terlarang karena tidak
puas dengan yang dibolehkan? Ataukah ia gunakan untuk
memuaskan nafsunya sekalipun dengan perkara yang
haram!?
Misalnya setiap kali bepergian ke luar negeri, ia terjerumus
ke dalam perkara haram, seperti meminum khamar,
berzina, dan lainnya. Itulah fitnah besar pada zaman
sekarang ini. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala keselamatan dari segala kejelekan.

6-Fitnah Ajakan Kepada Penyimpangan dan Kesesatan

Termasuk fitnah pada zaman ini adalah ajakan dan seruan
kepada berbagai jenis penyimpangan dan kese-satan.
Orang-orang yang mengajak kepadanya berasal dari
kalangan kaum kafir dan orang-orang fasik yang datang
kepada kita dengan gelar-gelar mentereng seperti guru
besar, instruktur, insinyur, arsitek, doktor, orang pintar dan
sejenisnya. Orang-orang awam meng-gelari mereka dengan
sebutan 'tenaga ahli'. Pada umum-nya mereka adalah
orang-orang yang membenci dan dengki kepada kita. Sebab

kita berpegang teguh dengan aqidah salafiyah yang benar.
Di samping kita juga memi-liki kekayaan alam yang
melimpah ruah, serta stabilitas keamanan yang tetap
terjaga di negeri kita. Sehingga kita hanya takut kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka dengki kepada kita dan
berusaha menjerumuskan kita kepada kehan-curan yang
mereka alami. Maka mereka pun mengajak orang berbuat
seperti mereka, sekalipun mereka tidak mengatakannya
terang-terangan. Namun mereka men-contohkannya melalui
perbuatan untuk memperdaya kita. Mereka itulah juru
fitnah yang terbesar!
Hendaklah kita selalu waspada terhadap mereka. jangan
sekali-kali memuliakan dan menghormati mereka, sebab
sudah banyak orang yang menjadi korban, yang akhirnya
condong kepada mereka dan memuji-muji mereka.
Orang-orang yang kembali dari negeri mereka pasti akan
membenci kita. Membenci bapak-bapak dan pendahulunya.
Melecehkan ibadah-ibadah yang kita lakukan. Dan semakin
tinggilah kedudukan orang-orang kafir dan fasik itu dalam
pandangan mereka.
Orang-orang itu mengatakan: "Kalian hanya pan-dai
beribadah saja! Kalian hanya memiliki buku-buku agama
saja! Kalian tidak bisa begini dan begitu! Semen-tara
mereka berhasil menciptakan ini dan itu!
Maka setan pun memperdaya mereka, sehingga orang-orang
kafir itu dianggap lebih hebat daripada kita. Lebih pintar,
lebih maju ilmu pengetahuannya, lebih kuat jasmaninya,
lebih ahli dan lebih mahir daripada kita kaum muslimin.
Mereka benar-benar tidak tahu bahwa orang-orang kafir itu
memang disegerakan bagi mereka kenikmatan-kenikmatan
di dunia. Mereka adalah orang-orang yang sibuk mengurus
dunia serta meninggalkan akhirat, sebagaimana yang
digambarkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam firman-Nya:
"Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan
dunia; sedang mereka tentang (kehidup-an) akhirat adalah
lalai." (Ar-Rum: 7)
Wahai saudaraku, janganlah sekali-kali engkau terpedaya
dengan orang-orang seperti itu. Baik mereka mengajakmu
dengan lisan ataupun dengan perbuatan.
Misalnya seorang guru, ia mengajak dengan ucap-annya, ia
hiasi perkataannya sehingga untaian katanya menarik
untuk didengar. Namun di balik itu terdapat racun yang
mematikan. Bahaya mereka sangat besar. Hanya orang
yang Allah beri keteguhan serta ilmu yang dapat lolos dari
mereka. Namun bagi yang lemah aqidahnya, ia pasti
terpedaya oleh mereka. Ia akan melatahi guru sesat
tersebut. Atau minimal meyakini guru sesat itu punya

kelebihan, punya keahlian, punya pangkat dan kedudukan
yang tinggi. Ia akan menyan-jungnya mati-matian bahwa
dia punya keahlian ini, punya kepandaian itu dan lain
sebagainya. Lantas ia akan mengikuti dan membenarkan
seluruh ucapannya. Hing-ga ia terseret ke dalam ajakan
guru sesat itu, maka kejahatan dan kerusakan semakin
meluas. Itulah salah satu malapetaka akhir zaman!
Demikian pula yang datang dengan gelar insinyur,
arsitektur, developer, instruktur dan lainnya yang berge-rak
di bidangnya masing-masing. Orang-orang jahil memuji
mereka, dengan mengatakan: "Mereka mengua-sai teknologi
yang tidak kita kuasai, mereka ahli dalam memproduksi
barang-barang dan merancang bangunan. Dengan demikian
orang-orang jahil itu terpikat dan gan-drung kepada
mereka. Tanpa menyadari bahwa mereka itu sebenarnya
budak-budak dunia. Dan tanpa menya-dari juga bahwa
mereka adalah orang kafir dan fasik yang tidak pernah ke
masjid, tidak pernah menunaikan shalat dan tidak pernah
membaca Al-Qur'an.
Seorang muslim yang celaka tanpa terasa telah
menyanjung-nyanjung mereka, terpedaya dengan mere-ka,
memuji mereka dengan sifat amanah, faham, kuat dan
bertanggung jawab dalam menangani tugas.
Orang-orang jahil yang kepincut dengan mereka tidak
menyadari bahwa sebenarnya mereka melakukan hal itu
untuk memperdaya orang banyak, dan agar orang lain
memuji mereka, sekalipun pekerjaan mereka seram-pangan.
Kita katakan kepada orang jahil itu: "Apabila Anda
mengagumi mereka, belajarlah baik-baik seperti mereka lalu
terapkan! Dengan catatan pelajarilah hal-hal yang
bermanfaat saja dan hindarilah hal yang jelek-jelek. Sebab,
bukankah Anda telah mengetahui bahwa niat mereka jelek?
Meskipun mereka dikaruniai ilmu pengetahuan duniawi.
Yang tidak lain hanyalah kese-nangan yang
memperdayakan.

7-Promosi-promosi Terselubung

Termasuk fitnah pada hari ini adalah promosi-promosi
terselubung yang banyak disebarkan oleh orang-orang kafir
dan fasik melalui saluran-saluran komunikasi (programprogram
radio dan televisi), majalah, koran, buku dan
selebaran-selebaran. Orang-orang jahil kem-bali menjadi
korban dengan mengkonsumsi barang-barang itu. Mereka
pun percaya dengannya, meyakini kebenarannya dan
akhirnya terpedaya lantas mereka sendiri pula yang
menyiarkannya lewat program-program radio dan televisi.
Mengagumi keyakinan dan ibadah orang-orang kafir dan

fasik itu, serta mengagumi karya-karya mereka, dan
menyebarkannya melalui tulisan-tulisan dan surat kabar
serta mencantumkan di dalam-nya foto-foto hasil produksi
mereka.
Bahkan ada juga orang jahil yang memuji-muji aga-ma
mereka dan mencela dienul Islam. Melecehkan aqidah dan
budaya kita tanpa kita sadari.
Orang-orang awam melahap semua itu melalui siaransiaran
radio yang mereka pancarkan dan buku-buku serta
koran-koran yang mereka sebarkan.
Hal ini merupakan bahaya besar yang dapat me-nerkam
setiap orang jahil yang tidak punya tameng ilmu untuk
menangkis syubhat-syubhat tersebut. Bisa saja hatinya
terkena syubhat-syubhat itu. Lalu ia akan sulit melepaskan
diri darinya. Jika syubhat yang disebarkan oleh juru
dakwah, kaum fasik dan orang-orang yang punya maksud
jelek serta para ahli bid'ah melalui siaran-siaran dan bukubuku
ini menimpa seseorang maka tidak akan selamat
darinya kecuali orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang
cukup sehingga ia dapat membantahnya dan menjelaskan
kesesatan-kesesatan yang terdapat di dalamnya kepada
orang lain.

8-Berteman Dengan Anak-anak Nakal

Termasuk fitnah pada zaman ini yang tidak kalah
berbahaya adalah teman-teman yang nakal. Seorang insan
bisa saja terpengaruh oleh temannya, ayahnya, saudaranya
atau sahabatnya. Sehingga ia berbuat seperti tingkah laku
teman-temannya itu. Sementara teman-temannya itu
adalah anak-anak nakal yang selalu meng-ajaknya berbuat
maksiat dan menjauhkannya dari ketaatan. Jelas, berteman
dengan anak-anak nakal ini merupakan fitnah (bahaya)
yang sangat besar.
Jalan yang harus ditempuh seseorang untuk mele-paskan
dirinya dari bahaya ini adalah senantiasa bersa-bar dan
terus memperteguh kesabarannya. Memegang teguh
kebenaran walau bagaimana pun kondisinya. Hendaklah
kamu bersabar apabila teman sekelasmu atau kawan
sekantormu seorang yang fasik dan suka berbuat maksiat,
lalu mengejekmu karena kamu meninggikan kain celanamu
sementara ia musbil (mela-buhkannya hingga melebihi mata
kaki), atau menge-jekmu karena kamu memanjangkan
jenggot sementara ia mencukurnya, atau mengejekmu
karena kamu bersi-kap zuhud, wara', selalu menjaga shalat
lima waktu berjama'ah, tidak menonton film dan tidak
mendengar-kan musik. Bahkan kadang kala ia mengajakmu
untuk meninggalkan ketaatan-ketaatan tersebut dan
merayumu untuk menyertainya berbuat maksiat dan

kemungkaran. Jika demikian kondisinya, hendaklah kamu
bersabar dan jangan sekali-kali terpedaya dengannya.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan jalan
keluar bagimu. Karena teman-teman yang fasik itu -
siapapun orangnya- memang sangat besar bahayanya, dia
itu saudara, ayah, anak, teman, guru atau yang lainnya.
Oleh sebab itu pula kamu harus ekstra hati-hati karena
ucapan mereka sangat besar pengaruhnya. Se-orang insan
yang diberi karunia ilmu pengetahuan meyakini bahwa ia
berada di atas kebenaran pasti tidak akan terpedaya dan
condong kepada mereka./


BAGAIMANA SOLUSINYA?

Banyak sekali jalan keluar dari fitnah dan kemung-karan
yang menghadang kaum muslimin pada zaman ini yang
tidak mungkin disebutkan satu per satu di sini. Namun kita
akan sebutkan satu di anta-ranya, yang merupakan solusi
utama dan asas dalam menanggulanginya. Siapa saja yang
menemui jalan ini ia pasti termasuk orang-orang yang
selamat dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Jalan itu adalah menuntut ilmu!
Ilmu merupakan jalan keselamatan dari fitnah-fitnah
tersebut. Yaitu ilmu yang benar sebagai faktor utama
penjamin keselamatannya dari fitnah. Setiap orang yang
mendapat karunia ilmu maka ia berada di bawah naungan
cahaya terang yang berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui cara selamat dari kebinasaan.
Ilmu yang dimaksud di sini adalah ma'rifatullah (mengenal
Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan dalil-dalil), memahami
syariat-Nya, hak-hak-Nya, hukum-hukum-Nya, janji-janji
serta ancaman siksa-Nya. Pertama kali camkanlah bahwa
engkau adalah hamba Allah. Engkau tidak diciptakan-Nya

secara sia-sia. Ketahuilah bahwa Dia-lah Rabb yang telah
menciptakan engkau, dan Dia-lah yang mengatur engkau.
Renungilah hal itu dengan melihat tanda-tanda kebesaran-
Nya baik yang tersirat maupun yang tersurat. Yakinilah
bahwa Dialah Allah yang mengatur dan memi-liki engkau,
yang telah mencurahkan nikmat-nikmat-Nya yang tiada
terhingga kepada engkau.
Dan ketahuilah bahwa engkau hanyalah seorang makhluk.
Milik Sang Pencipta dan Pemberi rezeki. Eng-kau sangat
membutuhkan-Nya setiap saat. Dan engkau telah
menikmati nikmat-nikmat-Nya yang terus mengalir tanpa
henti.
Lalu sadarilah bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
membebani engkau, yaitu dengan perintah dan larangan-
Nya. Dia memerintahkan dan mewajibkan engkau beribadah
serta melarang dan memperingatkan engkau dari perka-ra
haram supaya dijauhi. Perkara-perkara di atas wajib engkau
ketahui. Pelajari dan tekunilah karena hal itu tidaklah sulit,
bacalah Al-Qur'an dan kitab-kitab As-Sunnah seperti
Shahih Al-Bukhari, Muslim dan lainnya. Di sana pasti
engkau dapati pelipur lara dan obat yang manjur untuk
setiap penyakit. Di sana juga engkau dapati kewa-jibankewajiban
ibadah seperti shalat, thaharah (bersuci), dan
rukun-rukun Islam lainnya. Di dalamnya juga terdapat
keterangan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan
perkara-perkara mubah yang boleh kita nikmati untuk
menyam-bung hidup, dan juga menjelaskan perkaraperkara
haram dan sejenisnya.
Jika hal itu sudah engkau fahami, maka selanjut-nya
ketahuilah bahwa di sana ada pahala dan siksa. Yaitu
bilamana seorang hamba menjaga kewajiban-kewajiban
ibadah itu, niscaya Allah akan memberinya pahala.
Demikian pula bila ia menjauhi perkara haram semata-mata
melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, ia akan
diberi oleh-Nya pahala yang besar. Dan sadarilah bahwa
jika ia melakukan perkara haram itu atau menganggapnya
remeh (menganggapnya hal biasa sehingga dilanggar-nya),
niscaya Allah akan menyiksanya. Apabila ia meninggalkan
kewajiban, maka Allah akan menyiksanya karena itu. Dan
siksaan itu ada yang disegerakan ada pula yang
ditangguhkan, sebagaimana juga halnya pahala.
Bilamana semua itu telah engkau resapi, apakah engkau
masih berbuat durhaka kepada Allah? Apakah engkau
masih bisa terkicuh lantas berbuat maksiat? Maka dari itu,
pelajarilah aqidah yang benar agar engkau tidak tertipu oleh
juru-juru dakwah yang sesat, para ahli bid'ah, mu'tazilah
dan lainnya. Ketahuilah bahwa aqidahmu akan senatiasa

lurus selama engkau mempelajari aqidah Ahlus Sunnah dan
berpegang teguh dengannya. Selanjutnya setelah engkau
mengetahui perintah dan larangan Allah Subhanahu wa
Ta'ala, pahala dan siksa-Nya, janganlah sekali-kali engkau
terima ajakan yang membu-atmu malas beribadah dan
menjerumuskanmu ke dalam perbuatan haram. Anggaplah
orang yang mengajak itu sebagai juru-juru kesasatan dan
fitnah, yang merupakan cobaan Allah Subhanahu wa Ta'ala
terhadap orang-orang jahil.
Mengetahui perkara-perkara tersebut merupakan asas
dalam meraih keselamatan. Demikianlah terapi yang sangat
gampang dan mudah. Dan alhamdulillah, di negara kita ini
sarana dan prasarana menuntut ilmu mudah didapatkan.
Sarana-sarana itu sebagai berikut:

Majlis-majlis ilmu

Banyak sekali majlis-majlis ilmu yang diasuh oleh para alim
ulama, mereka membacakan kitab-kitab ilmu di sela-sela
waktu kosong. Engkau dapat mempelajari aqidah, hukum,
nasihat-nasihat dan ilmu-ilmu lainnya. Jangan terlalu
terpaku dengan pelajaranmu di sekolah atau madrasah
yang hanya diperoleh dari guru saja. Karena pada
umumnya mereka juga tidak memberikan porsi materi
pelajaran yang memadai.

Rajin bertanya

Banyak sekali ulama-ulama yang dapat engkau hu-bungi
melalui telepon ataupun bertatap muka langsung, supaya
engkau dapat memetik ilmu yang bermanfaat dan benar
melalui mereka.

Buku-buku yang bermanfat

Banyak sekali buku-buku karangan ahli ilmu yang telah
dicetak dan direvisi. Sehingga terjaga keakuratan dan
kevalidan penisbatan buku-buku itu kepada penulis
aslinya. Mereka adalah ulama pewaris nabi yang dapat
dipegang ucapannya. Sandaran mereka adalah Al-Qur'an
dan As-Sunnah. Engkau dapat memiliki buku-buku tersebut
dan dapat engkau baca dan telaah. Dan pergunakan-lah
kitab-kitab syarah yang dapat dipercaya dan steril dari
bid'ah-bid'ah untuk membantu memahaminya. Dengan
demikian aqidah dan ilmu yang kamu miliki dapat terjaga
dan tidak ternodai.
Janganlah engkau campur adukkan ilmu yang be-nar
dengan ilmu yang menyimpang. Sebab di sana ba-nyak
sekali beredar buku-buku ahli bid'ah, seperti buku-buku
Syi'ah Rafidhah, Al-Asy'ariyah, Mu'tazilah dan lain-lain.
Buku-buku tersebut ciri-cirinya sangat jelas, cukup engkau
kenali penulisnya, apakah ia seorang syi'i rafidhi (penganut

paham Syi'ah Rafidhah), atau seorang mu'tazili, asy'ari atau
yang lainnya. Jauhilah buku-buku mereka dan jangan
sekali-kali engkau membacanya. Jika engkau tidak
mengetahui buku yang harus dibaca, tanyakanlah kepada
para ulama, buku apa saja yang harus dibaca dan buku apa
saja yang harus dijauhi. Semoga engkau menjadi seorang
yang alim tentang Dienullah, insya Allah. Dengan jalur ilmu
itulah engkau akan selamat dari segala fitnah dan
kehancuran.

CAMKANLAH NASIHAT INI!

Sesungguhnya jalan keselamatan hanyalah satu, yaitu jalan
Allah yang lurus. Yang telah Allah sebutkan dalam firman-
Nya:
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku
yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu
mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya." (Al-An'am: 153)
Telah dinukil dari sebuah hadits shahih bahwa suatu ketika
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menarik sebuah
garis lurus, lalu menarik garis-garis ke kanan dan ke kiri
dari garis yang lurus itu. Kemudian beliau bersabda:
"Inilah (garis lurus) jalan Allah, sementara garis-garis ke
kanan dan ke kiri itu adalah jalan-jalan setan" , kemudian
beliau membaca ayat: "Dan bahwa (yang Kami perintahkan)
ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya."
(HR. Ahmad dan Ad-Darimi)

Sebagian ulama mencontohkannya dengan pelepah kurma
yang menjulur hingga ke tanah. Sekiranya seekor serangga
merayap naik melalui batangnya, niscaya ia akan sampai ke
atas dan dapat menikmati buah kurma yang diinginkannya,
artinya ia telah selamat sampai ke tujuan. Lain ceritanya
jika ia naik melalui pelepah daun kurma yang menjulur ke
kanan dan ke kiri itu, baru saja ia mencoba merayap naik
pasti sudah terjatuh. Batang itulah jalan Allah, sementara
pelepah daun kurma itu adalah jalan-jalan setan. Jalan
Allah yang merupakan shiratul mustaqim sangat jelas
terlihat.
Sekarang ini kita berada pada zaman serba asing,
sebagaimana yang disebutkan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dalam se-buah hadits:
"Dienul Islam itu pada mulanya asing dan akan kembali
menjadi asing sebagaimana pada awalnya, maka Thuubaa
(kebahagian/Surga bernama thuu-baa) bagi para ghuraba'."
(HR. Muslim)
Ada beberapa riwayat lainnya yang menjelaskan pengertian
ghuraba' sebagai berikut: "Mereka adalah orang-orang yang
memelihara agamanya dari fitnah-fitnah." Setiap kali fitnah
datang menimpa harta, diri dan agamanya, ia akan
menjauh menyelamatkan diri. Hingga agamanya tetap
terjaga. Sebagaimana disebutkan Rasu-lullah shallallahu
'alaihi wasallam dalam sebuah hadits:
"Pada akhir zaman nanti sebaik-baik harta kalian adalah
kambing-kambing yang digembalakannya di puncak-puncak
bukit dan tempat-tempat penggem-balaan, menjauhkan diri
dari fitnah-fitnah demi menjaga agamanya."
Orang-orang yang menjaga nilai-nilai agamanya merekalah
yang disebut ghuraba', dan merekalah yang mendapat doa
dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Berbahagialah
para ghuraba'!"
Seorang muslim hanya selamat dengan memegang teguh
nilai-nilai agamanya, ia harus mendahulukannya daripada
yang lain. Seperti yang disebutkan dalam hadits:
"Apabila datang cobaan/fitnah menimpamu, maka
korbankan hartamu. Jika tidak dapat diatasi dengan harta,
maka korbankanlah dirimu. Jangan sekali-kali kamu
korbankan agamamu!"
Camkanlah nasihat tersebut, kami berharap semo-ga setiap
muslim dapat mengembannya dengan sebaik-baiknya. Kita
memohon kepada Allah semoga Dia mengajarkan kita ilmu
yang bermanfaat, dan menjadikan kita orang-orang yang
mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling

baik di antaranya. Kita berlindung kepada-Nya dari ilmu
yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu', doa yang
tidak dikabulkan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala
menunjukkan kebenaran kepada kita dan memberikan
kekuatan bagi kita untuk mengikuti-nya. Dan
menampakkan kebatilan kepada kita serta memberikan
petunjuk kepada kita untuk menjauhinya. Tidak
menjadikannya samar sehingga kita tersesat. Kita memohon
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala semoga Dia
mengokohkan agama ini yang merupakan pelindung segala
urusan kita, dan menghindarkan kita dari fitnah-fitnah
yang nyata maupun terselebung. Sesungguhnya Dia Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Shalawat dan salam
semoga tercurah atas junjungan kita Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam, atas keluarga dan segenap
sahabat beliau.

Tidak ada komentar: