03 September 2012

MENGAPA RAMADHAN BERLALU, ANDA BERHENTI PULA BERIBADAH? (lanjutan)


2. Perbanyak Membaca Istighfar
Membaca Istighfar adalah perkara yang sangat mulia dan agung, sampai-samapai ulama mengajarkan untuk membacanya dengan beberapa alasan seperti :

a)Dalam melakukan amalan-amanal di bulan ramadhan yang lalu, dengan sengaja atau tidak pasti melakukan kesalahan yang berujung kepada timbulnya dosa. Jika amalan-amalan kebaikan dilipat –gandakan dalam bulan ramadhan, maka amalan –amalan dosapun demikian. Dengan demikian solusi yang terbaik tidak lain adalah segera melakukan istighfar sebelum menundanya dan terlambat.

b)Amalan ibadah puasa yang dilakukan oleh manusia tidak seratus persen sempurna, baik secara amalan, fisik, tingkat keihlasan dan sebagaianya. Salah satu penghapus kekurang sempurnaan tidak lain adalah dengan mengamalkan bacaan istighfar. Ibnu Rajab berkata :”amalan yang disertai istighfar, maka akan lebih khusuk setelah melakukan istighfar.” Dalil QS Albaqarah : 199. Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ayat ini menjelaskan bahwa setelah melakukan seuatu kebaikan yaitu wukuf di Arafah, maka diperintahkan untuk memohon ampunan. Hal imi sejalan dengan sabda rasul tentang wajibnya istighfar setelah melakukan shalat, membaca do’ kafaratul majelis sehabis thalabul ilmi. Bahkan secara khusus Ibnu Qoyim Al Jauziyah menegaskan setelah mengerjakan ibadah disunnahkan meminta amounan kepada Allah.

c)Banyak bersyukur kepada Allah Ta’ala atas berbagai keni’matan yang telah dianugerahkan kepada kita di bulan ramadhan. Apakah kenikmatan yang dimaksud disini keni’matan  dunia atau ukhrawi? Ternayata yang dimaksud adalah keni’matan ukhrawi seperti kenikmatan dapat menjalankan puasa, shalat lail, iftar,banyak beramal, banyak membaca qur’an. Hal ini didasarkan pada QS. Al Maidah 3 : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
Bentuk-bentuk dari rasa syukur meliputi :

1) Bersyukur dengan hati, mengakui dalam hati bahwa segala kenikmatan itu berasal dari pemberian Allah dan bukan karena capaian usaha kita belaka. Ini adalah sebagai pondasi yang pokok, karena jika hati tidak bisa bersyukur, maka segalanya akan rusak.

2)Bersyukur dengan Lisan, dilakukan dengan mengucapkan alhamdulillah, berta’bir dan menyebut sifat Allah dengan lisan untuk diri sendiri dan orang lain dengan niat harus ikhlash dan tidak takut riya’(lihat QS Ad Dhuha ayat terakhir)

3) Bersyukur dengan Anggota Badan  yakni melakukan amalan anggota badan dengan cara istiqomah melalui mempertahankan budaya ramadhan (puasa, membaca qur’an, shalat lai, banyak beramal). Hal Ini sebagaimana diungkapkan oleh Syaikh Muhammad Suda’is :”Jadilah hamba Allah, jangan jadikan dirimu hamba ramadhan. Barangsiapa yang beribadah hanya pada bulan ramadhan, maka ramadhan telah berakhir, barangsiapa beribadah karena Allah maka Allah tidak berakhir.” Rasulullah mengajarkan suatu do’a sbb:  Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Ketika seorang hamba berada pada waktu pagi, dua malaikat akan turun kepadanya, lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah pahala kepada orang yang menginfakkan hartanya.’ Kemudian malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil

Sumber : Kajian Rutin Ahad I di Masjid AsSunnah Bintaro, dengan pemateri : Ustadz Nuzul Dzikri, Lc.(02-09-2012)

Tidak ada komentar: