Tersebut dalam hadits
shahih dari Nabi r bahwa beliau bertakbir setiap kali
sampai pada Hajar Aswad. dan pada antara rukun Yamanai dan Hajar Aswad beliau
membaca do’a :
}ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا
عذاب النار{.
“Ya
Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jauhkan
kami dari siksaan api neraka.”
Dan beliau
bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya thawaf di
Ka’bah, di Shafa dan Marwa, dan melempar Jumrah ditetapkan untuk mendirikan
zikir kepada Allah.”
Kesalahan yang dilakukan
oleh sebagian jamaah haji dalam hal ini adalah menghususkan do’a-do’a
tertentu pada setiap putaran dan tidak membaca do’a yang lain. Sehingga sering
terjadi pemenggalan atau pemotongan do’a meskipun tinggal satu kata karena satu
putaran telah sempurna sebelum do’anya selesai lalu berpindah kepada bacaan
do’a lain yang khusus untuk putaran berikutnya. Begitu juga jika bacaan do’anya
selesai sebelum putaran habis, ia hanya diam saja dan tidak membaca apa-apa.
Tidak pernah disebutkan
dari Rasulullah r bahwa dalam thawaf ada do’a khusus untuk
setiap putaran. Syekh Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah- pernah mengatakan : “tidak
ada di dalamnya(yakni thawaf) zikir tertentu
dari Rasulullahr baik dengan perintah,
ucapan, atau ajarannya. Bahkan beliau membaca do’a dalam thawaf dengan semua
do’a-do’a yang masyru’. Dan apa yang dibaca oleh kebanyakan orang berupa do’a
tertentu di bawah mizab dan yang serupa tidak mempunyai dasar dan alasan.”
Untuk itu, seorang yang
sedang thawaf hendaknya berdo’a dengan do’a apa saja yang disenanginya dari
kebaikan dunia dan akhirat, dan menyebut Allah dengan zikir-zikir yang masyru’
berupa : tasbih, tahmid, tahlil, takbir, atau membaca Al-Qur’an.
Diantara kesalahan yang
dilakukan sebagian jamaah adalah mengambil do’a dari kumpulan do’a-do’a (yang
sudah terbukukan), kemudian berdo’a dengan do’a-do’a tersebut tanpa tahu
maknanya. padahal do’a-do’a tersebut mungkin saja ada yang salah cetak atau
salah tulis yang mengakibatkan maknanya bertolak belakang, sehingga do’a
tersebut bukan untuk kebaikan dirinya tapi justru untuk kejelekan dirinya tanpa
disadari. Kami pernah menyaksikan keanehan yang unik ini.
Andaikata orang yang
sedang thawaf tersebut berdo’a kepada Tuhannya dengan do’a-do’a yang ia
kehendaki, yang ia ketahui, dan ia harapkan maksud do’a tersebut terlaksana, tentu labih baik dan tentu lebih
bermanfaat baginya, dan berarti lebih mengikuti Rasulullah r.
Di antar kesalahan yang
dilakukan oleh sebagian jamaah haji
adalah thawaf
berombongan dibawah pimpinan seorang komando yang membacakan do’a untuk mereka
dengan suara keras dan diikuti oleh rombongannya dangan satu suara, sehinga
suara-suara keras bermunculan dan terjadilah suara ribut, orang lain yang
sedang thawaf terganggu, dan tidak tahu apa yang sedang dibaca. Hal ini bisa
menghilangkan kekhusyu’an dan mengganggu saudara-saudara kita hamba-hamba Allah
Ta’ala di tempat yang aman ini. Padahal Rasulullah r pernah mendatangi
orang-orang yang shalat dan bersuara keras dalam bacaan mereka, dan beliau
bersabda :
[كلكم يناجي ربه، فلا يجهر بعضكم على بعض في القرآن].
“Masing-masing
anda sedang bermunajat kepada Tuhannya, maka hendaknya masing-masing jangan
saling bersuara keras dalam bacaan Al-Qur’an.” (Riwayat Malik dalam Muwatta’,
dan Ibnu Abdil Barr mengatakan: hadits tersebut shahih).
Sumber : Kitab
Haji dan Umrah dan kesalahan yang dilakukan oleh sebagian umat ,
karya: Syaikh Muhammad Shalih Al
‘Utsaimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar