2. Perbanyak Membaca
Istighfar
Membaca Istighfar adalah perkara yang sangat mulia dan
agung, sampai-samapai ulama mengajarkan untuk membacanya dengan beberapa alasan
seperti :
a)Dalam melakukan amalan-amanal di bulan ramadhan yang
lalu, dengan sengaja atau tidak pasti melakukan kesalahan yang berujung kepada
timbulnya dosa. Jika amalan-amalan kebaikan dilipat –gandakan dalam bulan
ramadhan, maka amalan –amalan dosapun demikian. Dengan demikian solusi yang
terbaik tidak lain adalah segera melakukan istighfar sebelum menundanya dan
terlambat.
b)Amalan ibadah puasa yang dilakukan oleh manusia tidak seratus
persen sempurna, baik secara amalan, fisik, tingkat keihlasan dan sebagaianya. Salah
satu penghapus kekurang sempurnaan tidak lain adalah dengan mengamalkan bacaan
istighfar. Ibnu Rajab berkata :”amalan yang disertai istighfar, maka akan lebih
khusuk setelah melakukan istighfar.” Dalil QS Albaqarah : 199. Kemudian
bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan
mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Ayat ini menjelaskan bahwa setelah
melakukan seuatu kebaikan yaitu wukuf di Arafah, maka diperintahkan untuk
memohon ampunan. Hal imi sejalan dengan sabda rasul tentang wajibnya istighfar
setelah melakukan shalat, membaca do’ kafaratul majelis sehabis thalabul ilmi.
Bahkan secara khusus Ibnu Qoyim Al Jauziyah menegaskan setelah mengerjakan
ibadah disunnahkan meminta amounan kepada Allah.
c)Banyak bersyukur kepada Allah Ta’ala atas berbagai keni’matan
yang telah dianugerahkan kepada kita di bulan ramadhan. Apakah kenikmatan yang
dimaksud disini keni’matan dunia atau
ukhrawi? Ternayata yang dimaksud adalah keni’matan ukhrawi seperti kenikmatan
dapat menjalankan puasa, shalat lail, iftar,banyak beramal, banyak membaca qur’an.
Hal ini didasarkan pada QS. Al Maidah 3 : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu.
Bentuk-bentuk
dari rasa syukur meliputi :
1) Bersyukur dengan hati, mengakui dalam hati bahwa segala
kenikmatan itu berasal dari pemberian Allah dan bukan karena capaian usaha kita
belaka. Ini adalah sebagai pondasi yang pokok, karena jika hati tidak bisa
bersyukur, maka segalanya akan rusak.
2)Bersyukur dengan Lisan, dilakukan dengan mengucapkan
alhamdulillah, berta’bir dan menyebut sifat Allah dengan lisan untuk diri
sendiri dan orang lain dengan niat harus ikhlash dan tidak takut riya’(lihat QS
Ad Dhuha ayat terakhir)
3) Bersyukur dengan Anggota Badan yakni melakukan amalan anggota badan dengan
cara istiqomah melalui mempertahankan budaya ramadhan (puasa, membaca qur’an,
shalat lai, banyak beramal). Hal Ini sebagaimana diungkapkan oleh Syaikh
Muhammad Suda’is :”Jadilah hamba Allah, jangan jadikan dirimu hamba ramadhan.
Barangsiapa yang beribadah hanya pada bulan ramadhan, maka ramadhan telah
berakhir, barangsiapa beribadah karena Allah maka Allah tidak berakhir.” Rasulullah
mengajarkan suatu do’a sbb: Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw.
bersabda, “Ketika seorang hamba berada pada waktu pagi, dua malaikat akan turun
kepadanya, lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah pahala kepada orang yang
menginfakkan hartanya.’ Kemudian malaikat
yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil”
Sumber : Kajian Rutin Ahad I di Masjid AsSunnah Bintaro, dengan pemateri : Ustadz Nuzul Dzikri, Lc.(02-09-2012)
Sumber : Kajian Rutin Ahad I di Masjid AsSunnah Bintaro, dengan pemateri : Ustadz Nuzul Dzikri, Lc.(02-09-2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar